Beberapa orang sangat ingin Golput. Beberapa malah menyarankan orang lain untuk Golput. Dengan alasan: ngapain harus milih calon pemimpin yang tidak bermutu dan partai yang semuanya korup.

Kemudian saya berpikir.

Saya tidak ingin golput.

Saya mencari alasan untuk diri saya mengapa saya tidak boleh golput.

Berikut adalah beberapa alasan saya. Ada yang logis. Banyak yang enggak.

1. Sambil membayangkan negara yang sedang perang atau sedang 'didamaikan' oleh PBB, atau negara yang sedang sengketa. Negara yang sedang tertimpa pertumpahan darah antar saudara. Saya akan ikut nyoblos untuk tanda bersyukur bahwa bangsa kita sedang menikmati masa damai dan rakyat diperbolehkan berdemokrasi.

2. Sambil membayangkan negara lain yang terlalu miskin untuk menyelenggarakan pemilu, saya akan ikut menyukseskan pemilu untuk menunjukkan rasa bersyukur bahwa negara kita cukup makmur untuk menyelenggarakannya. Ada yang usul dana untuk pemilu bisa untuk pendanaan kebutuhan lain yang lebih mendesak. Yah, kalau anda punya tetangga kaya, pasti anda bisa melihat bahwa selain dia sangat rajin bersedekah, tapi masih boleh kan beli lukisan mahal. Apa anda mau protes "kok nggak disumbangkan aja ke orang miskin Pak?"

3. Walaupun dari semua calon tidak ada yang sreg dengan kriteria ideal pemimpin di benak saya. Saya akan tetap mencoba menyukseskan Pemilu. Minimal untuk mencegah pemimpin yang paling tidak ideal untuk tidak maju ke babak selanjutnya.

4. Saya gak pernah diajak rapat di MPR. Gak pernah diajak membahas anggaran negara. Sekali-sekali berkontribusi dalam jajak pendapat nasional yang resmi semacam ini adalah kebanggaan.

5. Diliburin karena hari kejepit aja seneng. Apalagi ada Pemilu.

6. Takut tatoan karena haram. Dan sakit. Ini bisa tatoan di kelingking. Gratis lagi.

7. Kasian kalo presiden yang terpilih tidak mendapat suara yang maksimal. Pas pidato pelantikan yang datang penonton bayaran. Kaya konser kurang penonton.

8. Terakhir. Saat kita meminta para penyelenggara negara untuk tulus mengabdi untuk kepentingan negara. Sebagai warga negara, kita harus menunjukkan kerelaan untuk melangkah beberapa meter ke TPS. Karena jika kita saja tidak mau merelakan beberapa langkah, harapan kita terlalu tinggi untuk memaksa para pejabat merelakan hidup mereka untuk rakyat.

Jadi solusinya kita sebagai warga negara yang baik, kita cari tahu mana calon yang terbaik, paling tidak menurut kita. Lalu kita pilihlah dia. Jangan mentang2 ngasi 50-100 rb terus kita milih, tapi nanti kalau mereka terpilih malah korupsi. oke?

Jangan kasi cendol plis, bata aja