Pesawat dengan kapasitas besar sudah ada semenjak tahun 70-an yang diproduksi oleh Boeing yaitu Boeing 747 series dimana mengusung design 2 lantai namun tidak penuh di lantai 2 nya. Ditahun tahun itu pula muncul pesaing dari McDonnell Douglas MD-12 dengan design full 2 lantai, namun tidak berhasil di pasaran. Otomatis hanya Boeing yang menikmati kue penerbangan dengan kapasitas besar.

Pada tahun 1988 insinyur dari Airbus, Jean Roeder, mencetuskan ide agar Airbus juga terjun pada produksi pesawat berkapasitas besar yang disebut dengan Ultra High Capacity Airliner (UHCA). Ide ini secara resmi baru dimulai dalam megaproject pada tahun 1990 dan diumumkan pada acara Farnborough Air Show dengan target menghasilkan pesawat berkapasitas lebih besar dan 15% lebih efisien dibandingkan B747-400.

Pada awal project ini dimunculkan Airbus melakukan konsorsium bersama dengan beberapa perusahaan aviasi lainnya, salah satunya diikuti oleh Boeing. Namun hanya berjalan 2 tahun hingga 1992 dan Boeing memutuskan untuk mundur dari konsorsium karena berdasarkan riset pasar bahwa banyak maskapai penerbangan tidak tertarik menggunakan pesawat super besar. Di tahun 1993 Airbus memutuskan membuat sendiri megaproject ini dengan kode A3XX.

Project A3XX ini mengambil dasar dari A340 yang merupakan pesawat terbesar produksi Airbus. Pada tahun 1997 asia yang merupakan pasar terbesar penerbangan mengalami krisis moneter. Untuk menarik hati calon pembeli akhirnya Airbus merevisi target efisiensi menjadi 20% lebih efisien dari B747-400. Pada tahun 2000 akhirnya project ini selesai dengan produk akhir yaitu Airbus A380. Pemilihan nama A380 dari projct A3XX dikarenakan angka 8 merupakan angka keberuntungan bagi beberapa negara di Asia yang merupakan targeted market Airbus A380. Pada saat pengumuman ini Airbus mendapatkan 6 launch customer (Air France SA, Emirates Airlines, International Lease Finance Corp (AIG: Research, Estimates), Qantas Airways, Singapore Airlines Ltd. and Virgin Atlantic) dengan jumlah pemesanan 50 unit pesawat.

Pusat produksi Airbus A380 ialah di Toulouse, Prancis. Airbus A380 merupakan pesawat yang sangat kompleks, untuk itu part dari pesawat ini berasal dari seluruh dunia, bahkan gosipnya ada yang dari Indonesia juga (update agan asrido: PT.Dirgantara Indonesia punya andil juga di dalam produksi a380.
PT. DI mendapat subkontrak 10 tahun senilai 90 juta dollar untuk membuat komponen sayapnya, yg berupa "inboard outer fixed leading edge"). Namun sebagian besar berasal dari 4 negara yaitu Prancis, German, Spanyol, dan Inggris. 4 perusahan besar yang menjadi supplier A380 ialah Rolls-Royce, Safran, United Technologies and General Electric. Untuk mengangkut seluruh part ke Toulouse bukan perkara mudah mengingat ukuran dan sensitifitas part pesawat itu sendiri. Untuk itu beberapa cara digunakan untuk mengangkut part tersebut.

Untuk melakukan manufacturing A380 membutuhkan pabrik yang raksasa dan menurut wartawan CNN Daniel Terdiman, ini merupakan fasilitas manufacturing terbesar di dunia. Proses produksi berjalan begitu teratur dan masih banyak yang bersifat human handling. Saat ini per bulan pabrik di Toulouse dapat memproduksi A380 sebanyak 2,5 unit selama 1 bulan.

Airbus A380 yang pertama kali selesai diproduksi berkode F-WWOW dan selesai pada tanggal 18 Januari 2005. Airbus harus membuat 5 unit untuk dilakukan testing dan sertifikasi sebelum diizinkan untuk melayani penerbangan komersial. Penerbangan perdana pesawat ini dilakukan pada tanggal 27 April 2015 dipiloti oleh kepala pilot project A380, Jacques Rosay. Menurutnya sangat mudah menerbangkan A380 hal ini dikarenakan Airbus sengaja mendisign cara pengendalian dan model cockpit yang tidak jauh berbeda dengan model Airbus yang ada saat ini. Hal ini untuk mengurangi ongkos training bagi maskapai yang akan mengoperasikan si jumbo ini. Ujicoba yang harus dilalui oleh A380 ini guna memperoleh sertifikasi diantaranya tes penerbangan pada cuaca dingin yang ektrem, melewati genangan air pada saat take off atau landing, dll.

A380 Super, itu biasa sebutan dari menara atc ketika berbicara pada kokpit A380, hal ini menunjukkan betapa super besarnya ukutan pesawat ini. Lebar pesawat ini mencapai 79,8m, panjang mencapai 73m dan tinggi 24,1m. Ukuran lebar pesawat ini lebih lebar dari lebar lapangan GBK yang hanya 70 meter. Untuk ukuran panjang dibandingkan Boeing 737-900ER hampir 2 kali lipat, dimana B739ER memiliki panjang 42,1 meter.

Untuk urusan ruangan kabin tidak ada yang mengalahkan A380 dengan mengusung full double decker menjadikan A380 pesawat penumpang yang mampu membawa penumpang terbanyak. Dengan konfigurasi full ekonomi bisa mencapai 800 penumpang, sedangkan dengan konfigurasi 3 kelas bisa mencapai 519 penumpang.

Airbus A380 secara keseluruhan memiliki berat kosong mencapai 276.800kg (276 ton) dan dalam keadaan penuh untuk take-off bisa mencapai 575.000kg (575 ton) tentu memerlukan mesin yang powerfull untuk mengangkat bebannya yang luar biasa. Untuk itu pabrikan Airbus mempercayakan mesin A380 pada Rolls Royce dan General Electric. Kedua perusahaan ini sudah sangat berpengalaman dalam menyuplai mesin untuk pesawat. Untuk Rolls Royce menggunakan tipe Trent 900 sedangkan GE menggunakan GP 7000. Keduanya memiliki kebisingan yang minim untuk ukuran jet besar. Karena hal tersebut A380 meraih penghargaan JC 2012 WINNERS FINAL 14 Nov 2012, Noise Abatement Society,15 November 2012. Pada awal design mesin A380 dirancang tanpa reversers thrust, ini yang biasa kita lihat ketka pesawat mendarat maka bagian mesin akan terbuka sebagian dan mendengung keras, fungsinya ialah untuk mengalihkan air flow exhaust mesin dari normalnya ke belakang menjadi mengarah ke depan sehingga membantu pengereman. Namun pada design akhir diputuskan tetap menggunakan 2 dari 4 mesin A380 ini. Kecepatan jelajah maksimal A380 ini ialah 490 knot atau sekitar 900km/h. Daya jelajah mencapai 15.700km atau sanggup melakukan penerbangan non-stop Jakarta - London atau Jakarta San Fransisco. Untuk informasi dari Jakarta-Surabaya hanya 661km (dihitung garis lurus bukan jaan darat ya).

Ruang kokpit pesawat ini terlihat canggih dengan design glass cockpit dan penempatan layar monitor yang berukuran cukup besar. Glass cockpit sendiri merupakan standard pesawat-pesawa modern dimana display kontrol seluruh informasi di cockpit ditampilkan melalui layar-layar digital bukan berupa panel instrumen analog seperti pesawat lama, selain itu jika pesawat lama diperlukan pilot ke 3 (flight engineer) untuk membatu memantau panel-panel yang tersebar, saat ini dengan glass cockpit semua informasi dapat dipantau via layar LCD di depan pilot. Di Airbus A380 sendiri memiliki 8 layar navigasi dengan ukuran cukup besar (15 x 20 cm). Semua informasi terlihat di sana bahkan map layout bandara dapat terlihat di layar ini. Selain itu juga terdapat camera di wing belakang A380 serta kamera di bagian roda depan yang dapat dipantau melalui kokpit. Untuk mengendalikan semua informasi di layar pilot menggunakan keyboard yang dapat keluar masuk dibagian bawah panel. Untuk mengendalikan pesawat pilot A380 menggunakan controller berupa joystick seperti yang kita lihat di pesawat Airbus lain.

A380 kabin selain luas juga memiliki tingkat kebisingan yang sangat rendah sehingga membuat nyaman penumpang yang terbang menggunakannya. Untuk jumlah maksimal penumpang mencapai 853 orang jika maskapai menginginkan full ekonomi. Maskapai dapat menentukan design layout kabin sesuai kepentingan masing-masing maskapai. Jendela yang ada di A380 merupakan jendela terbesar dibandingkan pesawat lainnya. Seperti halnya cabin pesawat modern untuk lighting interior airbus menggunakan mood led dimana warna bisa berubah-rubah. Untuk menghubungkan kedua lantai pesawat ini menggunakan tangga di bagian depan dan belakang pesawat. Ukuran tangga ini cukup besar untuk 2 orang bersebelahan. Selain itu karena A380 dapat dipastikan melayani perjalanan jauh, Airbus menyediakan tempat istirahat untuk awak kabin di bagian bawah deck pesawat.

Untuk pesawat seukuran A380 dengan jumlah penumpang mencapai 800 orang lebih dan perjalanan memakan waktu lebih dari 10 jam (long haul flight) maka cabin crew yang mengoperasikan pesawat ini antara 22-27 crew. Mereka bekerja di pesawat secara shift agar penampilan tetap sempurna. bagi yang lagi bukan giliran maka bisa beristirahat di cabin crew deck.

Terimakasih buat agan2 semua yang udah mampir dan bersedia ngasi komeng di thread ane. Berikut sebagian komeng yang ane jawab direkap disini ya.