- Beranda
- The Lounge
Cerpen Super Duper Pendeekk gann (FLASH FICTION)
...
TS
OB1E
Cerpen Super Duper Pendeekk gann (FLASH FICTION)
Selamat malem agan semua..
Ane baru nemuin nih cerpen yang sebener-benernya menurut versi ane..
Apapun yang agan rasain tolong tuangkan langsung gan..
Tolong di ya gann. supaya semua bisa ikut merasakan yang agan rasain ..
Oke, langsung ke cerpennya gan..
PIKNIK
Sepeda Jengki tua yang dinaiki Yati dan bapaknya berhenti di depan Gerbang Taman Jurug, Solo. “Ti, kita piknik di sini saja, ya!”, kata Sang Bapak sambil mengusap air mata di pipi Yati. Tetapi, air mata Yati terus meleleh makin menjadi-jadi tatkala melihat Bis Pariwisata melintas di depannya. Di dalam Bis tampak teman-teman sekelas Yati melambaikan tangan kepadanya.
MEMBELIMU
“Aku sudah membelimu! Jadi, terserah aku mau mukulin kamu atau mau ngapaian kamu!” Pria itu berteriak sambil tangannya menunjuk sederetan uang yang disusun indah dalam sebuah bingkai berukir yang tergantung di dinding rumah. Uang itu berjumlah, dua juta, sepuluh ribu dua ratus, sepuluh rupiah.
SAWER
Marni menggenggam uang 50 ribuan lusuh. Seorang pria dengan bau minuman keras yang menyengat, menyelipkan uang tersebut ke dalam BH-nya, tadi malam. Bau minuman keras itu tak jua hilang. Setelah ia membayangkan harumnya aroma nasi yang baru masak, untuk sarapan anak anaknya nanti, Marni baru bisa menghilangkan bau aroma minuman keras tadi.
SAMA
Joni yang setengah mabuk mengencani pramuria di sebuah bilik bambu belakang terminal. “Jangan Nungging!”, bentaknya kasar. Dan, ketika pramuria itu membalikkan badannya. Joni seketika muntah-muntah. Joni kaget melihat pramuria tersebut, Ia seakan melihat bayangannya sendiri di dalam cermin!.
RESTAURANT
Lelah kerja lembur berhari-hari yang dirasakan Karto hilang sudah. Ia akhirnya punya cukup uang untuk mengajak Suti, anaknya, makan di sebuah restoran cepat saji. Dengan bersepeda mereka berdua kesana lalu memesan sepotong ayam serta segelas soda untuk anaknya. Matanya berkaca-kaca ketika ia memandangi Suti yang tampak begitu bahagia menikmati sepotong ayam yang diimpikannya.
AYAHKU?
“Bu itu siapa?” Tanya seorang anak kecil kepada Ibunya. “Itu ayahmu”. “Lalu wanita itu siapa?”
“Itu istrinya”. Kalau lelaki itu ayahku, lalu lelaki yang di rumah kita siapa?”
“Lelaki itu suamiku, ayahmu juga.”
Sampai larut malam, anak kecil itu masih bingung atas jawaban ibunya. Tuhan begitu mencintainya, lalu memberinya mimpi indah tentang sebuah taman bermain yang terbuat dari coklat.
BAYI
Ketika akan menggendong bayi yang baru saja lahir dari rahim istrinya, Andre tiba-tiba termangu dan kebingungan ketika melihat bayi tersebut memiliki rambut ikal yang tebal. Di luar ruangan, tampak Sukro, supir pribadi Andre mengintip dari balik pintu kamar bersalin tersebut. Ia menghela napas lega dengan seraut wajah yang sangat bahagia ketika melihat bayi mungil itu.
PARABOLA
Ketika aku kecil, orang-orang di desaku sering berkata, “Denok, parasmu begitu ayu, kelak ibumu akan sangat beruntung memilikimu.” Aku baru menyadari benar arti kata itu ketika aku berumur 15 tahun, saat Pak Hasan datang ke rumah membawa penghulu untuk menikahiku selama 3 bulan lamanya. Lalu kulihat Ibuku begitu bahagia karena memiliki parabola baru.
ORDER
“Bro, ada orderan tajir. Jam delapan di hotel biasa, kamar 603. Jangan lupa Bro, 30 persennya buat aku!” Berbekal sms itu, aku memasuki lobby sebuah hotel berbintang empat dan langsung menuju kamar 603. Di dalam kamar, ketika wanita setengah baya tersebut menoleh ke arahku, kami berdua saling bertatapan dan sama-sama terdiam kaku. “ Damn! Ini reuni keluarga yang sungguh aneh” makiku dalam hati.
STASIUN
Di stasiun pinggiran kota, Annelies duduk di bangku menunggu kekasihnya tiba. Hatinya cemas mendengar kabar bahwa ada kekacauan jauh di Batavia sana. Sebuah penerbitan pers diserbu tentara kerajaan, beberapa orang terbunuh, banyak yang ditangkap. Berpuluh-puluh tahun kemudian, kuli dan tukang batu yang merenovasi stasiun itu, masih melihatnya menunggu di bangku yang sama.
PERTAMA
Waktu kita pertama kali bersama- sama melakukan dosa itu, aku kira engkau menitikkan air mata karena takut akan azab dari dosa yang kita lakukan. Setelah aku bertanya ternyata engkau menitikkan air mata karena menahan perih, karena memang belum terbiasa melakukannya.
