Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan jeratan baru terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Jika sebelumnya Anas terjerat dugaan gratifikasi dalam proyek Hambalang, kini komisi antirasuah menetapkan Ketua Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu dengan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, penetapan TPPU bagi suami Athiyyah Laila itu merupakan pengembangan penyidikan, yakni dugaan menerima hadiah atau janji dalam proyek Hambalang dan juga sejumlah proyek lainnya.

“KPK menemukan dua alat bukti yang cukup menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka TPPU,” kata Johan di Jakarta, Rabu (5/3).

Dalam jeratan tersebut, KPK akan menyita sejumlah aset yang diduga diperoleh suami Athiyyah Laila itu dari hasil tindak pidan korupsi. Kini, kata Johan, KPK tengah melakukan penelusuran aset (asset tracing) terkait TPPU Anas.

Menurut dia, tak menutup kemungkinan pelacakan dan penyitaan akan dilakukan KPK sebelum Anas menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Selain itu, Anas juga tercatat pernah menjabar sebagai komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2001-2005.

“Bisa sampai sebelum menjadi anggota DPR. Pencucian uang tidak selalu penyelenggara negara,” kata Johan.

Dalam sangkaan tersebut, lembaga ad hoc pimpinan Abraham Samad itu menyangkakan Anas melanggar Pasal 3 dan atau Pasal 4 UU No. 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Selain itu, KPK juga menjerat Anas dengan UU No. 15/2002 tentang TPPU.

Dua pasal tersebut, menurut Johan, dapat menjadi acuan untuk mengusut aset Anas yang dimiliki pada 2002. Meski begitu, KPK hingga kini belum melakukan penyitaan terhadap aset milik mantan Ketua Pengurus Besar (PB) HMI itu.

Sumber gan: http://goo.gl/gYtNA3