Maraknya transaksi sex yang terjadi diarena balap liar, memicu tingkat pramuriaan dikalangan gadis muda, menjadi semakin tidak terkendali.

Fenomena gadis muda yang berboncengan 3, bercelana super mini, tanpa helm + kebut-kebutan tanpa menghiraukan pengguna jalan lainnya.

Justru menjadi hal yang membanggakan buat mereka, tanpa disadari justru mereka terjerumus dalam krisis eksistensi yang semakin parah. ditambah pula keberadaan sosial media yang memberi akses mudah, semua bisa dijalankan hanya dengan 1 unit HH(HandHeld) produksi negara tetangga sebelah.

Seandainya kita mau mencermati sedikit saja kebelakang, ternyata krisis yang memburuk dikarenakan, kurangnya orang tua dalam pendidikan dasar didalam rumah, sehingga mereka menjadi bola liar yang semakin tidak terkendali

Salah satu cara meredam fenomena luarbiasa ini adalah, mengembalikan seluruh tatanan hidup yang berlandaskan keArifan Lokal Nusantara, yang sudah diterapkan Nenek Moyang sejak ratusan, bahkan ratusan ribu tahun yang lalu, bahkan hingga detik ini belum pernah kita mendengar Para Leluhur kita melakukan hal yang memalukan diri mereka sendiri.

Hal yang tersebut diatas akan semakin meluas, tanpa kita sadari mulai menggerogoti Budaya bangsa, yang notabene adalah cikal bakal peradaban bangsa- bangsa didunia.

Sekarang sudah saatnya bahu membahu, untuk memperbaiki hal- hal yang semakin menjauhkan kita kepada jatidiri bangsa.

Hentikan praktik asusila yang bermuara kepada tingkat pramuriaan yang semakin dalam.

Semoga Nusantara yang kita cinta, terus harum sampai titik darah penghabisan…..

Ingat darah para pendahulu kita yang sudah ditumpahkan, akan sia-sia belaka dengan kita yang hanya diam, berpangku tangan tanpa berbuat sesuatu

Jayalah Nusantaraku

Salam Nusantara