Sekian dan semoga terhibur ya gann..
Ane baru nemuin nih cerpen yang sebener-benernya menurut versi ane..
Apapun yang agan rasain tolong tuangkan langsung gan..
Tolong di ya gann. supaya semua bisa ikut merasakan yang agan rasain ..
Oke, langsung ke cerpennya gan..
PIKNIK
Sepeda Jengki tua yang dinaiki Yati dan bapaknya berhenti di depan Gerbang Taman Jurug, Solo. “Ti, kita piknik di sini saja, ya!”, kata Sang Bapak sambil mengusap air mata di pipi Yati. Tetapi, air mata Yati terus meleleh makin menjadi-jadi tatkala melihat Bis Pariwisata melintas di depannya. Di dalam Bis tampak teman-teman sekelas Yati melambaikan tangan kepadanya.
MEMBELIMU
“Aku sudah membelimu! Jadi, terserah aku mau mukulin kamu atau mau ngapaian kamu!” Pria itu berteriak sambil tangannya menunjuk sederetan uang yang disusun indah dalam sebuah bingkai berukir yang tergantung di dinding rumah. Uang itu berjumlah, dua juta, sepuluh ribu dua ratus, sepuluh rupiah.
SAWER
Marni menggenggam uang 50 ribuan lusuh. Seorang pria dengan bau minuman keras yang menyengat, menyelipkan uang tersebut ke dalam BH-nya, tadi malam. Bau minuman keras itu tak jua hilang. Setelah ia membayangkan harumnya aroma nasi yang baru masak, untuk sarapan anak anaknya nanti, Marni baru bisa menghilangkan bau aroma minuman keras tadi.
SAMA
Joni yang setengah mabuk mengencani pramuria di sebuah bilik bambu belakang terminal. “Jangan Nungging!”, bentaknya kasar. Dan, ketika pramuria itu membalikkan badannya. Joni seketika muntah-muntah. Joni kaget melihat pramuria tersebut, Ia seakan melihat bayangannya sendiri di dalam cermin!.
RESTAURANT
Lelah kerja lembur berhari-hari yang dirasakan Karto hilang sudah. Ia akhirnya punya cukup uang untuk mengajak Suti, anaknya, makan di sebuah restoran cepat saji. Dengan bersepeda mereka berdua kesana lalu memesan sepotong ayam serta segelas soda untuk anaknya. Matanya berkaca-kaca ketika ia memandangi Suti yang tampak begitu bahagia menikmati sepotong ayam yang diimpikannya.
AYAHKU?
“Bu itu siapa?” Tanya seorang anak kecil kepada Ibunya. “Itu ayahmu”. “Lalu wanita itu siapa?”
“Itu istrinya”. Kalau lelaki itu ayahku, lalu lelaki yang di rumah kita siapa?”
“Lelaki itu suamiku, ayahmu juga.”
Sampai larut malam, anak kecil itu masih bingung atas jawaban ibunya. Tuhan begitu mencintainya, lalu memberinya mimpi indah tentang sebuah taman bermain yang terbuat dari coklat.
BAYI
Ketika akan menggendong bayi yang baru saja lahir dari rahim istrinya, Andre tiba-tiba termangu dan kebingungan ketika melihat bayi tersebut memiliki rambut ikal yang tebal. Di luar ruangan, tampak Sukro, supir pribadi Andre mengintip dari balik pintu kamar bersalin tersebut. Ia menghela napas lega dengan seraut wajah yang sangat bahagia ketika melihat bayi mungil itu.
PARABOLA
Ketika aku kecil, orang-orang di desaku sering berkata, “Denok, parasmu begitu ayu, kelak ibumu akan sangat beruntung memilikimu.” Aku baru menyadari benar arti kata itu ketika aku berumur 15 tahun, saat Pak Hasan datang ke rumah membawa penghulu untuk menikahiku selama 3 bulan lamanya. Lalu kulihat Ibuku begitu bahagia karena memiliki parabola baru.
ORDER
“Bro, ada orderan tajir. Jam delapan di hotel biasa, kamar 603. Jangan lupa Bro, 30 persennya buat aku!” Berbekal sms itu, aku memasuki lobby sebuah hotel berbintang empat dan langsung menuju kamar 603. Di dalam kamar, ketika wanita setengah baya tersebut menoleh ke arahku, kami berdua saling bertatapan dan sama-sama terdiam kaku. “ Damn! Ini reuni keluarga yang sungguh aneh” makiku dalam hati.
STASIUN
Di stasiun pinggiran kota, Annelies duduk di bangku menunggu kekasihnya tiba. Hatinya cemas mendengar kabar bahwa ada kekacauan jauh di Batavia sana. Sebuah penerbitan pers diserbu tentara kerajaan, beberapa orang terbunuh, banyak yang ditangkap. Berpuluh-puluh tahun kemudian, kuli dan tukang batu yang merenovasi stasiun itu, masih melihatnya menunggu di bangku yang sama.
PERTAMA
Waktu kita pertama kali bersama- sama melakukan dosa itu, aku kira engkau menitikkan air mata karena takut akan azab dari dosa yang kita lakukan. Setelah aku bertanya ternyata engkau menitikkan air mata karena menahan perih, karena memang belum terbiasa melakukannya.
Sekian dan semoga terhibur ya gann..
0
1.6K
9
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru