Agan2 pasti pernah dong naik angkutan umum terus ada pengamen yang cuma modal orasi terus mengintimidasi penumpang biar ngasihin dia duit.
Ada nih gan beritanya diambil dari
http://www.soulofjakarta.com/index.p...id=MjQw
Quote:
Penggunaan moda angkutan umum reguler memang merupakan alternatif terbaik bagi masyarakat Jakarta dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dan tidak juga dekat. Namun, seringnya keamanan dan kenyamanan para penumpang terbengkalai. Ada kasus pencopetan, pelecehan seksual, kualitas sarana yang tidak memadai, dan juga pemalakan yang terjadi di dalam angkutan umum. Yang akan dibahas kali ini ialah kasus pemalakan di dalam angkutan umum.
Sering kita lihat ada seorang pemuda, biasanya berdua dengan temannya, masuk ke dalam angkutan umum lalu berorasi demi mendapat simpati dari para penumpang. Biasanya mereka mengawali orasinya dengan sapaan khas seperti, "dari pada kami mencuri, lebih baik kami meminta dengan halus pada Anda." lalu mereka mulai menceritakan kisah hidup mereka seperti mereka baru keluar dari penjara atau ada salah satu sanak famili mereka yang sedang dirawat di rumah sakit. Setelah itu, mereka menyodorkan topi atau kantong plastik kecil untuk tempat para penumpang menaruh uang mereka.
Jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, biasanya mereka akan mengintimidasi penumpang wanita sehingga penumpang wanita itu dengan terpaksa akan memberikan uangnya. Hal ini jelas mengurangi kenyamanan para penumpang angkutan umum tersebut.
Hal lainnya ialah di lampu merah. Ada sepasang pemuda yang usianya terlihat masih sangat produktif, menghampiri tiap-tiap mobil yang sedang menunggu lampu hijau. Mereka hanya bermodalkan suara yang parau dan tepuk tangan seadanya. Mereka biasanya mematok harga Rp.2000 dan jika mereka diberi uang di bawah jumlah yang mereka mau, mereka biasanya akan menggores cat mobil Anda lalu membuang uang yang Anda berikan.
Hal seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi jika saja para oknum tersebut mau lebih rajin mencari pekerjaan yang lebih halal. Banyak juga para pemuda yang menjadi pengamen dan jauh lebih kreatif dalam menjajakan seni mereka.