Guah yakin nih pasti dah banyak yang protes dengan judul di atas, hehe
Sabar gan sebelum nge bata guah, sebaiknya coba baca dulu sekedar tulisan nubi tentang "Keuangan optimis" . Ini teori perencanaan keuangan yang guah anut yang lebih melihat perencanaan keuangan dengan faktor sudut pandang ( dalam hal ini (Sudut pandang optimistik) bukan kalkulasi, jadi buat agan yang lebih dominan otak kiri, teori ini sepertinyah kurang cocok...
Spoiler for Dua sudut pandang mayoritas:
Uang merupakan sebuah faktor fundamental bagi manusia untuk bertahan hidup dewasa ini karena memiliki nilai nominal yang tercantumkan dalam bentuk angka, maka terdapat dua cara manusia memperlakukan uang yaitu dengan cara menghitung (kalkulasi) yang kita sebut dengan kalkulan dan juga dengan cara berjudi atau bisa kita sebut sebagai spekulan.
1. Kalkulan adalah type yang selaluh menggunakan uang dengan menghitungnya, Kalkulan ini lah yang melahirkan apah yang disebut dengan perencanan keuangan, secara prinsip perencanan keuangan adalah alokasi keuangan atas dasar invetarisir kebutuhan hidup dengan waktu sebagai ukuran baku. Misal menabung, alokasi untuk masa depan atau kemungkinan - kemungkinan yang kita percayai.
Kalkulan menggunakan uang dengan menghitung perbandingan nominal yang mereka miliki dengan ukuran waktu. Misal dengan gaji 1 juta ,kalkulan akan mengalokasikan gaji tersebut dalam pos - pos yang mereka sediakan, untuk biaya pendidikan, jajan, belanja, dll
2. Spekulan adalah type yang menggunakan uang untuk uang, maksudnyah gimanah gan? spekulan menggunakan uang mereka dengan maksud melipat gandakan uang mereka dengan prinsip ekonomi Adam smith, yaitu dengan modal sekecil - kecilnya mendapatkan keuntungan sebesar -besarnya, yang menjadi tonggak kapitalisme dewasa ini. Karena yang menjadi tolak ukur disini adalah nominal uang dan tujuan untuk membesarkan uang itu sendiri, terdapat kecenderungan menggunakan uang hanya untuk saat ini dan melakukan spekulasi, baik itu untuk mendapatkan uang lagi sendiri ataupun untuk memenuhi kebutuhan hidup, spekulan akan lebih mengikuti ego mereka
Sifat dua sudut pandang ini tidak bersifat absolut, jadi bisa saling mengisi, mana yang lebih dominan, biasanya karyawan akan lebih cederung sebagai kalkulan, pengangguran spekulan, sedangkan pebisnis balance antara keduanya /SPOILER]
Di atas adalah teori guah tentang sudut pandang orang tentang uang, jika hidubungkan dengan judul, para kalkulan memiliki orientasi untuk hemat sedangkan spekulan cenderung lebih boros. Tapi dari tulisan ini guah mau mengajak agan - agan semua melihat satu sudut pandang baru yang disebut sudut pandang optimis, yang memungkinkan kita untuk menyeimbangkan kedua sudut pandang tersebut.
Mati kita patahkan dulu mitos - mitos yang selalu diajarkan terhadap kita sejak kecil (mitos bagi sudut pandang optimis).
[SPOILER=Mitos menabung]1. Menabung untuk masa depan? Guah harus bilang ini mitos yang paling menyesatkan. Coba gan test taro uang Rp. 500.000 di bank dan diamkan selama 4 tahun. Bisa dipastikan agan akan mendapatkan saldo agan menjadi 0. Karena menabung di bank kita akan tergerus dengan inflasi dan juga biaya adminsitrasi. Artinya berapa yang ada simpan di bank harus gan hitung brp jmlh uang agan berkurang.
Menabung juga kata lain dari menimbun, cikal bakal dari pemusatan uang di beberapa golongan, karena itu menabung tidak berarti selalu untung gan.. bahkan dengan cara yang salah, menabung justru bisa memiskinkan kita
2. Uang harus disimpan. Salah besar uang itu harus dihabiskan. Coba klo guah tanya apa fungsi uang? pasti untuk dibelanjakan? jadi dengan menyimpan uang kita telah menyalahgunakan fungsi uang yang sebenarnyah gan
Secara konvensional membuat perencanaan keuangan selalu disamakan dengan menabung dan menghitung. mungkin terlihat seperti mitos , tetapi uang jika selalu agan hitung akan selalu berkurang dan entah kenapa cepat habis, sementara jika tidak agan hitung pasti akan selalu ada. Mitos sajakah?
Ini penjelasan versi guah, ketika agan selalu menghitung uang maka otak akan mengirimkan sinyal bahaya untuk selalu menjaga uang, tetapi kebutuhan tidak bisa ditahan. Sedangkan jika kita tidak menghitung uang, otak akan merasa lebih nyaman dan akan akan lebih memiliki konsentrasi lebih untuk melakukan usaha dan secara tidak sadar menempatkan uang di posisi - posisi strategis (misal tiba2 nemu uang di kantong jaket )
Dalam Islam hanya dikenal 2 sistem ekonomi, Riba dan Sedekah ( kenapa tidak guah sebut syariah? nanti akan dijelaskan).
Riba adalah sistem pemusatan harta pada segeliintir orang bukan hanya sekedar pengadaan bunga dari pinjaman. Sekarang kenapa sistem bunga ini ada? karena ada orang yg menyimpan banyak uang, sementara orang lain tidak memiliki uang, karena itu si kaya bisa memanfaatkan situasi itu untuk terus mengambil uang dari si miskin, sehingga untuk menjadi kaya agan harus memiskinkan orang lain sementara sedekah yang kita artikan menyumbang, sebenarnyah memiliki arti lebih luas yaitu distribusi kekayaan.
Jika kita telah sepakat bahwa sedekah = distribusi kekayaan secara merata, maka agan akan cocok menerapkan sudut pandang "optimis" dalam mengelola keuangan agan. Prinsip dasar pengelolaan ini adalah
Jangan pernah menyimpan uang , jangan pernah berhemat gan, tapi jadi boros. Kenapa? coba tanya sama ahli ekonomi manapun, apakah konsumtif itu baik? pasti baik karena kenapa perekonomian indonesia bisa bertahan dari krisis global karena tingkat konsumtif masyarakat juga naik, karena yang bikin negara ini miskin adalah mental hemat para pejabat negara yang sangking hematnya menyimpan uang yang harusnya didistribusikan ke masyarakat ke rekening sendiri . Nah sekarang seperti apa sih membuat pengelolaan uang dengan sudut pandang optimis
Spoiler for Sudut Pandang Optimis:
Untuk bisa mengelola uang secara optimis agan harus mengecilkan arti uang dan memiliki tingkat konsumtif yang tinggi. Artinya uang itu dicari untuk dihabiskan bukan untuk disimpan, Seperti analogi gelas gan, kalau gelas tidak menjadi kosong maka agan gak akan menuangkan air lagi, sama dengan uang kalau belum habis yah agan pasti gak akan dapat uang lagi.
Tidak ada yang terlalu mahal untuk dibeli jika itu bisa menunjang produktivitas, dan tidak ada yang terlalu murah untuk dibeli jika tidak memiliki nilai guna. Ini adalah prinsip berbelanja sudut pandang optimis. Contoh Kalau agan memang harus membeli Laptop Appl* karena bisa menunjang pekerjaan (misal agan desainer) pastikan agan membeli produk tersebut, tapi jangan pernah beli Appl* padahal agan cuman perlu buat internetan, dan gak ngerti make MAC
Jangan hitung berapa yang dihabiskan, tapi hitung berapa yang bisa dihasilkan.Namanya juga optimis, jadi harus melihat segala sesuatu ke depan dengan positif. Jangan pernah menghitung pembelian barang berdasarkan harga, misal beli laptop ori harga 10 juta, laptop kw 7 juta. Agan akan terjebak dalam perang harga produsen, malah bisa mengalami kerugian, kalau KW biasanya gak ada garansi jadi klo rusak, malah perlu biaya dobel untuk perbaikan, intinya selama agan menghitung pembelian dari harga semakin kita sering pusing. Ubah mindset, contoh nyata dari tahun 2008 guah dah 3 beli Laptop dan rata - rata selalu beli produk terbaru pada jamannya jadi pengeluaran ada di kisaran 7 - 8 juta/tiap ganti laptop, padahal saat itu selalu ada laptop - laptop dengan kisaran harga 3 - 5 juta. Tapi guah gak mau terjebak dengan kepusingan perang harga, yang penting dengan laptop 8 juta berapa yang bisa guah hasilkan dari laptop tersebut? Sama dengan membeli rumah. Jika kita beli rumah 100 juta tahun ini, artinya harus membayar cicilan satu juga selama 10 tahun (misalkan) tapi bila guah beli kost2an 1 M hari ini dengan pemasukan 20 juta sebulan, artinyah guah punya pemasukan bersih dikurangin cicilan 5 juta /bln, dalam setaun 60 juta, Jadi berapa yang sudah agan hasilkan dari semua barang yang agan beli??
Jangan pernah memikirkan menyimpan uang selama satu bulan,tapi bagaimana menghabiskan uang dalam 1 bulan. Jika agan memiliki gaji sebesar 1 juta/bln jangan berpikir untuk menyimpannya agar tidak habis, tapi pikirkan bagaimana bisa habis dalam 1 bulan, ingat dalam 1 bulan bukan 1 hari. Artinya kalau agan berpikir untuk menyimpan maka secara tidak langsung otak akan memberikan perintah untuk pelit, padahal kita tahu kalau uang makin disimpan maka dia akan semakin habis, tapi ketika uang dibelanjakan maka dia akan bertambah, agan belikan makanan dia berubah menjadi energi untuk mencari uang, agan belikan smartphone dia akan menjadi modal untuk komunikasi untuk menghasilkan uang, agan pinjamkan ke teman yang kesusahan, agan memiliki tabungan ketika suatu waktu gan kesusahan. Jika digunakan bukan untuk ego uang akan selalu kembali kepada kita. Seringkali dengan selalu menyimpan uang justru menggoda ego kita untuk menggunakan uang secara kalap
Bukan uang yang kita cari, tapi apa yang bisa dibeli dengan uang. Banyak orang salah kaprah dengan bekerja unuk mencari uang, padahal kebutuhan mereka bukan dipenuhi oleh uang, uang hanya sebuah perantara untuk membeli nasi, motor, pacar , rumah, dll mulai lah berorientasi untuk memenuhi kebuthan agan atau mimpi, bukan atas dasar uang. Sekarang kalau tiap hari agan bisa makan enak, punya rumah, punya mobil, senang - senang tiap hari, apa agan masih butuh uang? liat ajah Paris Hilton, dia aneh kenapa orang harus kerja? Mungkin dari sudut pandang umumnya, hal ini seperti penghinaan, tapi liat dengan sudut pandang yang berbeda dimana hidup itu harusya dinikmati, uang harus bisa dinikmati, uang harus bekerja untuk kepentingan kita, bukan kita yang bekerja untuk uang
Demikian gan, prinsip dasar pengelolaan uang dengan sudut pandang optimis
Semoga bermanfaat. Sebenarnya secara teknis prinsip - prinsip diatas guah terapkan dalam berbisnis dan juga kehidupan sehari - hari. Pandangan diatas sangat terpengaruhi oleh gaya hidup pengusaha - pengusaha besar dan juga ekonomi syariah. Guah cuman coba membuat intisarinya ajah.
Agan bisa baca disini untuk melihat aplikasi pengelolaan uang dengan sudut pandang optimis di property di thread guah yg ini :
boleh minta kalau berguna
Kontra dan pro adalah hal yang wajar, tetapi ada baiknya agan googling dulu semua pernyataan yang guah buat.
Update thread untuk menjadi entrepreneur pemula.
Berbagai pro dan kontra ada di thread ini, tapi seperti yg TS tulis, ini adalah sudut pandang, dasarnya dari pengalaman dan pembelajaran TS, dan tidak ada maksud untuk menggurui atau memaksakan sudut pandang TS
ini beberapa koment2 dari agan2 semua, atau bisa kontak juga via twitter
@SabdoDIndonesia
Spoiler for pro dan sdh melakukan:
QUOTE=PusatDistribusi;526bccf9f8ce17b717000002]"Hemat di hal yang salah membuat kita tetap miskin, Boros di hal yang benar membuat kita kaya"
Hemat di hal yang salah?
contoh saja, beberapa tahun yang lalu, saya terbiasa dengan catat semua pengeluaran, setiap hari....meskipun ini ada baiknya untuk melatih saya melihat mana pengeluaran yang tidak perlu....tapi saya yakin ini terjadi pada orang2 yang mencatat pengeluaran pribadinya, dengan mencatat pengeluaran, akan membuat kita jadi super irit dan super perhitungan.....dan ternyata itu tidaklah baik, itu berimbas pada kehidupan asmara (perhitungan), kehidupan pertemanan (menghindari keluar dengan teman), kesehatan (makan yang murah asal kenyang), dari sisi keuangan jadi takut untuk mencoba hal baru dsb
saya bukan menganjurkan "jangan catat pengeluaran" ya....meskipun itu hal baik, tapi harus di sadari juga efek yang mungkin ditimbulkannya
Boros di hal yang benar?
agan ujang ada tulis, jangan pikirkan uang yang di keluarkan, tapi pikirkan hasil yang diberikan dengan uang yang dikeluarkan
saya heran dengan banyak orang sekarang, pakai hp super canggih (saya bahkan ga tau apa namanya, ga ikutin tren).....saya cuma pakai 2 hp jadul bb gemini....hp mereka lebih mahal, tapi yang di hasilkannya 0 besar bahkan minus.....hp saya jauh lebih murah, tapi setiap bulan membawa uang masuk beberapa ratus juta (omset) dan biaya dari 2 hp itu cuma 200rb/bulan
orang dulu pikir saya gila, berani banget uang yang didapat dengan susah payah, di hamburkan untuk coba2 usaha baru, saya dulu mencoba puluhan usaha dan semuanya gagal, tidak tau lagi berapa uang yang di habiskan, di sisi lain orang melihat uang yang saya keluarkan, saya berpikirnya di potensi yang bisa di hasilkan
itu contoh dari sisi uang, dari sisi lain.....
otak2 mentah di pasar tradisional cuma 3000-4000/bungkus.....di supermarket dengan ukuran yang sama harganya 13.000an paling murah....yang di pasar tradisional buatan home industry yang tidak jelas asal usulnya......milih yang mana bagusnya? kalau saya sih lebih memilih yang mahalan dikit
kebanyakan orang enggan cek kesehatan, karena takut biaya.....padahal itu ialah salah satu pengeluaran baik, menurut saya bahkan ini lebih baik daripada ikut asuransi kesehatan....dengan mengetahui kondisi kesehatan dari awal baru bisa kita lakukan tindakan pencegahan, badan saya sehat2 saja, bahkan sudah tidak pernah masuk RS lebih dari 20 tahun, tapi saya tetap rutin cek kesehatan.....meskipun sehat2 saja dan masih muda, setelah pengecekan saya baru sadari di tubuh saya ada suatu masalah yang berpotensi jadi masalah besar di masa depan bila tidak di atasi dari sekarang (masalah kesehatan saya cuma yang berhubungan dengan kolesterol)
orang yang tidak punya (banyak) uang berpikir makan untuk kenyang, orang yang punya uang berpikir makan untuk sehat (dan pada umumnya lebih mahal)
di atas ialah contoh yang berhubungan dengan kesehatan.....contoh lain yang berhubungan dengan WAKTU
banyak pengusaha enggan memperkerjakan orang untuk menghemat uang, semua serba di kerjakan sendiri.....padahal kalau dia memperkerjakan orang dia bisa menghemat banyak waktu dia yang bisa digunakan untuk menghasilkan lebih banyak lagi
orang miskin rela antri berjam2 untuk mendapatkan sembako yang sedikit lebih murah, orang berduit mana mau.....[/QUOTE]
ini soal mindset agan. melihat dari sisi satunya. kalo hanya agan membeli barang dengan uang yang agan punya, ane bisa membeli barang dengan uang yang tidak ane punya
contoh saat ane ingin mengakuisisi tanah seluas 1hektar yang strategis, note: ane tidak selalu punya uang kontan untuk membayar kontan tanah itu. saat mulai negosiasi ane sudah berpikir plan A, plan B, plan C, dst. ane mulai bergerilya ke bank, cari pinjaman ke teman2, dll. padahal saat itu belum deal, ane hanya bersiap just in case si penjual minta pembayaran hard cash (yang ane tidak punya ). tapi ane punya prinsip kalo harga sudah tidak bisa dinego, maka kita nego di pembayaran,
umumnya sih ane berhasil nego dengan pemilik dengan pembayaran dicicil.tapi kadang juga dapat harga hot deal dengan hard cash.
Quote:
Original Posted By askopma►yang ente katakan memang secara tidak langsung berpengaruh gan.
ane sering tuh pengalaman, klw uang selalu disimpan2 dan ditabung pasti ada aja tuh kejadian yg buat abis tiba2. misalnya ane pernah kecelakaan atw ada aj yg minjem duit ane.
tap klw ane belanjakan alhamdulillah bisa mendukung kegiatan ane.
Quote:
Original Posted By CR0SSOVERJERSEY►Ane boros gan kaya TS,sebulan abis 50 juta : tapi 30 hari kemudian jadi 75 juta duitnya :
Quote:
Original Posted By SE3Z►Gw setuju banget sm agan nih
pola pikirny persis kyk ane
memang ane jg berpikir gitu, gimana caranya gaji ane 1,5jt/bulan cukup bt nikmatin hidup gw 1 bulan, ga perlu di simpan2 kalo emang rejeki ga kemana
karena kalo ane nyimpan duit, pada saat mendesak, ane bisa jadi boros dalam 1 hari, misal ane nabung 1 taon dapetnya 15jt, terus lg ada promo motor keren harga 15 jt, ane perlu bgt tu motor, maka tabungan gw 15jt abis dlm waktu 1 hari, padahal nabungny 1 tahun dgn bnyk menahan ego untuk makainya
mau makan enak ga bisa, mau liburan ga bisa, mw jalan ma pacar jg ga bisa. terlalu berfikir harus nabung. sehingga kebutuhan sehari2 ga bisa dinikmatin
uang itu harus dinikmatin, bukan dibuat susah karna menabung, orang yang ga punya uang aja ga susah, hidupnya happy2 aj. kok kita yg punya uang dibikin susah gara2 nahan ego buat nabung, dinikmatin aj uang yang ad sekarang, lakukan apapun yg agan mau, tar uangnya abis,TENANG, Kalo emang rejeki pasti ada aj yang dateng tak terduga, tuhan itu maha baik loh tapi perlu di ingat, nikmatin uang jg harus selektif, gunakan untuk hal yang berguna, contoh : dari pada beli rokok 1 bungkus 15rb/hari, mending dipake beli bensin, bisa awet jalan2 kliling kota 2 hari, refreshing, sedangkan rokok merusak kesehatan
tinggal pertanyaannya kita siap atau ga kalo ga punya uang?
cukup agan liat orang2 yang berada digaris kemiskinan, belajar dari mereka, tanpa uang pun mereka masih bisa tersenyum, masih bisa tidur nyenyak (walaupun tidur di gubuk), masih bisa tertawa lepas, masih bisa nikmatin hidup.
Quote:
Original Posted By theosat►Terbuka nih pemikiran ane , sempet regret juga gara2 beli PC murah yang akhirnya sekarang kalau mau upgrade kudu upgrade total + biaya mahal
Murah diawal mahal diakhir , tapi bersyukur juga PC yg ane beli udah ngasilin recehan dikit2 hehe
Original Posted By genks4►kalau ane sih, di awal-awal memang hemat banget karena sedang mengumpulkan uang untuk modal usaha. namun pas modal sudah terkumpul, maka ane boros banget untuk belanja modal. dan hasilnya ane sekarang bisa buka konter pulsa. keren kan?
Boros itu menggunakan uang untuk hal yang ga perlu.. Contoh.. Agan mau beli apple mac nya.. Cuma agan cuma buat browsing.. Itu namanya borooooooos!! Menggunakan sesuatu tanpa seperlu nya.. Kalau hemat.. Agan menggunakan seperlunya.. Hemat itu bukan pelit.. Tapi bijak dalam mengeluarkan uang..
Kalau kita gaji 1 juta kita gunaakan untuk modal usaha.. Itu namanya bukan boros tapi bijak menggunakan uang.. Atau istilah nya hemat..
Orang terkaya di dunia kalau boros abis juga itu duit..
Mana ada negara maju negara konsumtif pasti negara produktif..
Indonesia negara konsumtif jepang produktif.. Apa jepang negara berkembang dan indonesia negara maju?? WTF???
Hemat : menggunakan sesuatu dengan seperlunya dan bijak..
Boros : menggunakan sesuatu secara berlebihan dan tanpa manfaat..
Ekonom mana yang bilang konsumtif itu lebih baik dibanding produktif??? Di buku mana?? Dan dosen mana??
Untuk menyudahi perdebatan, terima kasih untuk semua kritik, misal butuh jawaban dari TS, silakan baca dulu disini