- Beranda
- The Lounge
Metode Jari Aljabar
...
TS
vantheman28
Metode Jari Aljabar
Permisi Agan-agan Sekalian Kami dari Jari Aljabar Kota Depok, Dibawah naungan Jari Aljabar Center Indonesia, ingin memberikan info, sharing, dan mengajak kaskuser sekalian untuk peduli dengan pendidikan dasar, khususnya Playgroup, TK, PAUD, dan SD. Berikut gambaran mengenai metode Jari Aljabar. Silahkan disimak ya gan...Terimakasih.
JENIS PELATIHAN : BASIC TRAINING JARI ALJABAR
TRAINER : BAHRUDDIN MD (PENEMU DAN PERAIH REKOR MURI ATAS METODE JARI ALJABAR)
WAKTU :
TEMPAT :
BIAYA :
FASILITAS : SERTIFIKAT, MODUL PELATIHAN, DAN SNACK
WAKTU PENDAFTARAN :
INFO PENDAFTARAN: 0813-1085-5425,0856-9586-3519, PIN: 2987D6AD
Spoiler for Apa itu Jari Aljabar??:
JARI ALJABAR VS JARI LAIN.
Terlalu banyak pertanyaan tentang perbedaan Metode Jari Aljabar dengan Metode Jari Lain. Untuk itu saya akan coba jawab dengan fakta dan data ilmiah sehingga apa yang saya sampaikan menjadi objektif.
1. Jari Aljabar dikonsep secara orisinil tanpa mengadopsi dari sempoa atau lainmya.
-> Jari Lain dikonsep dengan mengadopsi metode sempoa.
2. Jari Aljabar dikonsep dengan bilangan basis 10 sesuai kaidah matematika.
-> Jari lain dikonsep dengan biangan basis 5 sehingga tidak sesuai dg kaidah matematika.
3. Jari Aljabar tidak menggunakan rumus teman besar-teman kecil atau gabungan.
-> Jari Lain mengguanakan rumus teman besar-teman kecil - dan gabungan.
4. Jari Aljabar di konsep lebih Mudah, Cepat, Cerdas dan menyenangkan.
-> Jari Lain lebih rumit dan sulit, karena dikonsep dengan bilangan basis 5 dan menggunakan rumus "teman besar dan teman kecil".
5. Jari Aljbar dikonsep dengan formasi jari yang konsisten, baik digunakan untuk operasi penjumahan, pengurangan, perkalian ataupun pembagian.
-> Jari Lain dikonsep sengan formasi yang tidak konsisten, formasi jari berbeda saat operasinya berbeda, sehingga anak menjadi bingung.
6. Jari Aljabar lambang bilangannya konsisten, ketika digunakan untuk operasional.
-> Jari Lain tidak konsisten ketika digunakan untuk opersional.
7. Jari Aljabar diajarkan dengan pendekatan pendidikan Islam.
-> Jari Lain diajarkan secara konvensional.
8. Jari Aljabar mendapat Anugrah Piagam Rekor Dunia Indonesia (MURI) katagori penemuan metode yang orisinil
Itulah perbedaan yang objektif dan ilmiah, sehingga Jari Aljabar mendapat kepercayaan masyarakat luas dari berbagai kalangan, termasuk kalangan akademis (perguruan tinggi) dan lembaga pendidikan lainnya.
Terima kasih kepada semua, atas kepercayaan dan dukungannya kepada Jari Aljabar. Dan Saya mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan. Hal ini saya tulis atas banyaknya pertanyaan dari masyarakat, tentang perbedaan Jari Aljabar dengan Jari Lainnya. Tksh. Salam sukses buat anda
-------------------
brd/2013
Sumber:https://www.facebook.com/notes/pak-bahar/jari-aljabar-vs-jari-lain/10150220007291627
Terlalu banyak pertanyaan tentang perbedaan Metode Jari Aljabar dengan Metode Jari Lain. Untuk itu saya akan coba jawab dengan fakta dan data ilmiah sehingga apa yang saya sampaikan menjadi objektif.
1. Jari Aljabar dikonsep secara orisinil tanpa mengadopsi dari sempoa atau lainmya.
-> Jari Lain dikonsep dengan mengadopsi metode sempoa.
2. Jari Aljabar dikonsep dengan bilangan basis 10 sesuai kaidah matematika.
-> Jari lain dikonsep dengan biangan basis 5 sehingga tidak sesuai dg kaidah matematika.
3. Jari Aljabar tidak menggunakan rumus teman besar-teman kecil atau gabungan.
-> Jari Lain mengguanakan rumus teman besar-teman kecil - dan gabungan.
4. Jari Aljabar di konsep lebih Mudah, Cepat, Cerdas dan menyenangkan.
-> Jari Lain lebih rumit dan sulit, karena dikonsep dengan bilangan basis 5 dan menggunakan rumus "teman besar dan teman kecil".
5. Jari Aljbar dikonsep dengan formasi jari yang konsisten, baik digunakan untuk operasi penjumahan, pengurangan, perkalian ataupun pembagian.
-> Jari Lain dikonsep sengan formasi yang tidak konsisten, formasi jari berbeda saat operasinya berbeda, sehingga anak menjadi bingung.
6. Jari Aljabar lambang bilangannya konsisten, ketika digunakan untuk operasional.
-> Jari Lain tidak konsisten ketika digunakan untuk opersional.
7. Jari Aljabar diajarkan dengan pendekatan pendidikan Islam.
-> Jari Lain diajarkan secara konvensional.
8. Jari Aljabar mendapat Anugrah Piagam Rekor Dunia Indonesia (MURI) katagori penemuan metode yang orisinil
Itulah perbedaan yang objektif dan ilmiah, sehingga Jari Aljabar mendapat kepercayaan masyarakat luas dari berbagai kalangan, termasuk kalangan akademis (perguruan tinggi) dan lembaga pendidikan lainnya.
Terima kasih kepada semua, atas kepercayaan dan dukungannya kepada Jari Aljabar. Dan Saya mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan. Hal ini saya tulis atas banyaknya pertanyaan dari masyarakat, tentang perbedaan Jari Aljabar dengan Jari Lainnya. Tksh. Salam sukses buat anda
-------------------
brd/2013
Sumber:https://www.facebook.com/notes/pak-bahar/jari-aljabar-vs-jari-lain/10150220007291627
Spoiler for 8 Keunggulan Metode Jari Aljabar:
8 PRESTASI METODE JARI ALJABAR, SEBAGAI MOTIVASI BAGI PARA GURU.
1. Menggunakan bilangan basis 10 dengan 9 bilangan satuan sesuai kaidah matematika yang berlaku, baik dan benar.
2. Tanpa rumus "teman besar dan teman kecil" karena rumus ini tidak sesuai dengan logika matematika basis 10.
3. Lambang formasi jari konsisten utk operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, akar dll.
4. Dipelajari oleh anak dengan lebih mudah, cepat cerdas dan menyenangkan dengan pendekatan pendidikan Islam.
5. Metode dan Lambang Jari Aljabar sdh mendapat sertifikat dan perlindungan hukum HAK CIPTA dari Dirjen HAKI Menkumham RI.
6. Mendapat anugerah Piagam "Museum Rekor Dunia - Indonesia" (MURI) kategori Penemuan yang Orisinil.
7. Mendapat sertifikat dan piagam penghargaan dari berbagai perguruan tinggi Negeri ataupun swasta.
8. Sdh berhasil diterapkan diberbagai sekolah sbg program ekskul atau mulok, di berbagai daerah di Indonesia.
Demikian, semoga perstasi JA ini menjadi motivasi bagi para guru dan orangtua siswa utk membantu siswa/anak belajar matematika dg lbh mudah, cepat, cerdas dan menyenangkan. Terima kasih atas perhatiannya.
Sumber:https://www.facebook.com/notes/pak-bahar/8-prestasi-metode-jari-aljabar-sebagai-motivasi-bagi-para-guru/10151691699586627
1. Menggunakan bilangan basis 10 dengan 9 bilangan satuan sesuai kaidah matematika yang berlaku, baik dan benar.
2. Tanpa rumus "teman besar dan teman kecil" karena rumus ini tidak sesuai dengan logika matematika basis 10.
3. Lambang formasi jari konsisten utk operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, akar dll.
4. Dipelajari oleh anak dengan lebih mudah, cepat cerdas dan menyenangkan dengan pendekatan pendidikan Islam.
5. Metode dan Lambang Jari Aljabar sdh mendapat sertifikat dan perlindungan hukum HAK CIPTA dari Dirjen HAKI Menkumham RI.
6. Mendapat anugerah Piagam "Museum Rekor Dunia - Indonesia" (MURI) kategori Penemuan yang Orisinil.
7. Mendapat sertifikat dan piagam penghargaan dari berbagai perguruan tinggi Negeri ataupun swasta.
8. Sdh berhasil diterapkan diberbagai sekolah sbg program ekskul atau mulok, di berbagai daerah di Indonesia.
Demikian, semoga perstasi JA ini menjadi motivasi bagi para guru dan orangtua siswa utk membantu siswa/anak belajar matematika dg lbh mudah, cepat, cerdas dan menyenangkan. Terima kasih atas perhatiannya.
Sumber:https://www.facebook.com/notes/pak-bahar/8-prestasi-metode-jari-aljabar-sebagai-motivasi-bagi-para-guru/10151691699586627
Spoiler for Kesalahan penerapan metode sempoa pada tingkat dasar?:
KESALAHAN PENERAPAN METODE SEMPOA
Sebagai bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan sejarah, sempoa dan jarimatika tidak ada yang salah. Berikut ini adalah perbandingan konsep bilangan yang digunakan oleh sempoa atau metode Jari yang mengadopsi sempoa dengan konsep bilangan matematika yang baku, standar dan universal.
Banyak yang tidak paham tentang bilangan dasar (basis) 5 yang berlaku pada "sempoa" atau "jarimatika'. Karena itu perlu dikatahui bahwa sesungguhnya bilangan dasar (basis) 5 ini tidak berlaku pada aritmatika secara universal di dunia matematika. Secara umum (universal), dunia matematika hanya berlaku bilangan basis 10. Karena itu disekolahpun para siswa tingkat dasar (TK dan SD) diajarkan berhitung dengan bilangan basis 10, bukan dengan bilangan basis 5. Tapi anehnya banyak guru dan oragtua siswa mengajarkan anaknya matematika dengan bilangan basis 5 yang berlaku pada sempoa atau jarimatika. Mungkin karena tidak paham. Sehingga logika matematika siswapun dikacaukannya.
Berikut ini kami jelaskan tentang perbedaan bilangan basis 5 yang berlaku pada sempo/jarimatika dengan bilangan basis 10 yang berlaku pada matematika secara universal, sbb :
Basis 10 : Bilangan dasar tertinggi 10 dengan 9 bilangan satuan.
Basis 5 : Bilangan dasar tertinggi 5 dengan 4 bilangan satuan.
A). BILANGAN 6
-----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 6 adalah "bilangan satuan" ditulis dg simbol angka 6.
Pada basis 5 : Bilangan 6 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 1 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 11 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 1 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 1 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 1 JARI SATUAN (telunjuk atau kelingking)
B). BILANGAN 7.
----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 7 adalah "bilangan satuan" ditulis dg simbol angka 7.
Pada basis 5 : Bilangan 7 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 2 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 12 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 2 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 2 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 2 JARI SATUAN (telunjuk dan tengah atau kelingking dan jari manis)
C). BILANGAN 8.
----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 8 adalah "bilangan satuan" ditulis dengan simbol angka 8.
Pada basis 5 : Bilangan 8 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 3 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 13 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 3 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 3 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 3 JARI SATUAN (telunjuk, tengah dan jari manis, ATAU kelingking, jari manis dan tengah)
D). BILANGAN 9.
----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 9 adalah "bilangan satuan" ditulis dg simbol angka 9.
Pada basis 5 : Bilangan 9 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 4 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 14 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 4 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 4 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 4 JARI SATUAN (telunjuk, tengah, jari manis, dan kelingking ATAU kelingking, jari manis,tengah dan jempol).
Note : Pada Bilangan satuan basis 5 akan berlaku "RUMUS TEMAN KECIL"
E). BILANGAN 10
------------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 10 adalah "bilangan 1 puluhan dan 0 Satuan " ditulis dg simbol 10.
Pada basis 5 : Bilangan 10 adalah bilangan yang terdiri dari " 2 BILANGAN LIMAAN dan 0 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 20, Atau :
Pada Angka ditulis dengan "2 BILANGAN LIMAAN DAN 0 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa terdapat dua versi formasi : Versi china diformasikan dg "2 BIJI LIMAAN DAN 0 BIJI SATUAN.". sedangkan pada versi jepang diganti dengan 1 BILANGAN PULIHAN DAN 0 BILANGAN SATUAN.
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI PULUHAN DAN 0 JARI SATUAN" (telunjuk kiri). Disini, (pada bilangan 10) nampaknya bilangan basis 5 penulisannya sama dengan bilangan basis 10, tetapi sesugguhnya memiliki makna dan esensi yang berbeda mengapa..? karena disini pada basis 5 mulai berlaku "RUMUS TEMAN BESAR"
F). BILANGAN 16.
------------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 16 adalah "1 bilangan PULUHAN" dan 6 bilangan SATUAN ditulis dengan simbol angka 16.
Pada basis 5 : Bilangan 16 adalah bilangan yang terdiri dari " 3 BILANGAN LIMAAN dan 1 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol angka 31, atau pada versi lain ditulis 1 BILANGAN PULUHAN DAN 1 BILANGAN LIMAAN DAN 1 BILANGAN SATUAN ditulis dengan simbil angka 111 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN PULUHAN DAN 1 BILANGAN LIMAAN DAN 1 BILANGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI PULUHAN dan 1 BIJI LIMAAN dan 1 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI PULUHAN (telunjuk kiri) dan 1 JARI LIMAAN (jempol kanan) dan 1 JARI SATUAN (telunjuk kananl).
Note : Disini mulai berlaku "RUMUS GABUNGAN'.
Begitu seterusnya.
Dari lambang bilangannya saja sebenarnya sudah cukup membuat siswa bingung. Belum lagi belajar operasi penjumlahan, pengurangan dst.
Berkut ini kami sampaikan konsep penjumlahan pada sempoa atau jarimatika yang menggunkan bilangan basis 5. Misalnya saja penjumlahan 6 + 7 = .... .
Untuk menyelesaikan soal tsb harus mnggunakan "RUMUS GABUNGAN" yakni rumus "teman besar dan teman kecil".
Berikut penyelesaiannya. :
Soal : 6 + 7 = ....
Pada bilangan basis 5, soal ini ditulis dengan angka menjadi 11 + 12. (seperti sdh dijelaskan diatas). Sehingga hasilnya adalah 23, artinya 2 limaan dan 3 satuan --> Jika dibaca dalam basis 10 menjadi ; 2 limaan = 10 (sepuluh) dan 3 satuan, maka hasilnya 13 (tiga belas).
Hal ini dapat jelas terlihat pada sempoa versi China (2 baris dan 5 baris), sedangkan pada sempoa versi jepang (1 baris dan 4 baris). 2 limaan menjadi 1 puluhan. Sehingga pada "SEMPOA VERSI JEPANG" atau "METODE JARI LAIN " muncul rumus "TEMAN BESAR DAN TEMAN KECIL"
Berikut penyelesaiannya ; 6 + 7 = 6 + (10 - 3) =.. ---> ( - 3 Rumus teman besar dari 7)
6 + (10 - 5 + 2) = ........ ---> ( + 2 Rumus teman kecil dari -3).
Hasilnya : 1 puluhan (pengganti 2 limaan) dan 3 satuan = 13.
Kalu demikian caranya, maka tidak tepat Siswa TK dan SD diajarkan matematika dengan bilangan basis 5 kemudian hasilnya dibaca dengan basis 10. Ini akan mengacaukan konsep dasar belajar matematika anak. Betapa tidak, bagaimana jika soal tersebut adalah penjumlahan benda nyata, misal 6 kelereng + 7 kelereng.
Maka penyelesaian soal tersebut menjadi ; 6 kelereng ditambahkan dulu dengan 10 kelereng, kemudian dikurang 5 kelereng dan selanjutnya ditambah 2 kelereng.
Kami menilai bahwa cara seperti itu harus segera dikoreksi karena dapat mengacaukan logika matematika siswa yang sedang belajar konsep dasar dengan bilangan basis 10. Dan Kami juga sangat prihatin, mengapa cara belajar yang salah seperti itu sampai sekarang masih terus berlangsung dan diajarkan disekolah-sekolah TK dan SD. Tidak ada satu pihakpun yang berkompeten berani mengoreksi termasuk lembaga2 pendidikan baik pemerintah maupun swasta. Apakah karena tidak paham atau karena tidak peduli.
Ingat belajar berhitung cepat bukan berarti mengabaikan proses belajar standar yang baik dan benar. Sebenarnya belajar berhitung lebih mudah, cepat, cerdas dan menyenangkan bisa dilakukan dengan proses belajar matematika yang baik dan benar, yakni belajar matematika dengan bilangan basis 10 sesuai kaidah metamatika yang baku, bukan dengan bilangan basis 5 yang prosesnya bertentangan dengan kaidah matematika basis 10.
Demikian, mudah2an dengan adanya tulisan ini banyak orang menjadi paham dan menjdi peduli. Semoga saja. Aamiin. Wallahualam bishawab.
CATATAN.
Bagi anda yang ingin menanggapi atau mengomentari tulisan ini, dimohon agar objektif dan substantif dengan pendekatan akademik (ilmiah), tidak dengan asumsi apalagi dengan pendekatan sentimen bisnis. Juga hindari buruk sangka dan fitnah. Oke, semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT dalam menerima kebaikan dan kebenaran. Aamiin
Sumber: https://www.facebook.com/notes/pak-b...51842162246627
Sebagai bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan sejarah, sempoa dan jarimatika tidak ada yang salah. Berikut ini adalah perbandingan konsep bilangan yang digunakan oleh sempoa atau metode Jari yang mengadopsi sempoa dengan konsep bilangan matematika yang baku, standar dan universal.
Banyak yang tidak paham tentang bilangan dasar (basis) 5 yang berlaku pada "sempoa" atau "jarimatika'. Karena itu perlu dikatahui bahwa sesungguhnya bilangan dasar (basis) 5 ini tidak berlaku pada aritmatika secara universal di dunia matematika. Secara umum (universal), dunia matematika hanya berlaku bilangan basis 10. Karena itu disekolahpun para siswa tingkat dasar (TK dan SD) diajarkan berhitung dengan bilangan basis 10, bukan dengan bilangan basis 5. Tapi anehnya banyak guru dan oragtua siswa mengajarkan anaknya matematika dengan bilangan basis 5 yang berlaku pada sempoa atau jarimatika. Mungkin karena tidak paham. Sehingga logika matematika siswapun dikacaukannya.
Berikut ini kami jelaskan tentang perbedaan bilangan basis 5 yang berlaku pada sempo/jarimatika dengan bilangan basis 10 yang berlaku pada matematika secara universal, sbb :
Basis 10 : Bilangan dasar tertinggi 10 dengan 9 bilangan satuan.
Basis 5 : Bilangan dasar tertinggi 5 dengan 4 bilangan satuan.
A). BILANGAN 6
-----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 6 adalah "bilangan satuan" ditulis dg simbol angka 6.
Pada basis 5 : Bilangan 6 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 1 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 11 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 1 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 1 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 1 JARI SATUAN (telunjuk atau kelingking)
B). BILANGAN 7.
----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 7 adalah "bilangan satuan" ditulis dg simbol angka 7.
Pada basis 5 : Bilangan 7 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 2 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 12 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 2 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 2 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 2 JARI SATUAN (telunjuk dan tengah atau kelingking dan jari manis)
C). BILANGAN 8.
----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 8 adalah "bilangan satuan" ditulis dengan simbol angka 8.
Pada basis 5 : Bilangan 8 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 3 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 13 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 3 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 3 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 3 JARI SATUAN (telunjuk, tengah dan jari manis, ATAU kelingking, jari manis dan tengah)
D). BILANGAN 9.
----------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 9 adalah "bilangan satuan" ditulis dg simbol angka 9.
Pada basis 5 : Bilangan 9 adalah bilangan yang terdiri dari "1 BILANGAN LIMAAN dan 4 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 14 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN LIMAAN DAN 4 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI LIMAAN DAN 4 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI LIMAAN (jempol) dan 4 JARI SATUAN (telunjuk, tengah, jari manis, dan kelingking ATAU kelingking, jari manis,tengah dan jempol).
Note : Pada Bilangan satuan basis 5 akan berlaku "RUMUS TEMAN KECIL"
E). BILANGAN 10
------------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 10 adalah "bilangan 1 puluhan dan 0 Satuan " ditulis dg simbol 10.
Pada basis 5 : Bilangan 10 adalah bilangan yang terdiri dari " 2 BILANGAN LIMAAN dan 0 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol 20, Atau :
Pada Angka ditulis dengan "2 BILANGAN LIMAAN DAN 0 BILNGAN SATUAN."
Atau pada sempoa terdapat dua versi formasi : Versi china diformasikan dg "2 BIJI LIMAAN DAN 0 BIJI SATUAN.". sedangkan pada versi jepang diganti dengan 1 BILANGAN PULIHAN DAN 0 BILANGAN SATUAN.
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI PULUHAN DAN 0 JARI SATUAN" (telunjuk kiri). Disini, (pada bilangan 10) nampaknya bilangan basis 5 penulisannya sama dengan bilangan basis 10, tetapi sesugguhnya memiliki makna dan esensi yang berbeda mengapa..? karena disini pada basis 5 mulai berlaku "RUMUS TEMAN BESAR"
F). BILANGAN 16.
------------------------
Pada Basis 10 : Bilangan 16 adalah "1 bilangan PULUHAN" dan 6 bilangan SATUAN ditulis dengan simbol angka 16.
Pada basis 5 : Bilangan 16 adalah bilangan yang terdiri dari " 3 BILANGAN LIMAAN dan 1 BILANGAN SATUAN. " ditulis dengan simbol angka 31, atau pada versi lain ditulis 1 BILANGAN PULUHAN DAN 1 BILANGAN LIMAAN DAN 1 BILANGAN SATUAN ditulis dengan simbil angka 111 :
Pada Angka ditulis dengan " 1 BILANGAN PULUHAN DAN 1 BILANGAN LIMAAN DAN 1 BILANGAN SATUAN."
Atau pada sempoa diformasikan dg "1 BIJI PULUHAN dan 1 BIJI LIMAAN dan 1 BIJI SATUAN.".
Atau pada metode JARI LAIN ditunjukan pada formasi "1 JARI PULUHAN (telunjuk kiri) dan 1 JARI LIMAAN (jempol kanan) dan 1 JARI SATUAN (telunjuk kananl).
Note : Disini mulai berlaku "RUMUS GABUNGAN'.
Begitu seterusnya.
Dari lambang bilangannya saja sebenarnya sudah cukup membuat siswa bingung. Belum lagi belajar operasi penjumlahan, pengurangan dst.
Berkut ini kami sampaikan konsep penjumlahan pada sempoa atau jarimatika yang menggunkan bilangan basis 5. Misalnya saja penjumlahan 6 + 7 = .... .
Untuk menyelesaikan soal tsb harus mnggunakan "RUMUS GABUNGAN" yakni rumus "teman besar dan teman kecil".
Berikut penyelesaiannya. :
Soal : 6 + 7 = ....
Pada bilangan basis 5, soal ini ditulis dengan angka menjadi 11 + 12. (seperti sdh dijelaskan diatas). Sehingga hasilnya adalah 23, artinya 2 limaan dan 3 satuan --> Jika dibaca dalam basis 10 menjadi ; 2 limaan = 10 (sepuluh) dan 3 satuan, maka hasilnya 13 (tiga belas).
Hal ini dapat jelas terlihat pada sempoa versi China (2 baris dan 5 baris), sedangkan pada sempoa versi jepang (1 baris dan 4 baris). 2 limaan menjadi 1 puluhan. Sehingga pada "SEMPOA VERSI JEPANG" atau "METODE JARI LAIN " muncul rumus "TEMAN BESAR DAN TEMAN KECIL"
Berikut penyelesaiannya ; 6 + 7 = 6 + (10 - 3) =.. ---> ( - 3 Rumus teman besar dari 7)
6 + (10 - 5 + 2) = ........ ---> ( + 2 Rumus teman kecil dari -3).
Hasilnya : 1 puluhan (pengganti 2 limaan) dan 3 satuan = 13.
Kalu demikian caranya, maka tidak tepat Siswa TK dan SD diajarkan matematika dengan bilangan basis 5 kemudian hasilnya dibaca dengan basis 10. Ini akan mengacaukan konsep dasar belajar matematika anak. Betapa tidak, bagaimana jika soal tersebut adalah penjumlahan benda nyata, misal 6 kelereng + 7 kelereng.
Maka penyelesaian soal tersebut menjadi ; 6 kelereng ditambahkan dulu dengan 10 kelereng, kemudian dikurang 5 kelereng dan selanjutnya ditambah 2 kelereng.
Kami menilai bahwa cara seperti itu harus segera dikoreksi karena dapat mengacaukan logika matematika siswa yang sedang belajar konsep dasar dengan bilangan basis 10. Dan Kami juga sangat prihatin, mengapa cara belajar yang salah seperti itu sampai sekarang masih terus berlangsung dan diajarkan disekolah-sekolah TK dan SD. Tidak ada satu pihakpun yang berkompeten berani mengoreksi termasuk lembaga2 pendidikan baik pemerintah maupun swasta. Apakah karena tidak paham atau karena tidak peduli.
Ingat belajar berhitung cepat bukan berarti mengabaikan proses belajar standar yang baik dan benar. Sebenarnya belajar berhitung lebih mudah, cepat, cerdas dan menyenangkan bisa dilakukan dengan proses belajar matematika yang baik dan benar, yakni belajar matematika dengan bilangan basis 10 sesuai kaidah metamatika yang baku, bukan dengan bilangan basis 5 yang prosesnya bertentangan dengan kaidah matematika basis 10.
Demikian, mudah2an dengan adanya tulisan ini banyak orang menjadi paham dan menjdi peduli. Semoga saja. Aamiin. Wallahualam bishawab.
CATATAN.
Bagi anda yang ingin menanggapi atau mengomentari tulisan ini, dimohon agar objektif dan substantif dengan pendekatan akademik (ilmiah), tidak dengan asumsi apalagi dengan pendekatan sentimen bisnis. Juga hindari buruk sangka dan fitnah. Oke, semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT dalam menerima kebaikan dan kebenaran. Aamiin
Sumber: https://www.facebook.com/notes/pak-b...51842162246627
Spoiler for JARI ALJABAR dlm KICK ANDY:
Buka link ini dan hilangkan tanda bintangnya (*) terlebih dahulu, atau search di youtube dengan keyword "JARI ALJABAR KICK ANDY" : https://www.*you*tube.com/watch?v=RfWLUB_-l3c
Spoiler for KOREKSI ILMIAH RUMUS MATEMATIKA "TEMAN BESAR DAN TEMAN KECIL" YANG BERLAKU PADA SEMPOA DAN METODE JARIMATIKA:
Spoiler for Dilarang Keras PAUD Belajar CALISTUNG??:
DILARANG KERAS PAUD BELAJAR CALISTUNG ????.
(Oleh : Bahruddin Md)
Seorang teman di FB ( Mbak Rikha ) menulis komentar tentang Brosur Akselerasi Matematika Metode Jari Aljabar. Inilah komentarnya :"Dilarang keras PAUD belajar Calistung, itu peraturan pemerintah. Karena usia anak PAUD adalah dunia bermain.. Belum saatnya untuk diajarkan calistung".
Inilah Jawaban Jari Aljabar :
Mba Rika: Pertanyaannya mengapa dilarang ?. Dan apa dasarnya pelarangan itu ?. Apa pengaruh negatifnya terhadap pendidikan anak ?. Apakah pelarangan itu sudah teruji dan bisa dipertanggung jawabkan ?. Jangan sampai "ketidak mampuan" para pembuat kurikulum paud untuk menggali dan mengembangkan potensi usia emas anak (Golden Age), ditutupi dengan dalih-dalih dan alasan yang tidak ilmiah.
Saya bisa buktikan..!! : bahwa anak belajar berhitung dengan metode Jari Aljabar, tanpa beban, tanpa tekanan, tanpa mengurangi hak bermain anak, tanpa mengurangi keceriaan dan kegembiraan anak. Bahkan belajar dengan metode Jari Aljabar, anak semakin ceria, gembira, kepercayaan dirinya tumbuh, bangga dan cerdas.
Menurut pengalaman saya, anak yang tidak bisa baca dan berhitung di tingkat PAUD, kecerdasannya menjadi kerdil, akan minder dan malu ketika masuk SD, akan lebih susah belajar matematikanya di tingkat SD, bahkan banyak yang trauma belajar matematika ketika di tingkat SD.
Jadi..., saya adalah orang yang sangat tidak setuju jika siswa PAUD dilarang belajar Calistung. Siswa PAUD boleh belajar Calistung asalkan metodenya mendukung terhadap pengembangan dan potensi anak se usianya. Metodenya tidak boleh membuat anak menjadi terbebani, dan tertekan,tidak boleh mengurangi porsi anak dalam kreatifitas dan aktifitas bermainnya, tidak boleh mengurangi keceriaannya, Metodenya harus belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.
Mba Rika mhn maaf, teori pendidikan yang mba sampaikan 100 % SALAH. Itu doktrin pendidikan dunia barat untuk indonesia. Mengapa salah ?, sebab Usia dini adalah usia emas (Golden Age) dalam pendidikan anak, Saatnya anak mulai dikembangkan baik pemahamannya,logikanya dan hafalanya, secara maksimal. Perhatikan, berapa banyak anak usia dini sdh bisa baca bahasa arab (alquran) bahkan mengahfal sekian banyak surat2 dalam alquran. Untuk belajar baca bahasa indonesia mestinya lebih mudah, asalakan metodenya baik dan benar menurut usianya. Begitu juga matematika, jika dijarkan dengan baik dan benar sesuai usianya mereka akan lebih mudah menerimanya, senang belajarnya, bangga dan tumbuh kepercayaan dirinya. Tentu dengan tidak mengurangi keceriaannya dan kegembiraanya dalam bermain. Saya sudah membuktikan dengan mencetak ribuan anak bintang, yaitu anak usia dini yang mudah, cepat cerdas, percaya diri dan bangga ketika belajar matematika dengan metode jari Aljabar.
Mba Rika, dunia bermain bagi anak bukan berarti tidak bisa diisi dengan pelajaran-pelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Jangan kerdilkan potensi mas anak dengan ketidak mampuan kita menggalinya. Demikian mudah2an mindset mba Rika berubah. Trksh atas perhatiannya.
Berikut ini adalah salah satu contoh siswa Jari Aljabar, Salwa (4 th) belajar matematika,dengan mudah cepar cerdas dan bangga.
[url]http://www.yo*u*tube.com/watch?v=E0dokFpqP9I[/url]
Hilangkan tanda bintang dahulu untuk masuk ke link diatas.
Sumber: https://www.facebook.com/notes/pak-b...51802352041627
(Oleh : Bahruddin Md)
Seorang teman di FB ( Mbak Rikha ) menulis komentar tentang Brosur Akselerasi Matematika Metode Jari Aljabar. Inilah komentarnya :"Dilarang keras PAUD belajar Calistung, itu peraturan pemerintah. Karena usia anak PAUD adalah dunia bermain.. Belum saatnya untuk diajarkan calistung".
Inilah Jawaban Jari Aljabar :
Mba Rika: Pertanyaannya mengapa dilarang ?. Dan apa dasarnya pelarangan itu ?. Apa pengaruh negatifnya terhadap pendidikan anak ?. Apakah pelarangan itu sudah teruji dan bisa dipertanggung jawabkan ?. Jangan sampai "ketidak mampuan" para pembuat kurikulum paud untuk menggali dan mengembangkan potensi usia emas anak (Golden Age), ditutupi dengan dalih-dalih dan alasan yang tidak ilmiah.
Saya bisa buktikan..!! : bahwa anak belajar berhitung dengan metode Jari Aljabar, tanpa beban, tanpa tekanan, tanpa mengurangi hak bermain anak, tanpa mengurangi keceriaan dan kegembiraan anak. Bahkan belajar dengan metode Jari Aljabar, anak semakin ceria, gembira, kepercayaan dirinya tumbuh, bangga dan cerdas.
Menurut pengalaman saya, anak yang tidak bisa baca dan berhitung di tingkat PAUD, kecerdasannya menjadi kerdil, akan minder dan malu ketika masuk SD, akan lebih susah belajar matematikanya di tingkat SD, bahkan banyak yang trauma belajar matematika ketika di tingkat SD.
Jadi..., saya adalah orang yang sangat tidak setuju jika siswa PAUD dilarang belajar Calistung. Siswa PAUD boleh belajar Calistung asalkan metodenya mendukung terhadap pengembangan dan potensi anak se usianya. Metodenya tidak boleh membuat anak menjadi terbebani, dan tertekan,tidak boleh mengurangi porsi anak dalam kreatifitas dan aktifitas bermainnya, tidak boleh mengurangi keceriaannya, Metodenya harus belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.
Mba Rika mhn maaf, teori pendidikan yang mba sampaikan 100 % SALAH. Itu doktrin pendidikan dunia barat untuk indonesia. Mengapa salah ?, sebab Usia dini adalah usia emas (Golden Age) dalam pendidikan anak, Saatnya anak mulai dikembangkan baik pemahamannya,logikanya dan hafalanya, secara maksimal. Perhatikan, berapa banyak anak usia dini sdh bisa baca bahasa arab (alquran) bahkan mengahfal sekian banyak surat2 dalam alquran. Untuk belajar baca bahasa indonesia mestinya lebih mudah, asalakan metodenya baik dan benar menurut usianya. Begitu juga matematika, jika dijarkan dengan baik dan benar sesuai usianya mereka akan lebih mudah menerimanya, senang belajarnya, bangga dan tumbuh kepercayaan dirinya. Tentu dengan tidak mengurangi keceriaannya dan kegembiraanya dalam bermain. Saya sudah membuktikan dengan mencetak ribuan anak bintang, yaitu anak usia dini yang mudah, cepat cerdas, percaya diri dan bangga ketika belajar matematika dengan metode jari Aljabar.
Mba Rika, dunia bermain bagi anak bukan berarti tidak bisa diisi dengan pelajaran-pelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Jangan kerdilkan potensi mas anak dengan ketidak mampuan kita menggalinya. Demikian mudah2an mindset mba Rika berubah. Trksh atas perhatiannya.
Berikut ini adalah salah satu contoh siswa Jari Aljabar, Salwa (4 th) belajar matematika,dengan mudah cepar cerdas dan bangga.
[url]http://www.yo*u*tube.com/watch?v=E0dokFpqP9I[/url]
Hilangkan tanda bintang dahulu untuk masuk ke link diatas.
Sumber: https://www.facebook.com/notes/pak-b...51802352041627
Spoiler for INFO PELATIHAN JARI ALJABAR:
JENIS PELATIHAN : BASIC TRAINING JARI ALJABAR
TRAINER : BAHRUDDIN MD (PENEMU DAN PERAIH REKOR MURI ATAS METODE JARI ALJABAR)
WAKTU :
TEMPAT :
BIAYA :
FASILITAS : SERTIFIKAT, MODUL PELATIHAN, DAN SNACK
WAKTU PENDAFTARAN :
INFO PENDAFTARAN: 0813-1085-5425,0856-9586-3519, PIN: 2987D6AD
Spoiler for Alamat Kantor Cabang Jari Aljabar Kota Depok:
Jl. H. Abdul Ghani Raya RT 03 RW 04 Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilodong Kota Depok INFO PENDAFTARAN: 0813-1085-5425,0856-9586-3519, PIN: 2987D6AD
Diubah oleh vantheman28 13-03-2014 04:14
0
8.9K
Kutip
32
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru