Malem agan n aganwati KASKUSER sekalian dimanapun berada..
sebelum mulai baca thread, alangkah baiknya kita berdoa untuk saudara2 kita yang saat ini sedang tertimpa musibah bencana alam mulai dari banjir, tanah longsor dan lain sebagainya agar diberi kekuatan, kesabaran dan kesadaran..Aminnnn
Quote:
PREAMBULE
DBD (DEMAM BERDARAH DANGUE) mungkin sudah ga asing lagi bagi kita semua, warga yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia ini (karena di EROPA ga ada nyamuk karena dingin..
)
Nha berbagai upaya untuk mengatasi DBD ini sudah dilakukan, seperti fogging, penggunaan bubuk abate dan penerapan 3M.
Namun, baru-baru ini tengah dilakukan penelitian oleh sivitas kedokteran UGM dalam hal penanganan DBD menggunakan metode baru menggunakan nyamuk itu sendiri..
Bagaimana kah teknik baru tersebut, chekibrot beritanya..
Quote:
Yogyakarta, Demam berdarah bukan penyakit yang bisa diremehkan karena dapat mengakibatkan kematian bila tak segera ditangani. Namun berbagai metode pengendalian nyamuk seperti fogging dan 3M ternyata belum sepenuhnya efektif menanggulanginya. UGM pun mencoba turun tangan.
Dalam kerangka Eliminate Dengue Project (EDP), Fakultas Kedokteran UGM mencoba menggunakan teknologi pengendalian nyamuk yang telah dibuktikan di sejumlah negara, antara lain Australia.
Teknologi itu adalah mengawinkan nyamuk penyebab demam berdarah, Aedes aegypti lokal dengan nyamuk Aedes aegypti yang telah mengandung Wolbachia.Apa itu?
Wolbachia merupakan organisme yang hanya bisa hidup di dalam tubuh serangga, seperti lalat buah, kupu-kupu, capung dan nyamuk Aedes aegypti. Ini bukan sembarang bakteri karena bila Wolbachia terkandung dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti maka ia bisa menekan pertumbuhan virus dengue agar tidak berkembang biak.
Pada akhirnya nyamuk Aedes aegypti yang selama ini kita takutkan takkan bisa menyebarkan virus demam berdarah lagi. Kelebihan lain, Wolbachia juga dapat memperpendek umur nyamuk Aedes aegypti sehingga kesempatannya untuk menularkan virus dengue juga ikut berkurang
Namun itu hanya terjadi jika dalam tubuhnya terkandung Wolbachia dan salah satu cara praktis untuk memasukkan bakteri itu adalah dengan melakukan perkimpoian antara nyamuk yang ber-Wolbachia dengan nyamuk Aedes aegypti setempat.
Tahap awal berupa persiapan site dan pengembangan nyamuk yang akan dilepaskan sendiri telah memakan waktu selama dua tahun, terhitung mulai bulan September 2011. Namun baru pada bulan Januari 2014 inilah nyamuk-nyamuk ber-Wolbachia itu dinyatakan aman dan siap dilepaskan, begitu juga dengan kesiapan warga di lokasi penelitian
Quote:
Di Yogyakarta sendiri, program pelepasan nyamuk ber-Wolbachia akan dilangsungkan di enam wilayah, yaitu di:
1. Kalitirto (Dusun Sumber Lor, Karang, Sumber Kidul, Sumber Kulon)
2. Nogotirto (Dusun Ponowaren dan Karang Tengah)
3. Trihanggo (Dusun Nusupan, Biru, Mlangi dan Ponowaren)
4. Kronggahan (Dusun Kronggahan I dan Kronggahan II)
5. Jomblangan (Dusun Jomblangan, Desa Banguntapan)
Namun untuk tahap awal, peneliti telah melaksanakan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di dua desa yaitu Kronggahan dan Nogotirto, pada hari Rabu dan Kamis, 22-23 Januari 2014.
"Kami berencana melepaskan nyamuk secara berkala dalam waktu kurang lebih 16-24 minggu. Setiap satu minggu sekali, di sekitar pekarangan rumah penduduk dalam jarak pelepasan 50 meter. Jadi di setiap titik (dengan jarak masing-masing titik 25 meter) kita sebar 50 ekor nyamuk ber-Wolbachia," terang peneliti utama dr Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D., dalam jumpa pers yang digelar UGM Yogyakarta, Kamis (23/1/2014).
dr Riris yang lebih akrab dipanggil dengan dr Doni ini juga mengatakan yang menarik dari teknologi ini adalah sifatnya yang berkesinambungan, di samping ramah lingkungan dan murah.
"Berbeda dengan teknologi pengendalian yang selama ini kita pakai, di mana kita harus melakukan upaya terus-menerus misalnya penyemprotan, tapi kalau kita berhasil menyebarkan Wolbachia di populasinya di alam, maka itu akan sustainable karena kemudian bakteri itu akan diturunkan terus-menerus ke anaknya, sehingga anak turun dari nyamuk itu tadi tidak akan mempunyai kemampuan menularkan virus dengue," urainya.
Diharapkan upaya ini dapat mengurangi tingginya angka kasus demam berdarah, khususnya di Yogyakarta.
[CENTER]SUMBER[/CENTER]
Quote:
mudah2an usaha ini membuahkan hasil yang positif sehingga bermanfaat untuk kita semua...aminnn