Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

philiplambokAvatar border
TS
philiplambok
Asal Mula Kata dan Profesi Pengemis
agan ane cuman mau share, merdeka emoticon-I Love Kaskus

Apa yang terlintas dibenak anda, ketika melihat seorang pengemis/peminta minta mendekati anda untuk meminta belas kasihan dari anda ? Sebagian besar dari kita masih percaya, bahwa pengemis adalah orang miskin yang musti dikasihani.
Tetapi, apakah hal ini sepenuhnya benar ?
Mari kita telusuri lebih jauh, bagaimana asal muasal kegiatan ‘meminta-minta’ tersebut.

Konon, ketika di Jawa masih berada dibawah kekuasaan Raja Raja yaitu pada sekitar abad ke-17, sebagai salah satu perwujudan kedekatan Raja dengan rakyatnya, keluarga kraton melakukan semacam kegiatan sedekah, yaitu membagi bagikan makanan atau uang, langsung diberikan oleh Sang Raja kepada rakyatnya. Kebetulan hari yang dipilih adalah Kamis (jawa : Kemis).

Karena seringnya kegiatan keluarga kraton tersebut diadakan pada hari Kamis (tidak setiap hari Kamis), maka rakyat jawa menganggap ini sudah menjadi tradisi dan mereka menyebutnya dengan ‘ngemis’ artinya ikut kegiatan pada hari Kemis.

Waktu itu, ‘ngemis’ bukanlah kegiatan yang hina, karena selain diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat (bukan hanya orang miskin) juga sebagai bukti kesetiaan rakyat kepada Rajanya. Bahkan mereka menganggap bahwa apapun pemberian dari Raja adalah sebuah berkah dari Yang Maha Kuasa yang terkirim melalui Raja mereka (Ngalap Berkah).

Hingga kemudian pada masa penjajahan Belanda, kegiatan Ngemis sudah jarang dilakukan dan tidak sesemarak sebelum sebelumnya, karena kekuasaan Raja pada masa itu sudah mulai dipersempit dengan kehadiran penjajah. Setelah masa penjajahan berlalu dan menuju era kemerdekaan, meski sudah tidak ada lagi tradisi sedekah yang dilakukan oleh keluarga Kraton pada hari Kamis tsb, namun istilah ‘Ngemis’ tidak bisa hilang begitu saja.

Sebutan ‘Ngemis’ dengan sendirinya terlontar dari mulut orang Jawa ketika melihat ada orang miskin yang meminta minta yaitu ” Koyo wong Ngemis” (maksudnya seperti orang mengikuti kegiatan pada hari Kamis tersebut).

Nah, disinilah terjadi peralihan makna dari ‘Ngemis’, yaitu yang dulunya sebagai bagian/ritual Ngalap Berkah, menjadi kegiatan meminta minta belas kasihan, dan kemudian mereka yang Ngemis, disebut Pengemis.

Pengemis memang identik dengan orang miskin yang menderita kesusahan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan paling dasar sekalipun yaitu makan. Pengemis untuk bisa mengisi perutnya saja harus meminta minta belas kasihan dari orang lain.

Tetapi hal tersebut sudah tidak berlaku di jaman sekarang, pengemis merupakan suatu profesi yang menjanjikan, bahkan bisa-bisa orang tersebut jauh lebih kaya daripada pemberi sedekah. Hal ini terutama di kota besar menjadi suatu masalah.

sumber:galikaskus.com
0
1.5K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Lifestyle
LifestyleKASKUS Official
10.5KThread11.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.