Original Posted By ►Mohon di fikir2 lg jk ingin mengatakan TS membuat2 hal2 baru dlm agama (bid'ah),Bedakan antara membuat2 hal baru dgn skdr merancang/menyusun hal yg sudah ada..

Ane rasa bg yg pinter agamanya pasti tau klo doa2 di pejwan ada dalil2 nya masing2.seandainyapun tidak ada dalilnya tetep boleh dibaca karna bukankah kita bebas berdoa apapun(yg baik2 ya) kepadaNYA?

Di sini TS hanya MENYUSUN doa2 tsb agar mudah diamalkan,hal spt ini bukan hal yg terlarang karna ulama jga pernah melakukannya,contoh:rotibul haddad,rotibul athos (kumpulan zikir2)

Analoginya seperti berdoa,apakah SUSUNAN doa agan/sist SAMA PERSIS dgn susunan doa nabi? Ane yakin ga.gan/sist tetap berdoa dgn susunan karangan sendiri tp dgn doa yg sudah diajarkan nabi..

Ibadah memang harus sesuai tuntunan tp ga semua ibadah harus SAMA PERSIS seperti nabi.dlm thread ini adalah ttg berdoa
dn susunannya

Bagi sebagian besar muslim di Indonesia, Bid'ah itu ada 2 Bid'ah yang buruk dan Bid'ah yang baik. Tapi bagi sebagian muslim yang lain Bid'ah itu ya buruk! sekali buruk tetap buruk! Bid'ah pasti sesat! pelaku bid'ah pasti masuk neraka.

inilah aliran anti mainstream, karena patokannya itu syaikh Al-albani , Seorang tokoh abad 20 yang berasal dari Albania, yang dulunya beliau seorang tukang service jam dan penjaga perpustakaan dan salah satu Muhadits yang tidak hafal hadits. lihatlah aliran ini pasti dalil yang dibahas kebanyakan bertuliskan (Dishahihkan Syaikh Al-Albani) pada akhirnya.

coba baca hadits ini:

وَكُل بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُل ضَلالَةٍ فِي النار

artinya:

"setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578)

Pertanyaan nya

Apakah cukup hanya dengan melihat, membaca, otak lalu menerima, dan akhirnya menyebarkan? Bahwa "bid'ah ya bid'ah!tetap buruk, sesat gak ada yang baik, NERAKA!!!"

Ayo kita bahas......


Dalam ilmu balaghoh (sastra) disebutkan bahwa " Setiap kata benda pasti mempunyai sifat, ada 2 sifat yang bertentangan, dan sifat itu tidak dapat terjadi dalam satu waktu."

contoh:


Andi sedang duduk pada siang hari.


Kata bendanya adalah "andi" sifatnya sedang "duduk"

contoh yang tidak mungkin:

"Andi sedang duduk sambil berdiri pada sore hari"

kira - kira mungkin gak seseorang duduk sambil berdiri dalam satu waktu? ya tau sendiri lah gan jawabannya...

Balik lagi gan ke BID'AH
Bid'ah itu adalah kata benda karena itu pasti mempunyai sifat

dalam kalimat "Kullu bid'ah dholalah" / "setiap bid'ah itu sesat" , bid'ah yang sifatnya bagaimana? dalam sebuah kata benda pasti ada 2 sifat yang saling bertentangan dan tidak dapat digabng dalam satu waktu , ini menurut ilmu balaghoh (sastra arab), jadi bid'ah yang sesat itu yang baik atau yang buruk?

itu definisi bid'ah nya, jadi bid'ah ada 2...

sekarang kita pakai


ILMU MANTIQ (Logika)


Allah befirman:

"awa lam yaraa alladziina kafaruu anna alssamaawaati waal-ardha kaanataa ratqan fafataqnaahumaa waja'alnaa mina almaa-i kullasyay-in hayyin afalaa yu'minuuna " (Q.S AL-ANBIYA:30)

yang artinya:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"

Kata Kullu/Kulla mempunyai arti yang sama yaitu "Setiap / Segala sesuatu"

Pada Q.S Al-anbiya:30 telah dijelaskan bahwa Segala Sesuatu Yang hidup itu diciptakan dari AIR

apa iya?

Allah SWT berfirman:


"...dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (Ar-Rahman:15)



loh katanya SEGALA SESUATU / SETIAP (KULLA/KULLU) Yang hidup itu diciptakannya dari air di q.s al-anbiya : 30 ? kok jin dari api?


nah makannya ini lagi pake ilmu mantiq gan (ilmu logika)

"Kata "Kullu/Kulla" itu kan artinya "Setiap//segala sesuatu" bukan berarti "SEMUA"








Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membuat sunnah dalam Islam ini, maka baginya berhak atas pahala, dan pahala orang yang mengamalkannya (sunnah tersebut) setelahnya, tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang membuat sunnah sayyi’ah (sunnah yang buruk) dalam Islam, maka baginya dosa dan (ditambah dengan) dosa orang-orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun” (HR Muslim dalam Kitab Zakat, Bab Motivasi Untuk Bershadaqah Walaupun dengan Sebutir Kurma no. 1017)