BENGKULU, KOMPAS.com - Anggota DPR-RI dari Partai Golkar, Rully Chairul Azwar meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk meninjau ulang beberapa politisi yang memiliki banyak media. Menurutnya, politisi yang memiliki banyak media rentan menggunakannya untuk kepentingan politik semata.

"KPI harus tinjau ulang kenapa dia (politisi) punya banyak media. Kalau memanfaatkan TV-nya untuk kepentingan politik masih wajar saja asal masih dapat proporsional, tapi kalau politisi punya banyak banget media gimana ini, dimana peran KPI?" kata Rully dalam dengar pendapat umum peran media massa dalam menyukseskan Pemilu, Sabtu (22/2/2014).

Dia mengatakan, KPI harus meningkatkan peran dan fungsinya dalam hal mengawasi kepemilikan media, terutama para politisi yang memiliki banyak media, Menurutnya, KPI seharusnya memantau dan membuat regulasi membatasi jumlah media yang dimiliki.

Ia menuturkan, beberapa survei menunjukkan bahwa media, khususnya televisi, paling mudah memengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihannya di pemilu. Menurutnya, televisi sangat berpengaruh dalam meningkatkan partisipasi pemilu karena menjadi sumber informasi pemilu.

Dalam diskusi tersebut, Rully juga mengaku prihatin dengan munculnya pemilih pragmatis sehingga memicu munculnya politik transaksional. Menurutnya, munculnya pemilih pragmatis yang mengarah pada politik transaksional ini justru berasal dari masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan ekonomi menengah ke bawah.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu, Irwansyah, menyebutkan bahwa peran dan fungsi pers secara jujur adil dan objektif akan menekan angka golongan putih (golput) atau warga yang tidak menggunakan hak pilihnya.
SUMBER KOMPAS

EHM APA KABAR AMA ARB DENGAN TV OON DAN ANTV NYA?