- Beranda
- Berita dan Politik
RI Terendah di PISA, WNA: Indonesian Kids Don't Know How Stupid They Are
...
TS
duta.pertamax
RI Terendah di PISA, WNA: Indonesian Kids Don't Know How Stupid They Are
Baca trit ini anggep aja minum obat
Quote:
Jakarta - Programmme for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2012 lalu mengeluarkan survei bahwa Indonesia menduduki peringkat paling bawah dari 65 negara, dalam pemetaan kemampuan matematika, membaca dan sains.Seorang warga negara asing yang lama tinggal di Indonesia, merespons survei itu dengan menulis artikel di blognya berjudul "Indonesian kids don't know how stupid they are".
Adalah Elizabeth Pisani, seorang WNA kelahiran Amerika Serikat, epidemiologis, dan mantan jurnalis yang menuliskan artikel itu, di situs http://portraitindonesia.com/indones...upid-they-are/ dan indonesiaetc.com yang dikelolanya. Dia menyampaikan keprihatinannya pada Indonesia dari hasil survei PISA tersebut.
Dari 65 negara yang ikut dalam survei, Indonesia yang selama ini dicintai dan dikagumi Elizabeth menduduki peringkat paling bawah. Survei PISA-OECD ini dilakukan secara kualitatif pada tahun 2012 lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen ekonomi global.
detikcom sendiri pernah membahas soal survei tersebut pada Desember 2013 lalu. Disebutkan bahwa kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia menduduki peringkat bawah bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen siswa Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika. Di bidang kemampuan membaca, Indonesia mendapatkan skor 396 dan di bidang kemampuan sains mendapatkan skor 382. Namun keduanya sama-sama tergolong dalam level bawah.
"Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi saya bahwa anak-anak Indonesia bahkan tidak menyadari seberapa buruk sistem pendidikan sekolah yang membuat mereka gagal," tulis Elizabeth dalam ulasannya.
Elizabeth menyebut, mayoritas anak-anak Indonesia, terutama yang berusia 15 tahun, tidak memiliki kemampuan dasar yang diperlukan dalam masyarakat modern saat ini. "Mereka berpikir bahwa mereka siap untuk masa depan," imbuhnya.
Elizabeth menyebutkan laporan bahwa 95 persen anak Indonesia yakin telah mempelajari hal-hal yang membantu persiapan mereka dalam mendapat pekerjaan di masa depan. Sebagian besar berpikir bahwa sekolah sangat membantu mereka untuk masa depan mereka. Hanya sedikit yang berpikir bahwa sekolah itu hanya buang-buang waktu.
"Yang membuat saya bertanya-tanya, masa depan seperti apa yang akan dihadapi Indonesia?" tandasnya.
Elizabeth Pisani yang menyebut dirinya sebagai "epidemiologist, writer and adventurer" ini memiliki beragam latar belakang. Dia pernah menjadi koresponden asing bagi Reuters pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Elizabeth yang memperoleh PhD pada bidang infectious disease epidemiology dari London School of Hygiene and Tropical Medicine pada University of London ini, juga pernah menjadi salah satu penasihat pada Kementerian Kesehatan Indonesia. Elizabeth sendiri sudah memposting banyak artikel tentang pengalamannya berkeliling Indonesia, mulai dari sosial, budaya, kesehatan hingga politik.
Dalam pernyataannya menanggapi banyaknya komentar pada ulasannya ini, Elizabeth kembali menyampaikan pandangannya. "Tentu saya tidak berpikir bahwa anak-anak Indonesia bodoh,"sebutnya menanggapi salah satu komentar dalam situsnya.
Eitts! Yg komen mohon tidak marah !! ini penting !!
Quote:
"Tapi saya pikir mereka sangat, sangat dirugikan oleh sistem yang memperlakukan pekerjaan mengajar sebagai kesempatan untuk menyepakati, menetapkan standar sangat rendah, yang menuntut anak-anak yang gagal untuk mengembangkan kreativitas dan memecahkan masalah dengan segala macam cara. Saya kecewa karena orang tua dan para pembayar pajak (di Indonesia) tidak menuntut lebih atas sistem (pendidikan)," imbuhnya.
Terhadap hasil survei PISA-OECD tersebut, Menteri Pendidikan Indonesia M Nuh pernah memberikan tanggapannya. Menurut M Nuh, hasil survei ini justru menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 penting.
"Apa alasan kenapa kita lakukan perbaikan atau perombakan kurikulum baru, salah satunya kan (survei) PISA itu. Jadi apapun yang dilakukan PISA, semakin memperkuat kenapa Kurikulum 2013 penting," kata Mendikbud ketika ditanya tanggapannya tentang survei PISA 2012 pada Desember 2013 lalu.
Nah, bagaimana menurut Anda?
http://news.detik.com/read/2014/02/0...tupid-they-are
Udah belajar banyak setahun dua sudah lupa
Banyak yg dipelajari, tidak tahu juga ilmunya buat apa, penerapannya bagaimana, bukan sebagai problem solver malah masih tergantung pada orang lain, setelah lulus malah bingung mau kerja apa bawa surat lamaran kemana-mana.
Ini masalah investasi indonesia kedepan, kalo ga mau jangan lagi bilang sumber daya kita dijajah asing, kalo ga ya salah sendiri.
Quote:
Jadi apapun yang dilakukan PISA, semakin memperkuat kenapa Kurikulum 2013 penting," kata Mendikbud
Kurikulum 2013 OlehMohammad Nuh
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/art...-kurikulum2013
Kurikulum 2013 OlehMohammad Nuh
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/art...-kurikulum2013
Ini kata kaskuser yg kuliah di perancis:
Spoiler for :
Quote:
Original Posted By feiris►
ane akui sistem pendidikan dasar di Indonesia sangat kurang, terutama di bidang matematika dan sains. temen2 kuliah ane di Prancis memiliki pendidikan dasar di bidang matematika dan sains yang sangat kuat, ane akui cukup sulit mengejar mereka, karena mereka benar2 menerapkan standar yang tinggi untuk pendidikannya. Jadi, jangan salah kalau banyak peraih nobel banyak dari negara2 yang menerapkan sistem pendidikan yang tinggi. Di institusi tempat laboratorium ane telah menghasilkan 6 peraih nobel. Belum lagi institusi lain di Prancis yang telah menghasilkan 12 nobel.
Ane pernah melihat soal ujian matematika anak2 SMA di Prancis, dan itu setara dengan Kalkulus lanjutan di S1 Indonesia. dan sistem pembelajaran mereka sangat teoritis sehingga ketika mereka dapat menciptakan teori2 baru dan menciptakan alat2 baru. Ane akui itu karena ane disana juga diajarin gitu, diajarin "mikir lebih banyak" untuk dapat hasilin teori2 baru.
Ane pernah kuliah di Indonesia, dan ketika ane kuliah di Prancis, Profesor disana memberikan catatan 8 halaman kertas A4 dan isinya rumus semua. Kata supervisor saya : 1 rumus itu merupakan cerita, dan bisa dipanjangkan jadi 1 paragraf atau beberapa paragraf. ketika kita menguasai konsep yang sangat mendasar dari rumus, kita bisa membuat rumus sendiri.
--> hal ini yang saya tidak dapat di pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan yang baik akan melahirkan penerus2 bangsa yang lebih berkualitas, dan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi negara kita.
Pak Nuh yang merupakan Menteri Pendidikan sekarang merupakan lulusan Prancis dan telah menjalin kerjasama dengan beberapa institusi tinggi di sana untuk bidang pendidikan seperti double degree Indo-Prancis, dll. Ane sangat mendukung program itu.
Akan tetapi, ane sangat mengharapkan Pemerintah dapat melakukan peningkatan sistem pendidikan di Indonesia sejak di bangku SD. Selain itu, peningkatan tenaga pengajar sehingga ketika guru berkualitas tinggi, maka pasti akan bisa mencetak murid-murid yang juga berkualitas tinggi bahkan melebihi gurunya.
--> pejwan jika TS berkenan
ane akui sistem pendidikan dasar di Indonesia sangat kurang, terutama di bidang matematika dan sains. temen2 kuliah ane di Prancis memiliki pendidikan dasar di bidang matematika dan sains yang sangat kuat, ane akui cukup sulit mengejar mereka, karena mereka benar2 menerapkan standar yang tinggi untuk pendidikannya. Jadi, jangan salah kalau banyak peraih nobel banyak dari negara2 yang menerapkan sistem pendidikan yang tinggi. Di institusi tempat laboratorium ane telah menghasilkan 6 peraih nobel. Belum lagi institusi lain di Prancis yang telah menghasilkan 12 nobel.
Ane pernah melihat soal ujian matematika anak2 SMA di Prancis, dan itu setara dengan Kalkulus lanjutan di S1 Indonesia. dan sistem pembelajaran mereka sangat teoritis sehingga ketika mereka dapat menciptakan teori2 baru dan menciptakan alat2 baru. Ane akui itu karena ane disana juga diajarin gitu, diajarin "mikir lebih banyak" untuk dapat hasilin teori2 baru.
Ane pernah kuliah di Indonesia, dan ketika ane kuliah di Prancis, Profesor disana memberikan catatan 8 halaman kertas A4 dan isinya rumus semua. Kata supervisor saya : 1 rumus itu merupakan cerita, dan bisa dipanjangkan jadi 1 paragraf atau beberapa paragraf. ketika kita menguasai konsep yang sangat mendasar dari rumus, kita bisa membuat rumus sendiri.
--> hal ini yang saya tidak dapat di pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan yang baik akan melahirkan penerus2 bangsa yang lebih berkualitas, dan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi negara kita.
Pak Nuh yang merupakan Menteri Pendidikan sekarang merupakan lulusan Prancis dan telah menjalin kerjasama dengan beberapa institusi tinggi di sana untuk bidang pendidikan seperti double degree Indo-Prancis, dll. Ane sangat mendukung program itu.
Akan tetapi, ane sangat mengharapkan Pemerintah dapat melakukan peningkatan sistem pendidikan di Indonesia sejak di bangku SD. Selain itu, peningkatan tenaga pengajar sehingga ketika guru berkualitas tinggi, maka pasti akan bisa mencetak murid-murid yang juga berkualitas tinggi bahkan melebihi gurunya.
--> pejwan jika TS berkenan
Standard PISA standardnya negara mapan?
Spoiler for :
Quote:
Original Posted By IndraEMC►Ngak usah jauh-jauh ke test PISA yang sebenarnya menggunakan standard ilmu pengetahuan di negara maju, rata-rata nilai raport anak sekolah dasar di DKI Jakarta vs di Indramayu saja sudah berbeda, padahal kurikulumnya sama, mata pelajarannya juga sama, tapi kenapa yang di kabupaten lebih rendah ? karena tingkat pendidikan masyarakatnya memang berbeda (padahal Jakarta - Indramayu itu masih deket lho, apalagi kalau mau dibandingin ama pedalaman papua misalnya )
Standard PISA itu sendiri adalah soal yang biasanya dikerjakan sama anak sekolah di EROPA BARAT dimana negara-negaranya sudah maju dalam bidang pendidikan, analoginya simple, anak SD di Indonesia baru belajar pertambahan, pengurangan, dan perkalian, tau-tau disodorin soal Fisika anak SMA dengan hitungan yang rumit dan rumus yang panjangnya bisa 1 halaman double folio, mampu ngak mereka ngerjain ? disitulah kenapa Indonesia dan negara-negara dunia ketiga lainnya selalu dapat skor BURUK dalam survei PISA (selain kita, Peru, Equador, Kolombia, dan negara-negara amerika latin lainnya skornya rata-rata sama koq)
Standard PISA itu sendiri adalah soal yang biasanya dikerjakan sama anak sekolah di EROPA BARAT dimana negara-negaranya sudah maju dalam bidang pendidikan, analoginya simple, anak SD di Indonesia baru belajar pertambahan, pengurangan, dan perkalian, tau-tau disodorin soal Fisika anak SMA dengan hitungan yang rumit dan rumus yang panjangnya bisa 1 halaman double folio, mampu ngak mereka ngerjain ? disitulah kenapa Indonesia dan negara-negara dunia ketiga lainnya selalu dapat skor BURUK dalam survei PISA (selain kita, Peru, Equador, Kolombia, dan negara-negara amerika latin lainnya skornya rata-rata sama koq)
Anak Indonesia kurang mengenali lingkungan alam sekitar yg bisa memicu keingintahuan?
Spoiler for :
Quote:
Original Posted By observer320►
Apa yg membuat Score PISA tsb menjadi rendah bagi pelajar Indonesia, kemungkinan adalah karena faktor lingkungan.
FAKTOR: seberapa tinggi pendidikan orang tua, bagaimana pergaulan anak, bagaimana perilaku anak, bagaimana tingkat ekonomi keluarga, bagaimana keharmonisan keluarga, yang kesemuanya itu akan bermuara membentuk "BAGAIMANA POLA PIKIR" anak dalam menyelesaikan permasalahan termasuk dalam hal ini pelajaran.
Dan Indonesia, sayangnya, masih punya masalah kesenjangan yg besar dari semua faktor2 diatas.
Apa yg membuat Score PISA tsb menjadi rendah bagi pelajar Indonesia, kemungkinan adalah karena faktor lingkungan.
FAKTOR: seberapa tinggi pendidikan orang tua, bagaimana pergaulan anak, bagaimana perilaku anak, bagaimana tingkat ekonomi keluarga, bagaimana keharmonisan keluarga, yang kesemuanya itu akan bermuara membentuk "BAGAIMANA POLA PIKIR" anak dalam menyelesaikan permasalahan termasuk dalam hal ini pelajaran.
Dan Indonesia, sayangnya, masih punya masalah kesenjangan yg besar dari semua faktor2 diatas.
Kalau yg ini gw setuju dan sependapat bahwa pengenalan lingkungan sangat penting berdasar apa yg dilihat dan didengar langsung oleh si anak atau berdasar kesaksian orang lain (bisa lewat membaca/buku/tontonan)
Jadi tontonan TV yg spt sekarang dan kontrol orang tua ada relevansinya menjerumuskan anak menjadi otak anak berhenti bekerja sebagaimana semestinya
Untuk pengenalan lingkungan secara langsung secara umum lebih banyak dialami orang yg mapan secara finansial (bagaimana u/anak-2 di daerah terpencil misalnya? .. sulit) .
Jadi hobi gemar membacaini jalan terbaik lewat perpustakaan masal sampai daerah terpencil yg didanai pemerintah.
(Hore!! ..... obyekan nilep duit lagi .... sori)
Semoga depdikbud punya road map yg jelas dan dimulai mencetak kader pengajar yg super-2 hebat sebagai bibit penular ke pengajar seluruh indonesia dan dari sini kemudian masuk ke road map tadi ... amin
0
158.6K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
680.5KThread•48.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya