Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dewa.ruciAvatar border
TS
dewa.ruci
Balada Jakarta


Jam menunjukkan pukul 06.30 dan suasana di halte Transjakarta sudah penuh sesak. Mayoritas penumpang yang memadati halte itu ialah pegawai kantoran yang akan pergi bekerja di pusat perkantoran Jakarta. Tampak antrian di depan loket pembelian karcis. Namun, muncul seseorang dari belakang antrian dan segera menyerahkan ongkos tiket tanpa mengambil tiketnya, dan ia langsung masuk antrian di depannya. Sontak saja beberapa orang yang sudah mengantri pun menggerutu.

Spoiler for Antrian:


Memasuki kabin bus, suasana juga tidak jauh berbeda. Penuh sesak. lalu terlihat sosok ibu-ibu yang tergopoh-gopoh menembus kerumunan orang demi bisa berpegangan meskipun hanya sekedar saja. Ironisnya di deretan tempat duduk tampak ada beberapa pria yang tampak masih muda dan segar bugar. Mereka ada yang sibuk memainkan ponselnya , mendengarkan lagu melalui earphone, atau tertidur. Sepertinya tidak ada yang menyadari keberadaan sosok ibu-ibu itu. Maklum, mungkin mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Spoiler for Penuh:


Di halte tujuan, keadaan tidak separah sebelumnya. Memang ketika keluar dari bus, terutama ketika keadaan bus masih penuh, harus memiliki tenaga ekstra untuk kembali menembus kerumunan orang. Ketika pintu bus terbuka, kerumunan orang yang sudah lama menunggu kedatangan bus itu langsung menjejali pintu kecil yang terbuka itu. Alhasil terjadi penumpukan antara mereka yang mau keluar dan mereka yang telah lama menunggu.

Tiga cerita itu hanyalah secuil kisah di Ibukota. Kota yang paling modern dari seluruh kota di Indonesia, pusat dari segala bisnis, dan dan surga bagi para pecinta gaya hidup hedonis itu ternyata seperti gunung es. Apa yang terlihat luar biasa itu hanyalah bagian kecil dari seluruh kisah yang tersimpan di Jakarta.

Edukasi terhadap etika dan kepekaan terhadap masyarakat memang tidak diajarkan secara gamblang di sekolah. Namun, ternyata ada mata pelajaran PPKn, atau PMP, atau apapun nama pelajaran itu yang mengajarkan moral dan bernegara.

Pertanyaan mendasar yang harus ditanyakan ialah, mengapa inti dari pelajaran itu seakan lenyap dari diri warga Ibukota? Atau apakah modernisasi mengharuskan untuk melenyapkan moral bermasyarakat dan kepekaan terhadap lingkungan?

Sumber: http://soulofjakarta.com/index.php?m...&kat=3&id=MzI5
0
1.1K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.