Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kurniadihusengoAvatar border
TS
kurniadihusengo
MEMBURU PENAWAR RACUN SANG JANDA HITAM
Laba-laba jenis black widow atau janda hitam memiliki racun yang mematikan , meski tak semua orang yang tergigit mengalami nasib fatal.
Berikut pengalaman pengamat Laba-laba janda hitam saat menjadi kelinci percobaan untuk penawar racun.

Saya berbaring di ranjang rumah sakit sambil mencengkram tepi ranjang kuat-kuat , mencoba menahan gelombang nyeri yang menjalar dari perut ke dada.
Sambil menanti obat antiracun tahap percobaan diinjeksikan ke dalam aliran darah , saya mengingat kembali bagaimana saya bisa sampai disini.
Semua berawal dari laba-laba janda hitam.

Dengan tubuh berbentuk jam pasir warna hitam dan penanda merah yang khas di bagian perut , laba-laba dari genus latrodectus ini cukup populer.
Meski memiliki reputasi menakutkan (racun mematikan) , laba-laba janda hitam sebenarnya pemalu dan tertutup.
Setiap janda hitam memiliki racun yang cukup untuk membuat petinju kelas berat tak sadarkan diri selama berhari-hari , tapi di seluruh dunia , hanya segelintir orang yang tewas setiap tahun akibat gigitannya.

Sarang laba-laba janda hitam mudah dikenali , dengan bentuk yang berantakan dan posisi yang berdekatan dengan tanah.
Nama laba-laba ini sendiri tidak terlalu tepat , karena spesies betinanya jarang membunuh jantan setelah kimpoi.
Mungkin , hal ini malah hanya terjadi di penangkaran.

Spesies jantan janda hitam tampak sangat berbeda dari betina dewasa; mereka lebih kecil dan berwarna kecokelatan (sedangkan tanda merah di perut cukup bervariasi di kedua jenis kelamin).
Baik janda hitam jantan maupun betina membawa racun yang sama , meski sang betina memiliki jumlah racun lebih besar dan taring yang menancap lebih dalam.

Suatu hari di musim dingin , saya menemukan laba-laba ini sedang bergelantungan di keranjang yang ditinggalkan anak-anak saya di halaman rumah.
Saya langsung menempatkannya di dalam botol selai di atas meja kerja , dan selama 3 bulan , saya mengamatinya baik-baik (sambil tak lupa memberinya makan ngengat).

Ternyata , di luar sarang , laba-laba janda hitam cenderung canggung dan tidak terlalu lihai memanjat bila dibandingkan laba-laba lain.
Laba-laba peliharaan saya itu juga tidak pernah menggunakan racunnya yang mematikan.
Ketika dihadapkan pada mangsa yang terlalu besar atau agresif , dia memilih mundur ketimbang mengigit.

Lantas , bagaimana saya bisa berakhir di rumah sakit karena gigitan laba-laba janda hitam?

Begini ceritanya.
Suatu sore , saya memutuskan untuk pergi memancing untuk bahan makan malam.
Di halaman depan rumah , saya menyimpan sepasang sepatu khusus memancing dan peralatan memancing.
Saya membawa sepatu dan peralatan tersebut ke mobil , lantas menyetir sejauh 12 kilometer ke tempat memancing favorit saya.

Saya baru memakai sepatu memancing selama beberapa langkah sebelum menyadari sensasi menusuk di jari kaki sisi kiri , seakan-akan ada duri di dalam sana.
Sensasi tertusuk itu lantas meningkat menjadi nyeri seperti digigit tawon.
Ketika saya duduk di sebuah batu dan melepas sepatu , saya menemukan sisa tubuh laba-laba yang hancur terinjak di bagian dalam sepatu.
Laba-laba janda hitam.

Sebagian orang lebih mudah terpengaruh oleh racun ketimbang yang lain.

Banyak orang dewasa yang sehat mengalami rasa sakit yang besar kemudian pulih sendiri.
Namun , ada juga yang menjadi lumpuh dan meninggal.
Masuk kategori yang manakah saya? Sambil menunggu reaksi selanjutnya , saya memutuskan untuk mencelupkan kaki kiri saya ke dalam air yang sejuk dan mulai memancing.

Setelah mendapatkan 3 ekor ikan , gejala yang saya rasakan bertambah parah.
Saya merasa perut saya menghangat , lantas meningkat menjadi rasa kram yang menyakitkan.
Saya bergegas masuk ke mobil dan melesat ke rumah sakit university of virginia.

Saya sadar bahwa ugd tidak akan bisa berbuat banyak.
Meski obat antiracun telah ditemukan , hanya sedikit pasien yang benar-benar mendapatkannya.
Pengobatan terhadap racun hewan tidak berubah banyak sejak 1895 , ketika albert calmette , dokter perancis , menemukannya.

Dengan menyuntikkan racun laba-laba atau racun ular ke tubuh kuda , calmette memicu gejala yang mengakibatkan tubuh memproduksi antiracun.
Darah kuda tersebut lantas diambil , diisolasi , dan disimpan untuk digunakan saat dibutuhkan.

Meski antiracun telah menyelamatkan banyak nyawa , obat ini memiliki bahaya tersendiri.
Sejumlah pasien ternyata memiliki alergi mematikan terhadap protein kuda.
Karena itu , obat tersebut hanya diberikan jika kondisi korban benar-benar sudah gawat.
Sebagian besar pasien diharapkan sembuh sendiri , yang bisa butuh waktu berhari-hari.

Malam itu , kedatangan saya ke rumah sakit tersebut disambut bak bintang rock.
Sekumpulan dokter residen dan mahasiswa kedokteran bergantian mengunjungi dan mengamati saya.
Hanya sedikit yang pernah melihat pasien laba-laba janda hitam.
Sementara itu , nyeri mulai merambat ke dada bagian bawah dan membuat otot-otot saya kejang.
Saya bertanya-tanya , ke mana morfin dan penenang otot? Mengapa tak ada yang memberi saya obat apa pun?

Tak lama , tiba sesosok dokter bernama dr. Christopher holstege , pakar toksikologi yang menjelaskan pada saya bahwa rumah sakit tersebut adalah salah satu tempat yang melakukan studi untuk menguji jenis antiracun baru , dan ia bertanya apakah saya bersedia menjadi kelinci percobaan.

Obat tersebut , yang diberi nama analatro , dibuat di dalam tubuh domba ketimbang kuda.
Antiracun baru ini juga diolah secara berbeda sehingga memiliki zat kontaminasi lebih sedikit yang bisa memicu reaksi tubuh.

Meski tampak menjanjikan , risiko tetap ada.
Pertama , saya tidak diperkenankan menggunakan obat pereda nyeri yang akan menutupi efek obat itu.
Jadi , tidak boleh ada penenang otot untuk kejang-kejang yang kini sudah menjalar ke tulang rusuk saya.
Kedua , efek samping antiracun ini belum diketahui.
Terakhir , ada peluang sebesar 50 persen bahwa saya tidak akan mendapat antiracun , melainkan hanya plasebo.
Saya adalah pasien keempat disana; 2 pendahulu saya mendapat plasebo.

Semua ini terdengar menarik sehingga saya tidak tidak tahan untuk menyatakan kesediaan saya menjadi kelinci percobaan.
(Apalagi , saya dijanjikan bayaran sebesar 60 dollar.)

Sambil menunggu , gejala-gejala saya bertambah parah.
Otot-otot bisep saya mulai mengalami kram.
Tubuh saya gemetar dan kejang-kejang.
Saya membayangkan hasil pancingan saya yang sia-sia.

Menjelang tengah malam , substansi misterius itu siap.
6 jam telah berlalu sejak saya digigit laba-laba janda hitam.
Ruangan tempat saya dirawat kini dipenuhi dokter , perawat , dan mahasiswa - semua terdiam saat antiracun itu diinjeksikan ke dalam tubuh saya.

Saya merasakan sensasi hangat di lengan atas , diikuti dengan perasaan melayang seperti habis mengonsumsi narkoba.
Sensasi hangat itu mengalir dari lengan kiri ke dada , lantas ke perut.

Ini pasti bukan plasebo , gumam saya , setengah sadar.

Butuh beberapa tahun sebelum obat ini siap diluncurkan , tapi jika berhasil disetujui , analatro akan mengubah total cara penanganan terhadap gigitan laba-laba janda hitam.

Ketimbang membuat pasien menanti berhari-hari sambil menahan sakit untuk menghindari reaksi alergi terhadap protein kuda , para dokter kelak bisa segera menginjeksikan antiracun secepatnya dan melepas pasien pulang dalam beberapa jam saja.

Saya sendiri diperbolehkan pulang pada pukul 4 pagi.
Tanpa buang waktu , saya langsung pulang ke rumah dan ambruk di tempat tidur.
Esok sorenya , saya bangun dengan perasaan segar dan turun ke dapur untuk membuat kopi.

Di sana , di lantai daput , saya melihat seekor laba-laba kecil berwarna cokelat.
Secepat kilat , saya mengambil botol selai kosong dan menangkap laba-laba itu.
Saya berhasil menangkap spesimen laba-laba janda hitam jantan yang sempurna.
Ia tampak lebih kurus dan kecil dibandingkan rekan-rekan betinanya.

Kapok? Atas nama pengetahuan , tentu tidak.
0
1.8K
2
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & TeknologiKASKUS Official
15.5KThread11.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.