Korban pengeroyokan

TRIBUNNEWS, JAKARTA - Seorang pemuda bersama segerombolan teman-temannya menganiaya Mia Nuraeny (16) mantan pacar serta kedua rekan Mia yakni Soni (16) dan Surya Atmaja (16). Penganiayaan diduga karena tidak rela cintanya bertepuk sebelah tangan.

Akibatnya, Mia harus rela meregang nyawa akibat dihabisi dengan menggunakan sebuah gir sepeda motor, sedangkan kedua rekannya menderita sekujur tubuh akibat dikeroyok massa para pelaku. Peristiwa mengenaskan tersebut bermula saat Soni bersama Surya yang hendak menjemput Mia berboncengan di sebuah rumah kos Mia di Jalan H Mainun, RT 09/02 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (12/3/2014) malam sekira pukul 01.00 WIB.

Sesampainya di rumah kos, kedua sekawan itu kemudian saling bertukar sepeda motor, Soni berboncengan dengan kekasihnya Mia, sedangkan Surya mengendarai sepeda motor seorang diri.

Rencana tinggal harapan, sesaat keduanya bertukar sepeda motor, secara tiba-tiba datang sekawanan pelaku berjumlah delapan orang dengan menggunakan sepeda motor menghampiri dan mengejar ketiganya. Merasa terancam, aksi kejar-kejaran pun tidak terhindarkan. Ketiganya diteriaki maling dan berusaha dijatuhkan oleh kawanan pelaku.

Namun, Surya yang naik sepeda motor seorang diri akhirnya berhasil menendang salah satu sepeda motor yang mengejarnya hingga terjatuh ke got. Sementara, Soni yang berboncengan dengan Mia berhasil disusul oleh tiga sepeda motor lainnya. Tetapi aksi kejar-kejaran tersebut tidak berjalan lama, saat ketiganya sampai di Jalan Poncol, tepatnya RT 06/07 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Soni yang berusaha mengimbangi kecepatan sepeda motor lawan akhirnya kehilangan kendali dan menabrak sepeda motor yang ditumpangi Suryo. Ketiganya pun jatuh tepat di depan sebuah Toko Bangunan di Jalan Poncol Raya RT 06/07 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Mia yang tidak memakai helm jatuh tersungkur di pinggir jalan dengan kondisi kepala bocor dan tidak sadarkan diri. Sementara Surya dan Soni yang berhasil bangkit mencoba melarikan diri berpencar pada simpang Jalan Poncol yang hanya berjarak sekitar 20 dari lokasi jatuh mereka.

Tidak puas dengan apa yang dialami ketiga korban, kawanan pemuda yang kini sudah diamankan Polsek Cilandak itu masih mengejar Soni dan Surya. Setelah berlari sekitar 100 meter, Soni yang merasa kewalahan akhirnya menyerah di Jalan Bahari, tepatnya di depan gerbang Terogong Resident Cilandak, Jakarta Selatan.

"Dia jadi bulan-bulanan sama yang ngejar. Dihajar pakai gir motor. Bilangnya sih maling, tapi kita heran, yang dipukulin sama yang mukulin kita enggak kenal, bukan warga sini," jelas seorang petugas keamanan Terogong Resident yang enggan disebutkan identitasnya tersebut.

Ditemui terpisah, Halim (60) warga Jalan Poncol RT 06/07 mengungkapkan, sesaat ketiga korban terjatuh, Mia terlihat ditinggal seorang diri. Para warga yang ramai berkumpul pun tidak berani untuk mengevakuasi karena luka Mia terlihat parah.
"Perempuannya jatuh di depan rumah Material punya Pak RT, kondisinya berdarah, kita enggak berani dekat karena takut disalahin. Tapi yang kejar-kejaran itu terus kabur ninggalin perempuannya sendiri. Katanya sempat ribut di depan Terogong Residen," ujarnya sembari menunjukan luasan darah Mia yang malam itu mengucur hebat.

Sementara itu, Andi (20) sepupu Mia yang ditemui di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati mengatakan, kalau dirinya tidak mengetahui pasti peristiwa yang menewaskan sepupunya tersebut.

Akan tetapi dirinya mengaku kalau pada malam kejadian, Soni memang hendak menjemput Mia dari kosan untuk pulang ke rumah.

"Tapi kalau kata pacarnya Mia si Soni, bilangnya dia mau jemput buat nganter pulang, tapi tahu-tahu dikejar sama empat motor. Katanya sih mantan pacar Mia yang cemburu karena nggak mau diputusin," jelasnya.

Lebih lanjut ungkapnya, dikatakan Andi kalau peristiwa yang menewaskan Mia bukan karena luka jatuh atau benturan pada kepala Mia, tetapi terlihat luka robek berukuran besar seperti terkena benda tajam berbentuk melingkar mulai dari bagian kening sampai bagian belakang kepala.

Khaerudin (45) sang ayah yang terlihat sangat terpukul dengan peristiwa yang merenggut nyawa anaknya pun tidak menyangka kalau anak bungsu dari dua bersaudara tersebut meninggalkan keluarga secara tragis. Dirinya pun berharap agar pelaku dapat dihukum seberat beratnya.

"Nggak nyangka saja bisa kaya begini. Padahal sore tadi (kemarin) sempet saya telepon, katanya mau pulang jam tujuh malem, mamanya juga udah telepon," jelasnya sedih.

"Kalau motif benarnya saya nggak tahu, tapi yang jelas kalau pelaku nggak mau diputusin sama anak saya, saya mau dia (pelaku-red) dihukum seberat-beratnya," tutupnya.

Sementara itu, Kapolsek Cilandak, Kompol Sungkono mengatakan kalau pihaknya sudah berhasil mengamankan sebanyak enam dari sebanyak delapan orang pelaku yang terbukti menghabisi korban. keseluruhannya masih dalam pemeriksaan terkait penganiayaan tersebut.

"Anggota kita bekerja cepat, begitu dapat laporan adanya penganiayaan, anggota langsung terjun ke TKP (Tempat Kejadian Perkara-red). Kami sudah amankan enam dari delapan pelaku sekaligus barang buktinya. Sedangkan dua orang lainnya sudah kami dapat identitasnya dan dalam pengejaran sekarang," jelasnya. (Dwi Rizki)

Sumber:
http://pontianak.tribunnews.com/2014...teman-pacarnya

Belum habis ingatan tentang kasus Ade Sara, skrg muncul lagi Psychopath baru...
Da mulai menyebarkah Virus Efek Cemburu HAFIDT-ASYIFFA??