Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Aminmilano13Avatar border
TS
Aminmilano13
Media Televisi Tunggangan CEO
Setelah mundurnya presiden Soeharto pada tahun 1998, Indonesia kemudian masuk pada era baru yakni Era Reformasi. Perpolitikan Indonesia mengalami perubahan yang cukup drastis, dari sistem yang otoriter menjadi demokrasi. Di era demokrasi Indonesia, kebebasan pers sudah tidak lagi dikekang. Salah satu kemajuan dari kebabasan pers pada masa ini, dan juga dianggap kontroversial adalah kebijakan Abdurrahman Wahid (Gusdur) untuk menghapuskan Kementerian Informasi, badan yang pada masa Orde Baru memiliki peranan signifikan dalam mengontrol peran media di Indonesia. Rancangan undang-undang tentang media yang dibuat pada masa kepemimpinan Habibi menyatakan ada beberapa unsur yang dikategorikan sebagai media, yaitu pers, yaitu televisi, radio, pers, film, internet dan alat komunikasi digital lainnya.

Di Indonesia televisi merupakan media yang paling dominan diantara media yang lainnya seperti radio, Koran dan lain sebagainya. Hal ini dapat dibuktikan melalui data statistik yang menunjukkan bahwa pada tahun 2006 (dengan umur di atas 10 tahun), 85.86% dari masyarakat Indonesia menonton televisi, sementara itu yang mendengarkan radio hanya 40.26%, dan yang membaca koran/majalah hanya 23.46%.

Fakta ini bahwa televisi merupakan media yang sangat mempengaruhi pola pikir, kepercayaan masyarakat sebagai konsumen melalui konten-konten yang disajikan. Seperti halnya TV One, Metro TV dan MNC Grup sebagai alat media komunikasi dalam sitem demokrasi Indonesia saat ini. Dengan kata lain, TV One, Metro TV dan MNC Grup memanfaatkan sebuah sistem yang sedang berjalan di Indonesia.

Kedudukan media televisi seperti TV One, Metro TV atau MNC Grup menjadi sangat strategis dalam kancah perpolitikan nasional. Media televisi tersebut dipahami sebagai alat sekaligus sarana para kaum kapitalis mempromosikan kepentingannya. Isi media selalu mencerminkan kepentingan dari pihak-pihak yang memberikan dukungan finansial dan atasan terhadap keberadaan media. MEDIA POLITIK atau POLITIK MEDIA.

Propaganda seperti ini bisa memanipulasi suatu permasalahan juga memahami bagaimana perilaku sosial, politik dan ekonomi. Politik dibentuk dipemikiran setiap orang melalui media televisi propaganda yang dilakukan oleh para direktur-direktur utama media televisi tersebut untuk kepentingan mereka dikancah perpolitikan dengan sistem yang berjalan di Indonesia yaitu Demokrasi.

Sebut saja Abu Rizal Bakrie bersama medianya TV One dan ANTV yang kita tentu sudah tahu kapal yang ia tunggangi adalah Partai Golkar, seringkali konten berita yang disajikan merupakan pencitraan Abu Rizal Bakrie untuk menaikkan ratting elektabilitasnya. Surya Paloh dengan Metro TV nya membuat propaganda politiknya dengan tunggangannya partai NasDem. Metro TV sebagai stasiun televisi dengan program acara berita yang mendominasi di dalamnya, digunakan oleh Partai NasDem sebagai alat politik untuk meningkatkan popularitasnya. Harry Tanoe Soedibjo bersama kudanya MNC Grup yakni MNCTV, RCTI dan Global TV akhir-akhir ini memunculkan berita yang ditayangkan antara lain bertujuan untuk menginformasikan secara deskriptif agar khalayak banyak mengetahui dan semakin sadar dengan kehadiran Harry Tanoe Soedibjo menjadi calon wakil presiden dari Partai Hanura.

Media televisi diatas merupakan stasiun televisi nasional dengan jumlah penonton yang tidak sedikit. Dalam menjalankan fungsinya, media televisi tersebut seringkali menggabungkan konten berita umum dengan aktivitas pencitraan sang direktur atau kegiatan Partai. Hal ini menjadi masalah ketika aktivitas atau kegiatan tersebut disampaikan melalui program acara berita. Di dalam program acara berita, masyarakat sebagai konsumen yang sebagian besar tidak peka dengan ‘MEDIA AGENDA SETTING’ sangat mudah terpengaruhi oleh konten-konten berita yang disampaikan. Hal ini tidak terlepas dari anggapan bahwa program acara berita merupakan acara formal yang cenderung menyampaikan isu-isu yang dianggap penting di dalam suatu negara atau wilayah tertentu. Penayangan berita yang tidak tepat akan menjauhkan masyarakat dari pemahaman yang menyeluruh mengenai apa yang semestinya paling tepat dan yang dianggap penting untuk mewujudkan kebaikan bersama dalam masyarakat. Terkait dengan hal ini, media televisi tersebut diatas belum memenuhi kriteria sebagai media yang menjalankan fungsinya dengan baik dalam sistem demokrasi.

Kaskuser kasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L) akan sangat berharga bagi saya emoticon-Request saya emoticon-ToastMedia Televisi Tunggangan CEO
0
1.8K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.