Quote:
Bangunan itu tampak kokoh dan megah di sudut pusat bisnis di Orchard Road-Oldham Lane, Singapura, Jumat malam, 14 Februari 2014. Terdiri dari sembilan lantai, di sudut kiri puncak gedung berwarna cokelat itu tampak bendera Singapura sesekali menari diterpa angin.
Tak satu pun tanda menunjukkan bahwa bangunan bernama MacDonald House itu adalah tempat Sersan Satu Anumerta Usman dan Kopral Komando Anumerta Harun meledakkan bom pada Maret 1965, saat era konfrontasi Indonesia-Malaysia. Akibat ledakan bom tersebut, tiga orang dikabarkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Konon, sempat terdapat lubang besar yang menganga di lantai dasar gedung tersebut. Bahkan pintu depan porak-poranda akibat ledakan. Namun semua itu tak berbekas lagi. Lantai depan gedung kini mengkilat dengan keramik berwarna kuning gading serta pintu kaca yang sangat bening.
Hal paling mencolok di MacDonald House adalah tulisan Citibank yang menyambut tamu di depan pintu gedung. Tulisannya tampak menyala dengan latar belakang berwarna biru. Tulisan yang sama ada di samping gedung, tersusun dengan tulisan McCann Worldgroup.
Warga Singapura seolah tak peduli dengan bangunan itu. Dengan langkah cepat, mereka berjalan di trotoar di depan gedung tersebut, menyeberang jalan ke arah stasiun Mass Rapid Transit Dhoby Ghaut yang terletak persis di depan gedung MacDonald tersebut.
Sebagian besar pejalan kaki terlihat menunduk sambil melangkah, sebagian lagi tampak memainkan tuts telepon genggam sambil menutup telinga dengan headset. Sedangkan mobil lalu-lalang di depan gedung dengan pelan dan tertib.
Nama Usman dan Harun kembali jadi buah bibir saat TNI Angkatan Laut memakai nama kedua pahlawan nasional itu untuk sebuah kapal fregat. Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam menyampaikan protes kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa perihal nama KRI Usman Harun. Singapura mengklaim penamaan tersebut akan menyakiti hati keluarga korban pengeboman 1965.
SUMBER
Aksi heroik dua pahlawan Indonesia