Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Pernahkah agan merenung mundur, merenungkan jaman atau era sebelumnya. Bayangin saja dalam tempo 30 tahun saja perbedaan sangat mencolok begitu terlihat jika kita bandingin kehidupan tahun 80-an dengan kehidupan jaman sekarang, dari hal tingkah laku, budaya hingga teknologinya terjadi perbedaan mencolok. Kalau di tarik mundur lagi kita bisa mundur di era sebelum merdeka, di era masih dijajah sama Belanda dan Jepang dengan kondisi kehidupan yang ada. Nah pada trit ini, ane mengajak agan sista mundur lebih jauh lagi membayangkan kondisi kehidupan kita di jaman Majapahit. Jadi gan, kurang lebihnya kita membayangkan akan mundur pada rentang waktu sekitar 700 tahun yang lalu. Cekibrot!



Nah melalui trit ini, TS ingin mengajak kita mempunyai gambaran bagaimana kondisi-kondisi di jaman nenek moyang kita di jaman dulu. Mungkin ntar 700 tahun yang akan datang (kalau belum kiamat), keturunan-keturunan kita di masa yang akan datang juga akan berpikir seperti yang TS tulis melalui trit ini, yaitu bagaimana yah keadaan nenek moyang mereka sebelumnya sekian ratus tahun yang lalu. Kita pun dapat memetik hikmah dan pelajaran berharga dari sejarah masa lampau, sebagai contoh mengapa orang jaman sekarang mudah terkena penyakit-penyakit kronis. Maka kehidupan nenek moyang kita yang hidup serba natural bisa menjadi inspirasi kita.

Anggap aja ada yang namanya mesin waktu, trus kita liburan ke jaman Majapahit

Panggilan Gan atau Juragan hanya berlaku untuk orang kaya

Kalau kaskuser berada di jaman Majapahit, manggil orang-orang jangan pake istilah gan atau juragan.. tapi pakailah kata kisanak!Karena di jaman Majapahit, yang punya panggilan juragan itu hanya orang-orang kaya yang memang banyak uangnya, seperti: juragan sapi, juragan kebo, juragan beras, juragan gerabah.

Nah panggilan manusia-manusia di Kaskus nanti bakal berubah kalau pas di jaman Majapahit. Kaskuser menjadi kisanak, seller FJB sukses menjadi juragan, mimin menjadi panglima, CEO menjadi perdana menteri, momod menjadi patih, regional leader menjadi tumenggung dan enthusiast menjadi empu, tukang ngejunk jadi gatoloco.


Bangunan jaman Majapahit terbuat dari bata merah, tapi bukan bata merah Kaskus lho

Di jaman Majapahit pola makan agan menjadi lebih sehat

Di jaman Majapahit agan akan terjauh dengan yang namanya junk food atau pun makanan minuman dengan berbagai unsur pengawet lainnya. Di jaman Majapahit agan akan merasakan nikmatnya bahan-bahan makanan dan bumbu masak yang semuanya serba organik. Orang jaman dulu mayoritas mengkonsumsi sayur-sayuran gan, apalagi rakyat jelata. Tidak ada yang namanya sawah disemprot pestisida, masak pakai pelezat MSG, makanan minuman instan dengan pengawet. Semua makanan minuman serba organik gan, fresh dan alami!


Nasi hangat dengan ikan dan lalapan segar sungguh sehat

Lupakan Playstation atau game online, yang ada permainan tradisional

Di jaman majapahit, untuk mengisi waktu luang daripada ente bengong kaya sapi ompong, hiburan yang dapat agan dan sista nikmati adalah permainan-permainan tradisional seperti petak umpet, maen jongklak, maen egrang dan semisalnya. Kelebihannya adalah kebersamaan yang lebih greget antara anak-anak atau pemuda yang satu dengan yang lainnya. Beda dengan permainan jaman sekarang yang cukup di depan komputer atau gadget.


Congklak adalah salah satu permainan jaman dulu yang masih eksis hingga sekarang

Buat para sista yang datang bulan tidak ada namanya pembalut

Di jaman majapahit, jangan berharap ada yang namanya pembalut apalagi tampon. Wanita jaman dulu menggunakan sabut kelapa dan kain sebagai pengaman kebocoran saat datang bulan. Tapi sabut kelapanya harus dibersihkan dengan teliti, jangan sampai di dalamnya ada semut rangrang apalagi semut api.

Jangan khawatir pembalutnya bikin sista sekalian iritasi, karena sabut kelapa tersebut diproses dengan sedemikian rupa, disisir sampai halus, dicuci dan direndam diramuan herbal untuk mensterilisasi dan tentunya yang paling penting sudah diuji di ITB dan IPB (kalau yang terakhir ini ane becanda). Jadi jangan khawatir sista sekalian bakal garuk-garuk karena gatal, iritasi apalagi alergi, dijamin aman. Trust me.. It works!


Sabut kelapa seperti di atas diolah menjadi 'pembalut wanita' versi jaman dulu

Para lelaki kebanyakan bertelanjang dada dan wanita pake kemben

Di jaman Majapahit gak ada yang jual kaos, kemeja apalagi celana jeans. Jaman dahulu kalau para lelaki masyarakat biasa kebanyakan bertelanjang dada. Kain harganya sangat mahal, dan hanya bisa dimiliki orang-orang kaya atau bangsawan. Nah buat yang gampang masuk angin, siap-siap sering kerokan.


Model 'fashion' di jaman Majapahit tentunya sangat homogen

Di jaman Majapahit agan dan sista akan hidup lebih sehat dan bugar

Selain dengan pola makan sehat yang TS sebutkan di atas, agan dan sista akan lebih sehat dan bugar karena ketika di jaman Majapahit dari padi sampai sore agan dan sista punya banyak aktifitas. Gak seperti jaman sekarang yang pagi sekolah atau berangkat ngantor, agan di jaman Majapahit harus rajin ke ladang, cari rumput buat ternak, cari kayu bakar buat masak, menggembala dan aktifitas di lapangan lainnya. Otomatis, tubuh ini akan aktif dan mengeluarkan keringat. Di jaman dulu juga gak ada polusi asap kendaraan atau polusi asap pabrik dan pencemaran limbah. 50 tahun yang lalu saja, penyakit semacam sakit jantung, paru-para, kanker payudara, kanker servik, parkinson, diabetes, liver, dll itu adalah penyakit langka, apalagi kalau 700 tahun yang lalu.


Ilustrasi agan mencari rumput buat pakan kebo, bedanya gak pake baju atasan

Di jaman Majapahit mobilitas agan adalah jalan kaki atau naik kuda

Pusing dengan kondisi stres di ibu kota gan? Jangan khawatir gansis, di jaman Majapahit agan gak bakal nemuin namanya macet. Gak ada si Komo lewat, gak ada motor apalagi mobil. Kalau agan orang kaya atau bangsawan, agan bisa wara-wiri naek kuda. Tapi kalau ekonomi agan cekak, silahkan jalan kaki sampai puas kesana kemari. Perjalanan antar daerah ditempuh dalam tempo sampai berhari-hari dengan berjalan kaki atau berkuda. Jangan membayangkan jalan seperti sekarang, agan akan sering melewati hutan dengan ancaman aneka hewan buas!


Jalan setapak seperti inilah yang akan agan lalui sepanjang perjalanan

Sungai adalah lokasi all in one untuk aktifitas mandi dan mencuci

Lupakan kamar mandi dengan toilet duduk apalagi dengan bathup dan shower-nya. Lupakan mesin cuci dan lupakan juga deterjen. Agan dan sista punya solusi one stop service untuk mandi, mencuci bahkan hingga urusan buang air besar: yaitu di kali atau sungai. Alternatifnya kalau tersedia adalah pancuran dari mata air, atau juga bisa air terjun. Tidak ada sabun mandi, apalagi sabun cuci. Tidak ada pula yang namanya pasta gigi, agan bisa menggunakan bahan-bahan natural seperti tumbukan batu bata untuk pengganti pasta gigi, 100% tanpa floride!


Buat para sista aganwati, berhati-hatilah dengan Jaka Tarub ketika mandi di sungai

Burung merpati adalah solusi pengganti SMS/WhatsApp/BBM

Ada sebuah peribahasa: "merpati tak pernah ingkar janji". Jangan khawatir buat agan dan sista ketika di jaman Majapahit kagak ada yang namanya operator sellular apalagi internet, agan bisa menggunakan burung merpati sebagai media berkirim pesan. Dengan burung merpati agan sista tidak perlu pulsa atau gadget, cukup siapkan padi-padian atau jagung kering untuk makanan si burung merpati yang bertugas mengirim pesan.

Gelap malam hanya bisa diterangin dengan sinar bulan dan obor

Yang jelas ketika agan berada di jaman majapahit, malam hari itu begitu gelap gulita karena belum adanya listrik. Jadi mendingan agan tinggal di dalam rumah saja kalau malam. Hanya penerangan dari obor yang menjadi penerang dikala malam gelap gulita. Jadi kemanapun agan pergi di malam hari, agan perlu berbekal obor. Nah jangan lupa dijaman dulu, jin-jin pengganggu seperti genderuwo itu masih banyak berkeliaran karena banyaknya pohon-pohon besar dan rimbun yang merupakan tempat favorit makhluk gaib semacam genderuwo. Serem!

Di jaman Majapahit agan butuh yang namanya berlatih ilmu kanuragan

Seperti halnya di jaman modern ketika ragam jenis penjahat berkeliaran di luar sana, maka begitu pula di jaman Majapahit. Ketika kita sedang melakukan perjalanan ke luar daerah yang melewati hutan belantara, maka ancaman rampok atau begal itu menjadi sebuah hal yang musti diwaspai. Selain itu ketika agan misal ditunjuk sebagai prajurit dari kerajaan Majapahit, maka agan harus siap. Oleh karena itu agan harus belajar ilmu kanuragan. Jangan lupa di jaman Majapahit kagak ada pistol atau senjata api untuk berperang, adanya keris, pedang, tombak dan panah. Selain itu juga untuk melawan binatang buas yang mungkin ditemui diperjalanan.

Tabib dan ramuan herbal adalah solusi penyembuhan mujarab

Masyarakat di jaman Majapahit tentunya tidak akan heran dengan adanya tabib yang menawarkan pengobatan tradisional seperti di Klinik Tongfang dan semisalnya. Karena di jaman Majapahit, yang namanya ramuan herbal dan pengobatan oleh tabib adalah sarana pengobatan penyakit yang utama. Dari mulai luka memar karena kena tampol latihan ilmu kanuragan, sampai menangani kategori sakit yang menakutkan seperti halnya keracunan.

Di jaman Majapahit agan wajib belajar Bahasa Sansekerta

Di jaman Majapahit tentunya agan butuh yang namanya komunikasi dua arah dengan masyarakat yang ada. Dan di jaman itu masyarakatnya menggunakan Bahasa Sankekerta yang menjadi salah satu akar bahasa Jawa saat ini sebagai bahasa keseharian, termasuk untuk urusan tulis menulis dan kabar-mengabari dengan media daun lontar sebagai pengganti kertas. Peraturan-peraturan hingga kitab ilmu kanuragan ditulis dengan Bahasa Sansekerta.

Tidak ada Alfamart/Indomaret/Sevel/Circle-K, silahkan ke pasar tradisional

Ketika agan membutuhkan berbagai keperluan terkait kehidupan sehari-hari, agan dan sista dapat pergi belanja ke pasar, kalau agan dan sista punya uang. Dari bahan makanan, gerabah dan aneka kebutuhan lainnya dapat agan temukan di pasar tradisional. Belum ada kartu kredit apalagi paypai, semua jual beli dengan cara cash. Tapi jika agan dan sista tidak punya uang berupa koin gobog atau emas atau perak, masih ada alternatif lain, yaitu dengan cara barter. Misal hasil sawah atau kebun agan tukarkan dengan barang kebutuhan yang diinginkan.


Penampakan dari uang gobog untuk pembayaran di jaman Majapahit

Punya keahlian berburu binatang lebih keren dari nelpon delivery order

"Selamat siang, layanan pesan antar KFC. Ada yang bisa dibantu?" terdengar suara serak-serak basah kuyup CS layanan pesan antar KFC di telpon. Lupakan semua itu ketika agan di jaman Majapahit, karena hanya keluarga kerajaan yang bisa order layanan pesan antar. Untuk rakyat jelata, warung yang menyuguhkan ketela rebus itu sudah josh gandos mama mia. Dan yang terbaik bagi para lelaki adalah: bisa berburu binatang.

Penerawangan pribadi dengan tambah ilustrasi dari Eyang Google