Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Bayar 40ribu Untuk Dapat Pelecehan Seksual dari Sekurity Bandara Angkasa Pura

skincopzAvatar border
TS
skincopz
Bayar 40ribu Untuk Dapat Pelecehan Seksual dari Sekurity Bandara Angkasa Pura
Rp 40.000,00 Untuk Mendapatkan Pelecehan Sexual dari Herman Sukmana Angkasa Pura Terminal 2 Juanda-Surabaya

Herman Sukmana adalah Petugas Angkasa Pura Bandara Juanda Surabaya Terminal 2 yang melakukan pelecehan seksual dengan meneriaki saya dan teman yang sedang berjalan menuju mesin xray dan terus berteriak agar kami (2 perempuan dimana 1 diantaranya adalah Ibu Kandung dari seorang anak lelaki) agar pindah ke jalur khusus untuk Laki-laki. Teriakan terus terjadi hingga kami berdua masuk dan diperiksa petugas berjilbab hitam yang sudah memanggil kami Ibu ketika kami mendekatnya.

Setelah didatangi dan diminta untuk sopan pada rakyat, Herman terus memanggil saya dan teman saya dengan sapaan Bapak dan Pak, meski sudah dijelaskan baik-baik kami perempuan. Bahwa satu diantara kami mantan PNS yang hanya guru biasa sedangkan satunya masih aktif mengajar di PTS. Selama jadi PNS tidak diajari untuk melecehkan rakyat dan memaksa seseorang mengakui jenis kelamin yang tidak sesuai dengan kelaminnya. Saya naik pitam setelah Herman berusaha memegang-megang saya, mendekat.

Datang atasan dengan strip kuning satu, lelaki juga memperlakukan saya dan teman dengan cara sama. Saya membentak dan menolak dipegang oleh Petugas Angkasa Pura laki-laki kedua ini yang juga akhirnya malah membentak saya yang memotret Herman Sukmana dan Arie Ardiani karena menghalangi penumpang lain kata beliau.

Atasan mereka seorang Wanita (Arie Ardiani), jelas bukan perempuan karena tidak melakukan apapun sebagai seorang empu dan atasan, diam saja menyaksikan semuanya. Arie Ardiani adalah tokoh utama tokoh dibalik ketidaksopanan anak buah bertugas pagi itu pk 06.30-06.37 WIB. Hingga kami pergi tidak sepotongpun kata maaf keluar dari petugas Angkasa Pura yang bertugas pagi tadi. Arie malah melintas di depan saya dengan melengos (memalingkan wajah ketika saya minta menegur anak buahnya). Beliau masuk kembali ke ruang ber ACnya menikmati jabatan tanpa tanggungjawab membina anak buah. Mohon Pejabat Angkasa Pura Surabaya tidak berlaku seenaknya. Kami memang tidak berseragam sekeren dan serapih anda, tidak berbadan sexy yang keluar dari pakaian ketat Anda saat melayani rakyat. Pakaian yang tidak sopan!

Saya tampilkan foto yang mengganggu, dan menyebabkan saya berhenti sebelum tiket diperiksa. Saya memasukkan kamera pocket dan melepas jaket hujan agar payudara terlihat karena tadi pagi berpakaian putih polos. Bukankah begitu standart internasional? Perhatikan orang berbaju hitam di salah satu foto. Jaketnya tidak dilepas, berbeda dengan Ibu yang berbaju merah.

Pemisahan menurut jenis kelamin? Lalu untuk apa jika ternyata diakhiri dengan memaksa seseorang ber-vagina masuk ke kelompok penis.

Kepada mereka semua, terlebih Herman Sukmana, saya menjelaskan bahwa setiap mandi, masih dan tetap melihat ber- vagina bukan ber-penis, mengapa dipaksa masuk ke jalur laki-laki dan dipaksa mengaku laki-laki. Saya pernah jadi PNS dan bukan demikian cara melayani rakyat. Saya tidak pernah memaksa murid laki-laki mengaku jadi perempuan dan sebaliknya. Bertanya-tanya, siapa guru Anda sejak SD hingga berseragam ketat? Siapa widyaiswara di Angkasa Pura yang membiarkan dan meluluskan orang yang tidak cakap dan berkemampuan boleh mendapat seragam ketat dan melakukan penghinaan dengan memaksa memasukkan saya ke kumpulan lelaki?

Uang Rp 40.000,00 yang diganti selembar stiker itu untuk gaji kalian, lalu kenapa kami dilecehkan? Justru di Bandara Juanda yang baru? Mungkin ini wajah baru orientasi kepegawaian Angkasa Pura. Siapa tahu! Tertulis Rp 40.000,00 adalah Passenger Service Charge. Service yang mana?

FYI, seorang teman yang pulang dari Singapore tahun lalu dipaksa untuk masuk jalur TKI oleh petugas Angkasa Pura walau menjelaskan bukan TKI, maaf di Bandara yang sama tahun lalu, hanya di terminal lama. Seorang perempuan, mantan murid yang partner-nya sedang sakit di luar negeri dan harus pulang pergi mendampingi selain bekerja di Bali selalu diberi tuduhan bekerja di Singapore. “Kerja di Singapura?” Apakah ada kasus lain lagi dimana seragam mereka membuat angkuh dan berkuasa?

Rupanya sudah menjadi habitus yang melembaga dan membuat bangga? Seharusnya TIDAK!

Kalian tidak berhak bangga dengan mengelompokkan orang seenak jidat, memberi label semau hati dan berteriak-teriak serta melakukan pemaksaan. Copot pakaian dinas kalian! Kalian harusnya malu mengambil Rp 40.000,00 dari setiap rakyat untuk seenaknya sendiri menghakimi manusia lainnya yang harusnya dilayani dengan sopan, ditegur baik-baik jika salah bukan diteriaki seperti maling yang mengambil Rp 40.000,00 dari kalian.

Apakah tidak malu? Atau tidak berkemaluan? Atau tidak pernah punya kemaluan? Coba Herman Sukmana, nanti kalau buang air kecil, lihat dan periksa. Ada di mana kemaluan anda? Di hati? Tidak juga. Di Kepala? Sepertinya tidak? Di wajah? Tidak juga? Di tempat seharusnya Allah SWT meletakkan? Mungkin tapi rasanya tidak, sebab sebagai laki-laki, Anda harusnya berani minta maaf dan itu tidak Anda lakukan. Anda hanya terus mendesak saya dan teman untuk mengaku sebagai lelaki dan berusaha memegang saya.

Ibu Arie Ardiani, seharusnya Anda tidak ditempatkan sebagai atasan karena tidak bisa menengahi, memberi solusi dan bahkan mengucapkan maaf atas khilaf anak buah. Mengapa anda bisa setinggi itu pangkatnya? Apa yang Anda lakukan? Coba pikirkan, apa yang Anda lakukan hingga berpangkat kuning.

Tidak ada kata maaf sekalipun keluar dari mulut Arie Ardiani mewakili anak buah. Apa yang saya dan teman dapatkan? Petantang petenteng meninggalkan kami ke singgasana. Sebagai boss seharusnya mengajak kami menikmati kursi empuk di ruang ber-AC Anda, bertanya pada kami ada masalah apa dan menyelesaikan dengan menghadirkan Herman Sukmana. Anda terlalu sayang pada pangkat dibandingkan menggunakan otak dan hati. Saya kasihan karena ternyata Anda bukan perempuan, kenapa menggunakan rok? Bukankah Anda seharusnya juga diperiksa jenis kelaminnya oleh Herman Sukmana?

Apakah memang ini target Angkasa Pura Juanda Surabaya? Tentu saja dalam setiap organisasi ada training/pelatihan. Apakah ini yang dihasilkan dari pelatihan, dari pengangkatan pegawai yang melayani public? Untung tidak semua pejabat mau berpakaian buruk bergembel ria. Kalau ada yang iseng, bagaimana nasib Anda? Semua itu ada dalam panduan tertulis bagaimana melayani rakyat ataukah ada panduan khusus di Angkasa Pura bagaimana memperlakukan rakyat? Tentu para pembesar dan penguasa yang dapat menjawab.

Saya mendapat info di Bali juga diberlakukan pemisahan jalur laki-laki dan perempuan. Untuk pelecehan jugakah tujuannya? Karena jika tujuannya untuk kebaikan, tidak ada seorang pun petugas laki-laki seperti Herman Sukmana dan atasan langsungnya yang berstrip satu kuning berhak memegang perempuan yang bukan isterinya dan memanggil kami dengan sebutan Bapak dan Pak dan memaksa kami mengaku sebagai laki-laki.

Tidak pernah saya di Kuala Lumpur dipegang-pegang petugas laki-laki dan diteriaki mereka dari jarak 10 meter. Kalau memang mereka lebih Islam dari bangsa ini, dan bangsa ini hanya pandai meniru dari mereka, maka tidak heran teroris nyaman berlindung di sini. Mengapa mereka bisa tidak rasis dan melakukan pelecehan seksual seperti Anda semua pagi ini?

Entahlah hanya Direktur Utama Angkasa Pura, Kepala Wilayah Jawa Timur dan Kepala Cabang Juanda yang tahu apa keinginan Angkasa Pura untuk negara ini yang dititipkan dan didoktrinkan kepada anak buah yang langsung kontak dengan rakyat. Mungkin lupa bahwa gaji mereka, sebesar apapun pangkatnya, dari pajak rakyat dan restribusi yang tidak perlu sebenarnya karena kami sudah membayar tiket maskapai dan maskapai membayar ke Bandara.

Kapan Angkasa Pura menarik untuk KPK? Siapa tertarik? 250 juta jiwa kali 50% nya saja x Rp 40.000,00 untuk apa jika hanya untuk menerima pelecehan? Tidak semua Bandara bertarif sama. Pernah ada yang Rp 25.000,00 s.d Rp 150.000,00. Kemana semua uang ini? Jangan mau dilecehkan mereka!

Gunakan sedikit uang dana publikasi Angkasa Pura untuk meminta maaf di koran internasional dan nasional kepada rakyat yang bukan hanya saya dan teman saya, bahwa banyak mungkin kasus pelecehan yang tidak diungkapkan dari pegawai Anda. TKI misalnya.

Gunakan sedikit uang Angkasa Pura untuk tidak sexy badan dan pakaian saja, pandangan sinis wanita-wanita teman Herman Sukmana yang mengusir saya dan teman, membuat makin marah. Untuk apa badan berbentuk, pakaian ketat meniru AKABRI tapi otak dan hati disimpan di lemari? Belikan buku biologi untuk pelajar SMP kepada mereka di waktu senggang antara jeda penerbangan agar tidak bermain HP dan berseda-gurau sehingga tidak perhatian dan memperhatikan sesama.

Kalau yang tidak bayar Rp 40.000,00 pelecehannya lebih hebat. Begitukah Bapak Herman Sukmana, Ibu Arie Ardiani dan semua wanita anak buah Ibu Arie yang melecehkan kami pagi ini? Kalian yang bisa menjawab.



Spoiler for ini beliaunya:


Quote:



Diubah oleh skincopz 18-02-2014 05:38
0
10.8K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.