Miris gan>>Kakek yang Dibuang Ambulan Pelat Merah Akhirnya Meninggal
TS
aviicenna
Miris gan>>Kakek yang Dibuang Ambulan Pelat Merah Akhirnya Meninggal
BANDAR LAMPUNG (Lampost.co): Kakek yang dibuang di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjungkarang Barat, dalam kondisi sakit itu akhirnya meninggal dunia, Rabu (22/1). Sehari sebelumnya pria yang belum diketahui nama dan alamatnya itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokorodipo oleh Camat Tanjungkarang Barat Nurzuraidawati dan stafnya.
Sementara aparat kepolisian sedang mengusut kasus itu dan mencari tahu siapa yang membuangnya di gardu hingga menemui ajalnya.
Kakek tak berdaya itu diketahui warga diturunkan dari sebuah ambulans dalam kondisi sakit. Pada lengannya masih terlihat bekas jarum infus dan di kakinya melingkar kain perban. Saat diketahui warga, kakek itu tak mampu berbicara, bahkan tak bertenaga untuk bangun. Dia hanya bisa mengaduh, diduga karena menahan rasa sakitnya.
Humas RSUD A. Dadi Tjokrodipo Heriyansyah menjelaskan pihak rumah sakit telah berusaha atas kakek itu sesuai dengan prosedur dan ketetapan yang berlaku. “Karena ada gangguan kejiwaan, makanya dia dirujuk ke RSUDAM pukul 21.00. Kami (RS Kota, red) tidak ada dokter jiwa,” ujarnya saat dihubungi Lampung Post, Rabu (22/1).
Heriyansyah mengungkapkan kakek itu memang belum diketahui
identitasnya dan diduga tidak memiliki keluarga.
Menurut petugas kamar jenazah RSUDAM, mayat lelaki tua itu kiriman dari ruang unit gawat darurat dan tiba sekitar pukul 06.00. Ia menyesalkan ada perilaku oknum petugas ambulans pelat merah BE-2472-AY tega membuangnya seperti tidak berperikemanusiaan.
“Dari nomor polisi kendaraan itu jelas bukan di sini (RSUDAM, red).
Bisa terdeteksi ini pelat kota. Bisa rumah sakit bisa juga puskesmas yang ada di Kota Bandar Lampung,” kata petugas itu.
Menurutnya, jika jenazah itu tidak segera diambil oleh keluarganya, pihak rumah sakit akan menguburkannya. “Orang sembarangan aja buang. Giliran ngubur kami juga yang kebagian susahnya,” ujarnya.
Direktur Utama RSUDAM Torry Duet Irianto mengatakan ambulans yang membuat kakek itu bukan dari RSUDAM. “Saya menyesalkan kejadian itu. Tentu sebagai seorang petugas yang baik tidak begitu perlakuan yang diberikan kepada pasien,” kata Torry.
Secara terpisah, Kapolsek Tanjungkarang Barat Kompol Ketut Suryana berjanji terus mengecek bagaimana keterangan dari saksi yang ada serta dari pelat nomor polisi kendaraan itu. “Saya harus meng-cross check semuanya. Dari RS Kota, saksi yang melihat dia diturunkan, dan lainnya. Akan kami tanyakan mengapa dia diturunkan. Ada persoalan apa sampai begitu perlakuannya,” ujarnya. (*)
Sumber [URL="http://lamposS E N S O Rberita/kakek-yang-dibuang-ambulan-pelat-merah-akhirnya-meninggal"]disini[/URL]
Sedih gan baca berita kaya gitu,bukannya dirawat malah ditinggal gitu aja
semoga yang naroh di gardu dapat balasan yang setimpal
Spoiler for Update1:
Kakek yang dibuang dari ambulans bernama Edi warga Palembang
Merdeka.com - Identitas kakek yang dibuang dari ambulans di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, Selasa (21/1) lalu hingga menemui ajalnya di Rumah Sakit Abdul Moeloek Lampung keesokan harinya ini mulai terungkap.
Hal ini berdasarkan pengakuan Yeti (48), warga Jagabaya II, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, yang datang ke kamar mayat rumah sakit tersebut, Jumat (24/1).
Menurut Yeti, dari ciri fisik, jenazah itu bernama Edi, perantauan dari Palembang. "Saya kenal sama kakek ini. Namanya Edi, dia orang Palembang. Saya tidak ragukan lagi," ujarnya.
