Pendukung Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat Gita Wirjawan , mengklaim jagoannya populer di Media Social. Hal ini, mengacu pada hasil riset Katapedia dan PoliticaWave yang mengunggulkan popularitas Gita Wirjawan di dunia maya.

Dari riset katapedia, Gita mendapatkan angka tertinggi yaitu 40,76 persen, diikuti oleh Dahlan Iskan 25,26 persen dan Marzuki Alie 15,77 persen.

Sementara hasil pengamatan dari Politicawave menunjukan angka 78.089 netizen (pengguna sosial media) yang memperbincangkan, Gita Wirjawan.

Hasil riset yang dikemukakan 2 lembaga ini membuat tim Media Social Gita Wirjawan merasa diatas angin, bahkan untuk membuktikan hasil riset ini mereka aktif mempertemukan pengikut di jejaring soscial bersama Gita Wirjawan.

Di akun twitter @GWirjawan, Mantan Menteri Perdagangan ini memiliki 583.132 Follower terhitung Minggu (16/02/2014). Berdasarkan jumlah itu penulusuran deliknews.com melalui socialbacker, 21% Twitter @GWirjawan diketahui mencurigakan atau kosong, 17% tidak aktif dan 62% aktif.

Ternyata hasil fantastis itu hanya nampak di media social, bukan di dunia nyata. Pengamatan ini terlihat saat tim sukses Gita mengadakan temu follower pada 15 Feb 2014 di Jakarta, dari jumlah 583.132 Follower,kehadiran followernya hanya kurang dari 30 orang begitu juga tingkat interaksi hanya 14 orang dengan 57 retwet dan 9 orang memfavoritkan. Hasil pengamatan ini terlihat dalam sebuah foto temu follower yang diunggah pada 11:03 WIB.

Pengamat Media Social, menilai banyak hal yang bisa direkayasa untuk mendapatkan jumlah follower di Twitter dan Facebook. Cara untuk merekayasa tentu sudah banyak beredar di dunia maya. Ungkap Abdul yang juga wartawan senior.

Dia menjelaskan, ada beberapa cara untuk menambah followers dengan menggunakan akun robot alias BOT. Akun BOT ini tak memiliki tuan, karena dibuat sebanyak-banyaknya secara bersamaan oleh seseorang dalam satu waktu.

Jika ribuan hingga jutaan akun BOT itu sudah jadi, selanjutnya akun-akun BOT itu dibuat mem-follow suatu akun. Jadilah suatu akun itu terkesan difollow banyak pengguna Twitter. Imbuh Pria Alumni Universitas Airlangga Surabaya ini.

Proses ini mudah sekali, hanya perlu uang, ketelanan dan tingkat produktifitas yang tinggi. Banyak para politisi, memiliki akun seperti ini untuk tujuan pencitraan, dengan menggunakan jasa beli pengikut, orang-orang yang sudah dibayar ini kemudian ditugaskan untuk mencari follower atau pengikut, sekarang sudah modern tinggal dengan uang semua bisa dilakukan apalagi jamannya IT hal semacam ini dapat di rekayasa. Ungkapnya

Hingga berita ini ditulis, tim Gita Wirjawan belum dapat dikonfirmasi terkait adanya pengikut palsu di jejaring social miliknya.

Sumber :DELIKNEWS