Acara minum-minum wine sepulang kerja, saat dinner ataupun weekend sudah lazim di kota-kota besar terutama Jakarta. Semakin banyaknya restoran atau kafe di ibukota yang menawarkan sajian wine, membuktikan bahwa minuman wine sudah menjadi minuman favorit oleh banyak kalangan terutama kaum menengah ke atas. Saat menyesap wine sendiri ada aturan yang bisa jadi anda belum ketahui selama ini. Apa saja?
Ya, memegang gelas wine pun ada etikanya. Cara yang tepat memegang segelas wine bukan dengan memegang bagian wadah seperti memegang gelas biasa namun dengan memegang tangkainya. Memegang wine di bagian wadah sebenarnya menghantarkan panas tubuh dari tangan ke gelas yang bisa merusak kualitas wine itu sendiri.
Ada red wine, white whine dan rose wine. Untuk mengetahui warna red wine, ini bisa diketahui dari semakin tua umurnya maka semakin pudar pula warnanya. Sementara white wine dan rose wine malah sebaliknya.
Kita pasti sering menyaksikan sebuah film dimana seorang aktor sebelum menyesap wine yang disajikan akan terlebih dulu memutar-mutar gelasnya. Itu bukanlah aksi tanpa arti, melainkan aturan sebelum meminum wine. Dengan memutar-mutar gelas, aroma wine akan keluar sekaligus kita bisa melihat seberapa tinggi kandungan alkohol didalam wine tersebut.
Setelah mencium aromanya, anda bisa langsung menyesap wine tersebut. Jangan langsung meneguk wine seperti anda meneguk minuman biasa namun resapilah rasa dan tekstur wine tersebut didalam mulut anda. Juga tidak disarankan meminum wine dalam keadaan perut yang kosong.