5. ConocoPhillips Indonesia Ltd

Perusahaan yang berpusat di Houston, Texas, Amerika Serikat ini diharapkan akan bisa produksi minyak pada 2014 mencapai 28.780 barel per hari.

Namun Ereck Isaacson President and General Manager ConocoPhillips sendiri tidak yakin dapat mencapai target yang diminta SKK Migas. Karena kondisi lapangan minyak ConocoPhillips saat ini mengalami penurunan produksi yang sangat tinggi.

4. PHE ONWJ

Anak perusahaan Pertamina lainnya disektor hulu yakni PHE ONWJ yang beroperasi di laut utara Jakarta diharapkan tahun 2014 bisa memproduksi minyak sebesar 39.400 barel per hari.

Namun PHE ONWJ sendiri saat ini sedang memfokuskan untuk melakukan pengangkatan 4 anjungan pengoboran minyak di mana produksinya tahun ini bisa turun menjadi 30.000 barel per hari.

3. Total E&P Indonesie

Kontrak perusahaan minyak asal Prancis ini akan berakhir pada 2017 nanti. Namun Total masih diharapkan dapat menyumbang produksi minyak paling banyak ke tiga dengan target produksi pada 2014 sebesar 67.000 barel per hari.

Produksi minyak Total sendiri merupakan ikutan dari produksi gas bumi, di mana produksi gas Total saat ini merupakan yang terbesar dibandingkan perusahaan Migas lainnya yang beroperasi di Indonesia dengan target pada 2014 sebesar 260 MMSCFD (juta kaki kubik per hari).

2. Pertamina EP

Anak perusahaan Pertamina disektor bisnis hulu ini tahun 2014 diharapkan dapat menyumbang paling sedikit produksi minyaknya sebanyak 128.889 barep per hari.

Bahkan peningkatan produksi minyak Indonesia diharapkan pada Pertamina karena Pertamina akan menerapkan teknologi enhanced oil recovery (EOR) pada setiap sumur minyaknya.

Dengan penerapan teknologi EOR ini diharapkan akan meningkatkan produksi sumur minyak Pertamina yang diklaim masih banyak yang 'perawan'.

1. PT Chevron Pacific Indonesia

Perusahaan minyak asal Amerika Serikat ini masih menjadi andalan Indonesia untuk mendapatkan lebih banyak produksi minyaknya.

Tahun 2014 nanti Chevron diharapkan dapat memproduksi minyak paling sedikit 310.500 barel per hari.

Namun sayangnya, Chevron terancam tidak bisa melakukan produksi minyak karena terganjal kasus bioremediasi dan tidak bisa mengolah limbah hasil produksi minyaknya.