- Beranda
- Berita dan Politik
[SADIS] Diperiksa Masih TERTAWA, Kedua Pembunuh Sara Bikin Bingung Pengacara
...
TS
HadesManes
[SADIS] Diperiksa Masih TERTAWA, Kedua Pembunuh Sara Bikin Bingung Pengacara
Quote:
Merdeka.com - Penyidik Unit Jatanras Satreskrim Polresta Bekasi, Jawa Barat, mempertimbangkan untuk menghadirkan psikolog guna pendampingan penyidikan terhadap tersangka pembunuh Ade Sara Angelina Suroto.
"Apabila dibutuhkan akan dilakukan pemeriksaan psikologi," ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah saat ditemui Sabtu (8/3).
Namun demikian, lanjut Nuredy, kebutuhan itu masih menunggu hasil perkembangan penyidikan kedua tersangka. Sebab, sejauh ini menurut dia, tersangka sudah mengakui perbuatan dan menyesalinya.
Kuasa Hukum Tersangka, Bustomi, psikolog dibutuhkan karena sejauh ini tak tampak penyesalan dari wajah tersangka, meski secara lisan keduanya menyesalinya.
Bahkan, dia melanjutkan, saat diperiksa sempat tertawa layaknya orang tak bersalah. "Saya juga bingung, kok bisa masih tertawa saat diperiksa," katanya.
Menurut dia, saat melakukan aksi penganiayaan tersangka dalam keadaan sadar. Karena itu, kata dia, pihaknya meminta kepada penyidik untuk mendatangkan psikolog dalam melakukan pemeriksaannya.
Seperti diketahui, Hafiz dan Assyifa ditahan sejak kemarin setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Mahasiswi UBM, Ade Sara Angelina Suroto dengan cara disetrum, cekik, dan disumpal mulutnya pakai kertas koran.
Jenazahnya lalu dibuang di pinggir Tol JORR Kilometer 41 Kelurahan Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi pada Selasa lalu sekitar pukul 21.00 WIB. Jasad Mahasiswi psikiater lalu ditemukan petugas derek jalan tol pagi harinya sekitar pukul 06.30 WIB.
"Apabila dibutuhkan akan dilakukan pemeriksaan psikologi," ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah saat ditemui Sabtu (8/3).
Namun demikian, lanjut Nuredy, kebutuhan itu masih menunggu hasil perkembangan penyidikan kedua tersangka. Sebab, sejauh ini menurut dia, tersangka sudah mengakui perbuatan dan menyesalinya.
Kuasa Hukum Tersangka, Bustomi, psikolog dibutuhkan karena sejauh ini tak tampak penyesalan dari wajah tersangka, meski secara lisan keduanya menyesalinya.
Bahkan, dia melanjutkan, saat diperiksa sempat tertawa layaknya orang tak bersalah. "Saya juga bingung, kok bisa masih tertawa saat diperiksa," katanya.
Menurut dia, saat melakukan aksi penganiayaan tersangka dalam keadaan sadar. Karena itu, kata dia, pihaknya meminta kepada penyidik untuk mendatangkan psikolog dalam melakukan pemeriksaannya.
Seperti diketahui, Hafiz dan Assyifa ditahan sejak kemarin setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Mahasiswi UBM, Ade Sara Angelina Suroto dengan cara disetrum, cekik, dan disumpal mulutnya pakai kertas koran.
Jenazahnya lalu dibuang di pinggir Tol JORR Kilometer 41 Kelurahan Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi pada Selasa lalu sekitar pukul 21.00 WIB. Jasad Mahasiswi psikiater lalu ditemukan petugas derek jalan tol pagi harinya sekitar pukul 06.30 WIB.
SUMBER
Quote:
Hafiz dan Asyifa di Polres Bekasi, mengapa bisa tertawa?
Merdeka.com - Pembunuhan yang dilakukan sepasang kekasih Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafiz (19) dan Assyifa Ramadhani (19) atau Syifa terhadap Ade Sara Angelina Suroto (19) yang tak lain teman pelaku, merupakan salah satu contoh perilaku masyarakat yang tidak bisa menyelesaikan masalah.
Menurut Kriminolog UI Adrianus Meliala, untuk memecahkan suatu permasalahan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Tindakan kedua pelaku tersebut termasuk kategori yang ekstrem.
Herannya, selama diperiksa polisi pelaku tidak tampak menunjukkan penyesalannya. Berikut ini 4 indikasi menunjukkan tidak adanya penyesalan dari Hafiz dan Asyifa setelah membunuh Sara.
SUMBER
Quote:
Dua Sejoli Bersaing Siksa Ade Sara
TEMPO.CO , BANDUNG:-Kriminolog dari Bandung Yesmil Anwar menduga, dua sejoli yang menjadi tersangka kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, 19 tahun dalam keadaan waras. Ini setidaknya terbukti dari adanya perencanaan dan kerjasama dalam menyakiti korban.
»Kalau hanya seorang saja ada kemungkinan sakit jiwa. Ini keduanya, saling berkompetisi untuk menyiksa korban," ujar Yesmil saat menyampaikan analisanya kepada Tempo, Ahad 9 Maret 2014.
Karenanya, Yesmil meminta polisi bisa mengungkap penyiksaan apa saja yang terjadi terhadap Ade Sara. Dari mulai penyekapan hingga akhirnya meninggal dan membuang mayat ke jalan tol. "Itu sadis dan ada motif di belakangnya. Soal tersangka cemburu dan merasa dicuekin, itu jadi trigger saja untuk menyakiti korban," ujarnya.(baca: Polisi: Tersangka Pembunuh Ade Sara Normal )
Yesmil mengingatkan, dua sejoli yang menjadi tersangka ini bisa memakai trik seperti orang gila demi keringanan hukuman. Cara serupa seperti lupa dan sakit biasa dipakai terdakwa kasus lain agar lolos dari jeratan hukum. "Namun itu bisa diuji dengan berbagai cara," ujarnya.
Trik pura-pura gila itu bisa dipatahkan dengan hasil pemeriksaan forensik korban, bukti-bukti kasus, alat penguji kebohongan, dan pemeriksaan psikolog. "Juga bisa ditelusuri dari riwayat sehat tidaknya seseorang sebelumnya," kata dosen Fakultas Hukum Unpad itu. Di persidangan nanti, rekomendasi saksi ahli dan keyakinan hakim juga akan menentukan waras tidaknya terdakwa.
Sebelumnya diberitakan, kuasa hukum Ahmad Imam Al Hafitd, 19 tahun dan Assifa Ramadhani, 18 tahun, yang menjadi tersangka kasus pembunuhan Ade Sara, Bustami mengaku bingung dengan perilaku kliennya. Kedua”remaja itu disebutkan sempat tertawa saat dimintai keterangan penyidik. "Saya juga bingung, kok bisa masih tertawa saat diperiksa," kata Bustami, Sabtu, 8 Maret 2014.(baca: Tersangka Pembunuh Ade Sara Tertawa Saat Diperiksa, Pengacara Bingung)
Menurut dia, saat melakukan aksi penganiaayaan itu, keduanya dalam keadaan sadar. Karena itu, dia meminta penyidik mendatangkan psikolog.
sumber
hilang sudah akal sehat & hati nurani
bener sadis,..
Diubah oleh HadesManes 10-03-2014 06:51
0
15.5K
Kutip
172
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
678.4KThread•47.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya