AMBON, KOMPAS.com - Kandidat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Marzuki Alie menyebut dirinya akan mengundurkan diri jika terpilih sebagai presiden dan terbukti terlibat dalam tindak pidana korupsi. Hal itu ia sampaikan dalam acara debat kandidat Konvensi di Gedung Islamic Center, Kota Ambon, Selasa (11/3/2014).

"Saya akan memberi keteladanan. Kalau saya menjadi presiden, dan saya korupsi, saya akan mengundurkan diri. Kalau menteri, menterinya akan saya pecat," kata Marzuki.

Menurut Marzuki, janji yang ia lontarkan itu untuk memberi pelajaran dan keteladanan akan bahayanya tindak pidana korupsi. Dalam bayangannya, Indonesia dapat berdaulat ketika memiliki pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta memiliki pemimpin yang memberikan keteladanan.

Ketua DPR RI itu juga ikut berbicara mengenai gagasannya tentang pertahanan dan kesejahteraan Indonesia. Baginya, kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama untuk membawa bangsa ke arah yang lebih baik dan berdaulat.

"Artinya, kalau rakyat sejahtera, maka akan terbangun nasionalisme yang tinggi, dan akan terwujud sistem pertahanan alam semesta," pungkasnya.

Dalam UUD 1945 sudah diatur pemberhentian jabatan Presiden atau Wakil Presiden, salah satunya karena korupsi. Dalam Pasal 7A UUD 1945 berbunyi "Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden."

ENOUGH WITH YOUR BULLSHIT