Yeti mengaku sangat kenal dengan kakek malang tersebut. Sebab, kakek itu sempat tinggal di garasi rumahnya selama lima tahun. Di garasi itu, Edi membangun sebuah bilik kecil yang sederhana.
"Saya sengaja menampungnya karena kakek itu tidak ada keluarga di Lampung. Kebetulan dia mau tinggal di garasi saya," tuturnya.
Namun, dua bulan sebelum meninggal, kakek tersebut menghilang entah kemana. "Saya tidak tahu kenapa dia kabur dari rumah. Ternyata dia sudah meninggal dunia. Saya tahu dari koran, jadi saya cek ke rumah sakit," ujarnya.
Diceritakan Yeti, kakek tersebut merantau ke Lampung lantaran rumahnya di Palembang digusur PT KAI. "Tapi saya tidak tahu alamat lengkapnya. Saya juga kurang tahu apa masih ada keluarga di Palembang atau tidak," terang Yeti.Sumber disinidarisini
Spoiler for Update2:
2 Keluarga cek jenazah kakek dibuang dari ambulans di Lampung
Merdeka.com - Kabar kakek yang dibuang ambulans di Lampung menjadi perhatian warga. Setidaknya hingga hari ini, Jumat (24/1), sudah dua keluarga yang mengecek jenazah kakek tersebut di RS Abdul Muluk.
Kausar, petugas kamar mayat RS Abdul Muluk Lampung mengungkapkan, saat ini jenazah kakek yang belum diketahui identitasnya itu masih disimpan di kamar mayat sambil menunggu keluarga mayat yang mengenalnya.
"Hari ini ada dua orang yang datang mengecek jenazahnya. Tapi sepertinya bukan dari keluarganya," ujarnya kepada merdeka.com.
Pihak rumah sakit masih memberikan waktu kepada keluarga jenazah untuk diambil hingga Senin (27/1) mendatang. Jika tidak ada yang mengakuinya, maka pihak rumah sakit akan menguburkan jenazah kakek malang itu di tempat pemakaman Jagabaya Lampung.
"Kami masih tunggu, mungkin saja infonya belum tersebar," tukasnya.
Sebelumnya, seorang kakek renta yang belum diketahui identitasnya ditemukan di sebuah gardu dengan bekas jarum infus di tangan pada Selasa (21/1). Selain itu, pada kaki si kakek juga ditemukan kain perban melingkar.
Ketika ditemukan si kakek jompo itu sudah sekarat dan tidak bisa berbicara. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit oleh Camat Tanjung Karang Barat Nurzuraidawati dan stafnya. Namun naas, sehari kemudian, Rabu (22/1), kakek itu mengembuskan napas terakhir.Sumberdari sini
Spoiler for Update3:
Seluruh polsek di Lampung diminta cari ambulans pembuang kakek
Merdeka.com - Kepolisian Daerah Lampung terus mencari ambulans yang membuang kakek di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, Selasa (21/1) lalu.
Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, mengatakan pihaknya sudah mengerahkan petugas untuk menyelidiki siapa pelakunya. Polda juga menyurati seluruh Kapolres dan Kapolsek di Lampung agar bertindak cepat menelusuri nomor polisi ambulans tersebut.
"Kasus ini masih lidik. Seluruh Polres dan Polsek di Lampung sudah dinstruksikan untuk mencari pelakunya," ungkapnya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (24/1).
Dia menambahkan, berdasarkan informasi yang diterima dari pihak RSUD A Dadi Tjokrodipo, kakek yang belum diketahui identitasnya itu tidak di buang di jalan.
Ambulans tersebut mengantar ke rumah sakit, namun lekas pergi sehingga tidak diketahui siapa dan dari mana ambulans itu berasal.
Sebelumnya, seorang kakek renta yang belum diketahui identitasnya ditemukan di sebuah gardu dengan bekas jarum infus di tangan pada Selasa (21/1). Selain itu, pada kaki si kakek juga ditemukan kain perban melingkar.
Ketika ditemukan si kakek jompo itu sudah sekarat dan tidak bisa berbicara. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit oleh Camat Tanjung Karang Barat Nurzuraidawati dan stafnya. Namun naas, sehari kemudian, Rabu (22/1), kakek itu mengembuskan napas terakhir.Sumberdari sini
Spoiler for Update4:
Polisi lacak ambulans pembuang kakek di Lampung hingga tewas
Merdeka.com - Polisi Lampung masih mencari ambulans yang dikabarkan membuang seorang kakek di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjungkarang Barat, Lampung, hingga tewas. Sampai kini, belum diketahui dari mana asal ambulans tersebut.
"Hari ini masih proses lidik. Belum diketahui (ambulans dari mana), katanya ada yang mencatat nomor polisi, juga sampai sekarang belum ada informasinya," kata Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulityaningsih, Jumat (24/1).
Sulis menjelaskan, untuk kasus itu polisi sebelumnya hanya mendapat laporan ada kakek dinaikkan ambulans terus meninggal. Kakek itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokorodipo, Bandar Lampung.
Sesampai di rumah sakit si kakek meninggal, dan jenazahnya sekarang berada di rumah sakit. "Dia (kakek) tidak bisa omong apa-apa, tidak diketahui dari mana asalnya, di mana keluarganya. Dugaanya dia meninggal karena sudah tua," terang Sulis.
Sebelumnya, seorang kakek renta yang belum diketahui identitasnya ditemukan di sebuah gardu dengan bekas jarum infus di tangan pada Selasa (21/1). Selain itu, pada kaki si kakek juga ditemukan kain perban melingkar.
Ketika ditemukan si kakek jompo itu sudah sekarat dan tidak bisa berbicara. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit oleh Camat Tanjung Karang Barat Nurzuraidawati dan stafnya. Namun naas, sehari kemudian, Rabu (22/1), kakek itu mengembuskan napas terakhir.Sumberdari sini
Spoiler for Update5:
Merdeka.com - Sungguh malang nasib kakek bernama Edi. Dia meninggal dunia akibat dibuang dan dibiarkan tak berdaya di pinggir jalan oleh sebuah ambulans.
Edi ditemukan di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, Selasa (21/1) lalu hingga menemui ajalnya di Rumah Sakit Abdul Muluk Lampung, Rabu (22/1). Hingga kini kisah Kakek Edi ini masih menjadi pembicaraan hangat masyarakat sekitar.
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sudjito angkat bicara mengenai peristiwa menyedihkan ini. Menurutnya kasus semacam ini sudah masuk ke dalam kategori kejahatan kemanusiaan, apalagi melibatkan wong cilik seperti Kakek Edi.
"Ini namanya bentuk kejahatan kemanusiaan, karena lepas siapapun dia, bagaimanapun dia juga manusia. Apalagi dia juga sebagai warga negara Indonesia. Seharusnya kasus ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah," kata Arie saat dihubungi merdeka.com, Jumat (24/1).
Dia menilai, sudah semestinya kepolisian dan pemerintah daerah (pemda) bisa sesegera mungkin melacak identitas ambulans tersebut. Dia juga berharap Kementerian Kesehatan juga mau ikut turun tangan melihat kasus ini.
"Menurut saya kejadian ini tak harus hanya direspon polisi saja, tapi baiknya juga Kementerian Kesehatan. Pemda juga nyari, karena warganya. Mereka harus tanggung jawab, ini masalah kemanusiaan," ujarnya.
Arie menambahkan, peristiwa meninggalnya Kakek Edi ini juga bisa menjadi sebuah pelajaran untuk negara. Sebab, negara yang berjanji mensejahterakan warganya sudah semestinya harus selalu konsisten.
"Ini ironis, ini jadi tamparan buat kita dan negara. Negara punya tanggung jawab melindungi, apalagi ada skema kesehatan yang sedang gencar-gencarnya untuk memberikan jaminan kesehatan pada masyarakat. Kalau ini terjadi ini kan namanya bentuk keingkaran," imbuh Arie.Sumber dari sini
Spoiler for Update6:
Merdeka.com - Seorang kakek bernama Edi dibuang dari ambulans di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, Selasa (21/1) lalu hingga menemui ajalnya di Rumah Sakit Abdul Muluk Lampung, Rabu (22/1). Hal ini menjadi pembicaraan warga yang mengenal sang kakek.
Yeti (48), warga Jagabaya II, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, yang pernah menampung kakek tersebut mengungkapkan, Almarhum sudah dikenal warga di kampungnya. Selain tidak memiliki keluarga di Lampung, Almarhum juga dikenal akrab dengan banyak orang.
"Orangnya baik dan ramah," ungkapnya kepada merdeka.com, Jumat (24/1).
Menurutnya, sehari-harinya Almarhum kerap dimintai tolong warga untuk membersihkan pekarangan rumah dan membuang sampah. Dari pekerjaan itu, Almarhum mendapat upah yang digunakannya untuk makan sehari-hari.
"Bisa dibilang Almarhum ringan tangan. Dia jadi pesuruh warga, tapi diupah. Nah, Almarhum tidak pernah menolak jika orang mau minta tolong," ujarnya.
Dia mengatakan, selama mendiami garasi rumahnya, Almarhum tidak pernah mengeluh soal kesehatannya. "Almarhum tidak pernah sakit atau pernah ngomong ada keluhan. Entah karena tak mau merepotkan atau gimana," kata dia.
Yeti membantah jika Almarhum tidak bisa bicara alias tuna rungu seperti yang dikabarkan banyak orang pasca-meninggalnya kakek tersebut.
"Almarhum bisa kok bicara. Mungkin orang yang bilang dia bisu karena saat dirawat dia tidak bisa lagi sanggup lagi untuk bicara, mungkin karena sakitnya sudah parah," pungkasnya.Sumber dari sini
Spoiler for Update7:
5 Fakta kakek dibuang ambulans tewas mengenaskan 1. Ada warga melihat kakek diturunkan dari ambulans
Merdeka.com - Informasi bahwa kakek renta bernama Edi dibuang ambulans di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, dalam kondisi sakit, ini dibenarkan petugas jaga Polsek Tanjung Karang Barat.
Kasus itu terjadi Selasa (21/1) sore. Informasinya, ada warga melihat si kakek diturunkan dari ambulans di gardu hingga akhirnya menemui ajal di rumah sakit. "Benar ceritanya seperti itu," kata petugas jaga Polsek Tanjung Karang Barat Wahyu, Jumat (24/1). 2. Ditinggalkan sekarat di gardu
Merdeka.com - Tragisnya, kakek yang belakangan diketahui bernama Edi, warga Palembang, itu diturunkan dari ambulans dan ditinggalkan di sebuah gardu dalam kondisi sekarat. Ketika ditemukan, si kakek jompo itu sudah sekarat dan nampak menahan sakit.
Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. Di rumah sakit itu si kakek meninggal dunia tanpa menyebut siapa namanya dan di mana keluarganya. 3. Ada bekas infus pada tangan
Merdeka.com - Saat ditemukan di sebuah gardu Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, kondisi kakek bernama Edi itu memprihatinkan. Pada tangan kakek itu ada bekas jarum infus, dan perban pada kakinya. 4. Setelah menurunkan kakek ambulans kabur
Merdeka.com - Menurut keterangan warga, setelah menurunkan kakek di gardu, ambulans langsung pergi. Sampai sekarang keberadaan ambulans itu masih belum terlacak. Menurut Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, pihaknya sudah berkirim surat ke Polres dan Polsek untuk melacak keberadaan 5. Kakek Edi ternyata tinggal di garasi rumah warga
Merdeka.com - Hingga meninggal di Rumah Sakit Abdul Moeloek, identitas si kakek masih misterius. Selain karena dia tuna rungu, kakek itu juga tidak sanggup bicara. Baru belakangan setelah foto kakek disebar, dan setelah ada pemberitaan di media, ada beberapa keluarga mencari ke rumah sakit.
Dari sekian orang, akhirnya ada seorang yang mengaku kenal dengan kakek itu, yakni Yeti (48), warga Jagabaya II, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung. Dia datang ke kamar mayat rumah sakit untuk melihat jenazah itu.
Menurut Yeti, dari ciri fisik, jenazah itu bernama Edi, perantauan dari Palembang. "Saya kenal sama kakek ini. Namanya Edi, dia orang Palembang. Saya tidak ragukan lagi," ujarnya.
Kakek Edi itu selama ini tinggal di garasi rumahnya selama lima tahun. Tapi dua bulan sebelum meninggal kakek kabur. "Saya sengaja menampungnya karena kakek itu tidak ada keluarga di Lampung. Kebetulan dia mau tinggal di garasi saya," tuturnya.
Diceritakan Yeti, kakek tersebut merantau ke Lampung lantaran rumahnya di Palembang digusur PT KAI. "Tapi saya tidak tahu alamat lengkapnya. Saya juga kurang tahu apa masih ada keluarga di Palembang atau tidak," terang Yeti.sumber dari sini
Diubah oleh aviicenna 25-01-2014 10:21
0
32.9K
Kutip
393
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!