Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

officiallubisidAvatar border
TS
officiallubisid
Ada 19 Gunung Api Waspada, Masyarakat Diimbau Tak Panik
Ini Penyebab 22 Gunung di Indonesia Berstatus di Atas Aktif Normal

Ada 19 Gunung Api Waspada, Masyarakat Diimbau Tak Panik

Gunung Lokon saat meletus (Dok: Sindo TV) BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melansir sebanyak 17 gunung di Indonesia berstatus Waspada atau Level II, empat gunung berstatus Siaga (Level III), serta satu gunung berstatus Awas (Level IV).

Sebanyak 17 gunung tersebut adalah Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, engasangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.

Empat gunung berstatus Siaga, yakni Kelud, Lokon, Rokatenda, dan Karangetang. Sedangkan gunung berstatus paling berbahaya atau Awas adalah Sinabung.

Apa penyebab begitu banyaknya gunung di Indonesia yang aktivitas vulkaniknya di atas Status Normal?

Kepala Bidang Mitigasi Bencana, Gempa Bumi, dan Gerakan Tanah PVMBG, Gede Suantika, menjelaskan, Indonesia berada pada tiga lempeng dunia, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia.

“Aktivitas vulkanisme (yang tinggi) ini disebabkan tumbukan ketiga lempeng itu,” terangnya kepada Okezone, Selasa (11/2/2014).

Setiap tahun, tiga lempeng itu bergeser secara bertahap. Pergerakan lempeng itu mengakibatkan beberapa hal, di antaranya gempa dan meningkatnya aktivitas vulkanik gunung api.

“Setiap tahun lempeng ini bergeser sekira 6,5 sentimeter,” ungkapnya.

Suantika menegaskan, gunung yang berstatus di atas Normal tidak memperngaruhi satu sama lain. “Misalnya ketika satu gunung meletus, itu tidak akan menimbulkan letusan gunung lain,” tuturnya.

Banyaknya gunung api aktif di Indonesia membuat PVMBG harus bekerja keras melakukan pemantauan intensif. Sehingga, ada kenaikan atau penurunan aktivitas vulkanik, PVMBG bisa segera memutuskan apakah menaikkan atau menurunkan status gunung tersebut, serta merekomendasikan kawasan steril.

“Semua gunung api di Indonesia dipantau 24 jam. Di setiap posko pengamatan gunung api, ada petugas yang bertanggung jawab melakukan pemantauan,” imbuhnya.

Setiap posko, rata-rata diisi tiga pengamat gunung api. Mereka bekerja bergiliran sehingga aktivitas gunung api bisa dipantau selama 24 jam penuh.
(ton)



Ini Gunung-Gunung di Indonesia yang Meletus Paling Lama


Ada 19 Gunung Api Waspada, Masyarakat Diimbau Tak Panik

BANDUNG - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengalami erupsi sejak 15 September 2013 hingga kini. Artinya sudah hampir enam bulan gunung tersebut ‘batuk’.

Namun, sampai berita ini dibuat, ternyata Sinabung bukan gunung terlama yang mengalami erupsi dalam satu waktu. Meski demikian, berdasarkan sejarah letusan gunung di Indonesia, erupsi Sinabung tercatat sebagai rekor baru. Sinabung menempatkan dirinya sebagai gunung keempat yang erupsi paling lama.

“Dari segi durasi, (erupsi) Sinabung ini terlama keempat (dalam sejarah letusan gunung di Indonesia),” jelas Kepala Bidang Mitigasi Bencana, Gempa Bumi, dan Gerakan Tanah PVMBG, Gede Suantika, kepada Okezone.

Erupsi terlama dipegang dua gunung api masing-masing Gunung Agung di Bali dan Gunung Galunggung di Jawa Barat. “Gunung Agung itu meletus tahun 1963, itu hampir setahun,” sebutnya.

Setelah Gunung Agung, giliran Gunung Galunggung di Tasikmalaya erupsi. “Letusan Galunggung itu tahun 1982 hampir setahun juga,” jelasnya.

Gunung Bromo di Jawa Timur kemudian meletus pada 2010 selama lebih dari tujuh bulan. Dirunut dari durasi, Bromo menempati posisi tiga dalam sejarah letusan gunung di Indonesia, disusul erupsi Gunung Sinabung.

Dilihat dari segi dampak, letusan keempat gunung itu menimbulkan kerugiantidak hanya dalam segi kerusakan, namun juga sisi ekonomi. Kerusakan terjadi di mana-mana, terutama di kawasan yang berdekatan dengan kawah. Belum korban jiwa yang berjatuhan.

Sementara itu, bila dirunut berdasarkan dampaknya bagi masyarakat, Gunung Agung dan Galunggung berada pada posisi teratas. Posisi ketiga justru ditempati Gunung Sinabung dibanding Bromo yang lebih lama letusannya.

“Kalau dari segi durasi, Bromo ketiga. Tapi dari segi dampak ke masyarakat, mungkin Bromo ini keempat,” jelas Gede.

Meski berdampak negatif, ia mengingatkan bahwa erupsi memiliki dampak positif. “Dampak positif selalu ada pada setiap erupsi gunung api di kemudian hari,” ucapnya.

Salah satu dampak positif itu adalah tanah yang akan menjadi subur. “Material abu dan pasir (hasil erupsi gunung api) itu kaya kandungan nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan,” tandasnya.
(ton)


Ada 19 Gunung Api Waspada, Masyarakat Diimbau Tak Panik


JAKARTA - Status Gunung Kelud dinaikkan menjadi waspada atau naik ke level II, menyusul aktivitas vulkaniknya mengalami peningkatan mulai Minggu 2 Januari 2014.

Meski demikian, masyarakat diimbau tidak panik dan cemas dengan hal ini. Pemberitaan media yang intensif dan berlebihan mengenai peningkatan aktivitas gunung api seringkali justru menyebabkan dampak negatif di masyarakat.

Hal demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan singkatnya, Senin (3/2/2014).

Menurut dia, akibat pemberitaan yang berlebihan, obyek-obyek wisata, hotel, pertanian dan aktivitas ekonomi yang berada di luar daerah menjadi sepi. Hal itu terjadi di Gunung Bromo, Ijen, Dieng, Tangkubanprahu, Papandayan, dan lainnya.

“Bahkan aktivitas wisata dan hotel-hotel di Kabanjahe saat ini pun sepi pengunjung karena masyarakat jadi takut berkunjung padahal lokasinya jauh dan aman dari Gunung Sinabung,” jelas Sutopo.

Kata dia, gunung api bersifat slow in set. Artinya tidak akan tiba-tiba meletus. Ada tanda-tandanya sehingga status gunung punya tahapan yaitu dari normal kemudian menjadi waspada, siaga, dan awas sesuai ancamannya.

Saat ini lanjut dia, dari 127 gunung api aktif di Indonesia, ada satu gunung berstatus Awas (level IV) yaitu Gunung Sinabung sejak 24 November 2013. Ada tiga gunung status Siaga (level III) yaitu Karangetang, Lokon dan Rokatenda. Selain itu, ada 19 gunung status Waspada (level II) yaitu Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, engasangapi, Papandayan, Dieng, Seulewah Agam, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci. Sementara gunung Lainnya berstatus normal.

Makna dari status waspada adalah ada kenaikan aktivitas di atas level normal, apapun jenis gejala diperhitungkan. Tidak kritis, yang diperlukan adalah sosialisasi, kajian bahaya, pengecekan sarana, dan piket terbatas.

Sedangkan makna status siaga adalah semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Kondisinya kritis sehingga perlu sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian, dan piket penuh.

(hol)


Sekian Thread Dari Ane ! SUMBER
0
2.3K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.