Palompong, Alat Musik Sumbawa yang Hampir Punah
Quote:
Sumbawa,Zamrudtv - Ketua Lembaga Kerukunan Masyarakat Sumbawa-Sumbawa Barat Pathi Yusuf, di Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat mengatakan bahwa Palompong, atau juga kerap disebut garompong, yakni alat musik tradisional yang biasa ditabuh saat menyambut musim panen di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, keberadaannya kini disebutkan nyaris punah.
Alat musih tabuh yang instrumen nadanya terbuat dari bilah kayu itu kini sudah cukup jarang dijumpai, apalagi harus ditabuh saat musim panen bagi para petani di sawah. Palompong yang nyaris menyerupai alat musik saron khas Sunda atau cungklik khas Bali, terdiri atas tiga hingga lima bilah kayu pipih sepanjang 40 cm lebar lima cm.
Bilah-bilah kayu dengan nadanya masing-masing, diletakkan di atas membran pemantul gema yang juga terbuat dari kayu. Cara menabuhnya, bilah-bilah tersebut dipukul menggunakan alat serupa palu yang juga terbuat dari kayu. Alunan tabuh palompong biasanya dilengkapi dengan alat musik kendang, gong dan terompet, yang lagi-lagi terbuat dari kayu. Palompong biasanya dibuat dalam dua unit untuk dimainkan dua orang penabuh.
Namun, kata dia, alat musih tersebut kini sudah semakin jarang dijumpai di masyarakat sehubungan bahan bakunya untuk membuat itu sudah sangat sulit ditemukan. Palompong harus dibuat dengan bahan dasar kayu "kaleang" atau "elang", yang kini sudah tidak banyak lagi tumbuh di hutan atau di ladang milik warga. Menurut dia, kayu "kaleang" memiliki keistimewaan tersendiri, yakni bersuara sangat nyaring bila disentuh benda keras tertentu.
Alat musik palompong diperkirakan telah ada pada masa Kesultanan Sumbawa, atau saat Sumbawa dipimpin raja Dewan Awan Kuning pada abad ke-17. Alat musih itu berkembang pada generasi pertama Kerajaan Sumbawa sebelum berubah menjadi kesultanan, karena masuknya pengaruh Islam.
Pathi mengatakan, dewasa ini sebenarnya masih banyak perpaduan alat musik tradisonal lain yang bisa dikolaborasikan dengan alat musik palompong.
Alat musih tersebut antara lain "bagesong", sejenis kecapi. Alat musik ini mirip biola, badannya, terbuat dari batok kelapa dan tangkainya terbuat dari kayu. Sementara senarnya terbuat dari tali temali tipis dan alat penggeseknya terbuat dari bulu kuda.
Selain bagesong, palompang juga bisa dipadukan dengan "badiya", yakni seni suara bertutur yang mengisahkan tentang cerita "Lala Jinis" dan "Lalu Dia", suatu cerita cinta yang mengisahkan putri seorang "Datu", pejabat wakil pemerintahan raja di Tanah Seran (Seteluk), dengan seorang kesatria Tanah Seran.(tim.zamrudtv.com)
Jangan Lupa buat nubie
dan buat Thread ane ya gan. Budayakan Komentar yang bermutu . Yang ga komen maho peace gan
semoga budaya kita tetap terjaga dan jangan sampe hilang