agninistanAvatar border
TS
agninistan
Suku Noaulu Minta Sekolah di Maluku Tengah Tidak Diskriminatif
http://regional.kompas.com/read/2014....Diskriminatif

Suku Noaulu Minta Sekolah di Maluku Tengah Tidak Diskriminatif

Rabu, 29 Januari 2014 | 19:28 WIB


AMBON, KOMPAS.com - Warga Suku Noaulu yang mendiami pedalaman Pulau Seram di Kabupaten Maluku Tengah meminta pemerintah dan warga di Maluku bisa menghargai tata cara beragama yang mereka anut secara turun temurun.

Hal tersebut diungkapkan salah seorang kepala suku Noaulu yang juga Raja (Kepala Desa) Nuanea, Kabupaten Maluku Tengah Sahune Matoke saat peluncuran dan beda buku “Beta Agama Noaulu” di salah satu hotel di Ambon, Rabu (29/1/2014).

”Katong (kita) minta agar di sekolah-sekolah kalau boleh ada guru khusus untuk siswa asal Noaulu. Selama ini saat jam pelajaran agama mereka selalu ikut bergabung dengan siswa agama Islam maupun Kristen. Padahal anak-anak kami punya kepercayaan sendiri,” ungkap Sahune.

Dia mengakui, saat ini sebagian dari warga Noaulu telah memeluk agama Islam ataupun Kristen. Namun sebagian besar warga Noaulu juga masih berpegang pada keyakinan dan ajaran nenek moyang.

Oleh karena itu mereka meminta pemerintah bisa berlaku adil dan bijaksana. “Kita semua di Maluku ini berasal dari Noaulu, jangan membeda-bedakan antara satu dengan yang lain. Ada yang bilang kita percaya batu dan tanah. Itu tidak benar! Kita percaya pada Tuhan (Upuama),” ungkapnya.

Menurutnya, selama ini anak-anak mereka yang bersekolah selalu diminta untuk mengikuti pelajaran agama lain padahal keyakinan mereka juga ada. ”Kalau boleh Bapak-bapak yang ada di sini dapat membantu anak-anak kami di sekolah,” harapnya.

Menanggapi permintaan itu Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Departemen Kementerian Agama Provinsi Maluku, Dr Halik Latuconsina yang hadir dalam acara bedah buku itu mengatakan pihaknya akan membantu memfasilitasi masalah yang dihadapi anak-anak suku noaulu tersebut.

”Kita di Kementerian Agama itu ada bidang-bidang yang menangani, tapi khusus untuk agama Noaulu ini tidak ada. Jadi nanti dimasukkan dalam program pembinaan masyarakat. Karena bagaimanapun juga mereka itu warga negara walaupun tidak terdaftar sebagai agama resmi,” ungkap Halik.

Dia mengakui pihak Kantor Departemen Agama Kabupaten Maluku Tengah telah mengajukan proposal kepada pihaknya untuk pembinaan Suku Noaulu ini.

”Proposalnya sudah diajukan dan tahun ini kita akan bantu mereka (Suku Noaulu) untuk pembinaan mereka secara internal. Jadi Departemen Agama itu sebagai lembaga pelayanan umat. Jadi siapapun akan kita layani, termasuk mereka.” ujarnya.

Pengarang buku, M Azis Tunny mengatakan hasil penjualan buku akan didonasikan untuk pembinaan masyarakat pedalaman Suku Noaulu. ”Hasil dari penjualan buku ini akan disumbangkan untuk membantu warga Noaulu,” ungkap Azis.

Buku yang mengupas sejarah eksistensi warga Noaulu dan sistem kepercayaannya ini dibedah oleh tiga panelis yakni Prof Dr A Watloly, Ketua Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) dan akademisi IAIN Imam Rijali Ambon, Abdul Manaf Tubaka, yang sama-sama pernah meneliti soal suku noaulu ini.
Penulis: Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty
Editor: Kistyarini

setuju mengenai hal ini, sudah saatnya agama tradisional kita seperti kejawen, kapribaden, parmalim, sunda wiwitan, kaharingan, dll dilindungi & dihargai sebagai aset budaya bangsa
0
3.5K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.