Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

karindiingAvatar border
TS
karindiing
Kisah Janda Miskin Dikunjungi Wali Kota Ridwan Kamil
Sempit, sesak, pengap dan bau. Gambaran itu tersaji di lorong sempit Gang Haji Nawawi, Kelurahan Burangrang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Di kawasan tersebut masih terdapat rumah-rumah kumuh yang tak layak huni. Duh...

Salah satunya seperti rumah milik seorang janda, Siti Rokayah. Bersama dua orang anaknya dan dua cucunya, perempuan berusia 45 tahun ini tinggal di ruangan seluas 2x3 meter. Beruntung masih ada ruangan lain di atap rumah yang bisa dipakai tidur. Tapi sama saja, ruangannya sempit dan gelap.

Tadi malam, Jumat (24/1/2013), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambangi kediaman Siti. Bersama istrinya, Atalia Kamil, pria yang akrab disapa Emil ini makan malam bersama dengan keluarga Siti.

Sebelum masuk ke rumah Siti, Emil dan istrinya mesti melewati lorong sempit, becek dan bau. Lorong tersebut hanya bisa dilalui satu orang. Jika ada orang berpapasan, salah satunya harus berhenti karena tak cukup ruang bergerak. Silih berganti warga menyalami Emil hingga akhirnya menemukan tempat tinggal Siti.

Siti menangis begitu Emil dan istri masuk ke rumah. "Hatur nuhun bapak, punten iyeu abdi isin, mung sakieu ayana (terimakasih bapak, maaf ini saya malu, hanya seperti ini kondisinya)," kata Siti sambil terisak.

Emil datang dalam rangka salah satu progrmnya untuk menaikkan indeks kebahagiaan warga Kota Bandung. Setiap satu minggu sekali, Emil kerap mengunjungi warga pra sejahtera di Kota Bandung.

Emil duduk bersila di karpet busa bersama keluarga Siti. Masih ada ruang di antara layar televisi, kulkas, lemari dan perabot lainnya untuk dijadikan tempat mereka mengobrol. Di tengahnya tersedia santapan sederhana, yakni tahu, telor dadar, oseng kangkung dan sambal. Tanpa ragu Emil dan istrinya menyantap makanan tersebut sambil berdialog.

Siti saban hari berjualan kopi di Pasar Ancol. Salah satu anaknya harus putus sekolah karena tidak ada biaya.

"Kamu kalau sama saya disekolahin lagi mau yah? Saya juga jadi seperti ini kan karena sekolah dulu," kata Emil sambil menggigit tahu goreng dari piringnya. Anak laki-laki tersebut mengangguk tanda setuju.

Menurut Emil, kondisi rumah Siti tak layak huni. "Ini suka banjir karena bocor ya? Harus dibedah rumah kalau seperti ini mah," ujarnya disambut tangisan Siti.

"Ibu Siti mah sedih nangis, bahagia juga nangis ya bu," ucap Emil.

Selama satu jam Emil berbincang bareng Siti dan keluarga. Secercah harapan positif dijanjikan Emil kepada Siti. "Ibunya nangis terus, tapi saya mengerti, intinya ibu itu kan bercerai dengan suaminya, cuma jualan kopi di pasar. Kita akan bantu dengan program kredit tanpa bunga," katanya.

Emil meyesalkan kondisi anak Siti yang putus sekolah lantaran kondisi ekonomi pas-pasan. "Saya punya jaringan pertemanan yang bisa memberikan beasiswa. Asal mau sekolah, kita carikan biayanya," ucap Emil.

Usai menyantap makan malam bersama, Emil berpamitan pulang. Masih banyak Siti-siti lainnya yang selama ini tidak tersentuh oleh Pemerintah Kota Bandung. Semoga kedatangan Emil tidak hanya sekadar datang, tapi memenuhi janji-janjinya.



*sumber : Detik (dot) com
0
3.6K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.