- Beranda
- Berita dan Politik
Gunung Slamet erupsi, ada pendaki yang sedang berada di puncaknya
...
TS
manusiarender
Gunung Slamet erupsi, ada pendaki yang sedang berada di puncaknya
Spoiler for erupsi dari deket:
foto diambil oleh salah satu pendaki, udah jadi headline koran lokal
Quote:
Purwokerto - Ada sejumlah pendaki di dekat puncak saat Gunung Slamet menggeliat. Mereka tidak menyangka gunung tertinggi di Jawa Tengah itu mengeluarkan asap tebal. Kepanikan melanda saat gemuruh dan getaran berujung pada mengepulnya asap pekat.
Foto ini diambil salah seorang pendaki. Awalnya, pose orang-orang di dalam foto terlihat santai. Mereka bermaksud mengabadikan diri dengan background puncak gunung. Dalam hitungan detik sebelum tuts kamera dipencet, ada gemuruh dan asap tebal keluar.
Karena kaget, para pendaki langsung berhamburan. Mereka berlarian menjauh dari puncak gunung yang berada di ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut itu.
Letusan pertama terjadi sekitar pukul 10.00, Senin (10/3) kemarin. Letusan kedua disertai dentuman. "Kita langsung lari karena panik," kata Himawan L Nugraha (22) pendaki asal Purwokerto, Selasa (11/3/2014).
"Asap mengarah ke selatan (Baturaden Banyumas)," ungkapnya.
Himawan mendaki bersama 8 temannya dan berangkat dari pos pendakian Bambangan Purbalingga, Minggu (9/3) malam. Keesokan paginya mereka sampai puncak. Meski baru menikmati puncak, mereka memilih turun karena mendengar gemuruh terus-terusan.
"Pas letusan ketiga suaranya lebih besar. Bahkan asap itu sudah ada di atas kepala. Untung ada angin sehingga asap itu pecah," ujar Himawan yang tiba di pos Bambangan sekitar pukul 16.30 WIB.
Himawan mengaku beruntung bisa turun dengan selamat. Pada malam harinya, status gunung dinaikkan dari Normal (level 1) ke Waspada (level 2). "Saya sempat terluka karena tersandung batu akibat panik," tutup mahasiswa ini.
sumber
Foto ini diambil salah seorang pendaki. Awalnya, pose orang-orang di dalam foto terlihat santai. Mereka bermaksud mengabadikan diri dengan background puncak gunung. Dalam hitungan detik sebelum tuts kamera dipencet, ada gemuruh dan asap tebal keluar.
Karena kaget, para pendaki langsung berhamburan. Mereka berlarian menjauh dari puncak gunung yang berada di ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut itu.
Letusan pertama terjadi sekitar pukul 10.00, Senin (10/3) kemarin. Letusan kedua disertai dentuman. "Kita langsung lari karena panik," kata Himawan L Nugraha (22) pendaki asal Purwokerto, Selasa (11/3/2014).
"Asap mengarah ke selatan (Baturaden Banyumas)," ungkapnya.
Himawan mendaki bersama 8 temannya dan berangkat dari pos pendakian Bambangan Purbalingga, Minggu (9/3) malam. Keesokan paginya mereka sampai puncak. Meski baru menikmati puncak, mereka memilih turun karena mendengar gemuruh terus-terusan.
"Pas letusan ketiga suaranya lebih besar. Bahkan asap itu sudah ada di atas kepala. Untung ada angin sehingga asap itu pecah," ujar Himawan yang tiba di pos Bambangan sekitar pukul 16.30 WIB.
Himawan mengaku beruntung bisa turun dengan selamat. Pada malam harinya, status gunung dinaikkan dari Normal (level 1) ke Waspada (level 2). "Saya sempat terluka karena tersandung batu akibat panik," tutup mahasiswa ini.
sumber
Quote:
PURWOKERTO, SATELITPOST– Perjalanan Tim Madu Kebut Gunung untuk mengibarkan bendera Golkar serta spanduk Ketua Umum KNPI yang juga caleg DPR RI dari Golkar, Taufan Eko Nugroho Rotorasiko diwarnai dengan adanya erupsi di Gunung Slamet. Beruntung tim yang beranggotakan sembilan pendaki tersebut bisa turun dengan selamat.
Tim yang dipimpin oleh Tri Agus Triono ini sampai di puncak pukul 09.30 WIB. Hanya berselang beberapa menit kemudian, terjadi erupsi pertama dan setelah itu terjadi erupsi kembali sampai tiga kali dalam waktu kurung dari 20 menit.
“Seharusnya saat terjadi erupsi, kami sudah dalam posisi turun, tetapi karena semalam hujan lebat, sehingga waktu pendakian molor, menunggu hujan reda. Saat erupsi pertama terjadi, kita hanya berjarak sekitar 50 meter dari bibir kawah,” katanya.
Semua anggota tim langsung berlari menjauh dari kawah. Pada saat yang bersamaan juga ada beberapa rombongan pendaki lain. Tim Madu Kebut Gunung sempat membantu mengevakuasi rombongan pendaki dari Pekalongan dan Jakarta.
“Kami ikut membantu mengevakusi beberapa pendaki, namun yang di atas masih ada sekitar 30 pendaki saat kita turun, tetapi sudah langsung kita laporkan kepada petugas,” kata Triono.
Menurut Triono, saat di puncak, ia sudah merasakan perbedaan tekanan udara, di mana kadar oksigennya lebih rendah. Sehingga ia sempat menyampaikan ke tim, untuk cepat-cepat turun.
“Firasat saya benar, baru sekitar 10 menit di puncak, langsung terjadi erupsi. Tetapi misi utama kita tetap bisa terlaksana, yaitu mengibarkan bendera Partai Golkar serta spanduk Mas Taufan di puncak Gunung Slamet,” katanya.
Kedatangan Tim Madu Kebut Gunung disambut langsung oleh Taufan Eko Nugroho Rotorasiko. Taufan menyatakan rasa harunya atas perjuangan sahabat-sahabat Taufan untuk mengibarkan bendera Golkar serta spanduknya di puncak gunung. Terlebih lagi, usaha tersebut tidak mudah, karena bebarengan dengan terjadinya erupsi yang diluar dugaan.
Selamat tim sudah kembali dengan selamat, meskipun ada yang mengalami luka. Saya kemarin juga kepikiran terus, saat mengetahui tim belum pulang ke markas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Hingga akhirnya beberapa sahabat menyusul ke Blambangan dengan membawa Tim SAR, tetapi Alhamdulillah semua pulang dengan selamat. Perjuangan ini tentu akan menjadi sejarah tersendiri bagi Golkar,” kata Taufan. (pan)
sumber
Tim yang dipimpin oleh Tri Agus Triono ini sampai di puncak pukul 09.30 WIB. Hanya berselang beberapa menit kemudian, terjadi erupsi pertama dan setelah itu terjadi erupsi kembali sampai tiga kali dalam waktu kurung dari 20 menit.
“Seharusnya saat terjadi erupsi, kami sudah dalam posisi turun, tetapi karena semalam hujan lebat, sehingga waktu pendakian molor, menunggu hujan reda. Saat erupsi pertama terjadi, kita hanya berjarak sekitar 50 meter dari bibir kawah,” katanya.
Semua anggota tim langsung berlari menjauh dari kawah. Pada saat yang bersamaan juga ada beberapa rombongan pendaki lain. Tim Madu Kebut Gunung sempat membantu mengevakuasi rombongan pendaki dari Pekalongan dan Jakarta.
“Kami ikut membantu mengevakusi beberapa pendaki, namun yang di atas masih ada sekitar 30 pendaki saat kita turun, tetapi sudah langsung kita laporkan kepada petugas,” kata Triono.
Menurut Triono, saat di puncak, ia sudah merasakan perbedaan tekanan udara, di mana kadar oksigennya lebih rendah. Sehingga ia sempat menyampaikan ke tim, untuk cepat-cepat turun.
“Firasat saya benar, baru sekitar 10 menit di puncak, langsung terjadi erupsi. Tetapi misi utama kita tetap bisa terlaksana, yaitu mengibarkan bendera Partai Golkar serta spanduk Mas Taufan di puncak Gunung Slamet,” katanya.
Kedatangan Tim Madu Kebut Gunung disambut langsung oleh Taufan Eko Nugroho Rotorasiko. Taufan menyatakan rasa harunya atas perjuangan sahabat-sahabat Taufan untuk mengibarkan bendera Golkar serta spanduknya di puncak gunung. Terlebih lagi, usaha tersebut tidak mudah, karena bebarengan dengan terjadinya erupsi yang diluar dugaan.
Selamat tim sudah kembali dengan selamat, meskipun ada yang mengalami luka. Saya kemarin juga kepikiran terus, saat mengetahui tim belum pulang ke markas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Hingga akhirnya beberapa sahabat menyusul ke Blambangan dengan membawa Tim SAR, tetapi Alhamdulillah semua pulang dengan selamat. Perjuangan ini tentu akan menjadi sejarah tersendiri bagi Golkar,” kata Taufan. (pan)
sumber
Quote:
TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan peningkatan aktivitas Gunung Slamet ditandai dengan meningkatnya jumlah gempa embusan serta tebal asap embusan yang semakin tinggi. Pemantauan visual gunung api itu pada 1-7 Maret 2014 mendapati asap putih tipis-tebal setinggi 25-600 meter dari puncak, lalu pada 8-10 Maret 2014 pengamatan visual mendapati ketinggian asap 25-1.000 meter dari puncak.
Rekaman aktivitas kegempaan gunung api itu juga mengalami peningkatan. Pada rentang 1-7 Maret 2014 terekam 1.209 kali gempa embusan, empat kali gempa vulkanis dangkal, serta satu kali gempa vulkanis dalam. Lalu, pada 8-10 Maret 2014 hingga pukul 1 siang, terekam 441 kali gempa embusan serta sembilan kali gempa vulkanis dangkal. (Baca: Gunung Slamet Waspada, Hujan Abu Mulai Turun)
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, mengatakan pemicu naiknya aktivitas Gunung Slamet yang asalnya berstatus normal itu diakibatkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan gunung api tersebut. "Rekomendasi agar masyarakat/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah Gunung Slamet," katanya, Senin, 10 Maret 2014.
Gunung Slamet Waspada, Tercatat 450 Gempa
kemon TS
Semoga Gunung Slamet cepat kembali ke status normal
Quote:
Diubah oleh manusiarender 12-03-2014 10:24
0
3.7K
Kutip
28
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya