Pasuruan - Ismawati (31), warga Desa Cobanjoyo Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan mendatangi kantor DPRD setempat, Jalan Raya Raci, Bangil. Istri Khusaeri alias Saeri (35), Kepala Urusan Pemerintahan Desa Cobanjoyo, yang ditembak polisi hingga mati meminta keadilan.

Ibu satu anak ini datang bersama beberapa kerabat dan tetangganya. Mereka diterima sejumlah anggota dewan yang kebetulan baru selesai menggelar rapat. Kepada wakil rakyat, ia mengadukan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan Tim Buser Polres Pasuruan saat menangkap suaminya.

"Saya minta keadilan bapak. Saya tidak terima suami saya diperlakukan begitu," kata Ismawati, Kamis (23/1/2014).

Menurut Ismawati, apa yang disampaikan polisi di berbagai media bahwa suaminya ditembak karena melawan dengan membawa celurit dan bondet (Bom ikan) adalah bohong besar. Keterangan polisi bahwa suaminya ditembak di rumah dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit juga cerita yang dikarang polisi.

Ia mengaku melihat sendiri kepala suaminya diseret dan dimasukkan ke Avanza warna hitam dan dipukuli di dalam mobil. Setelah itu, polisi membawa suaminya pergi. Kejadian itu juga disaksikan tetangga dan teman Saeri yang saat itu berada di lokasi kejadian.

"Tanyakan pada mereka yan bersama suami saya malam itu. Mereka semua menjadi saksi bahwa suami saya tidak melawan, tidak membawa celurit apalagi bondet," ujar Ismawati dengan raut penuh kesedihan.

Ismawati menceritakan suaminya ditangkap polisi pada Selasa (21/1) sekitar pukul 22.00 WIB. "Dan pada Rabu malam, tiba-tiba jenazah suami saya diantar oleh ambulence ke rumah," ujarnya. "Jika suami saya bersalah, kenapa ditembak. Kan bisa diproses hukum. Anak saya masih kecil, pak. Siapa nanti yang membiayai," tutupnya. Emang suami loh pas ngerampok trus bunuh korbannya mikir anak dari tuh korban..

/SPOILER]
ane agak setuju tapi serem juga.