Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kariizAvatar border
TS
kariiz
Hitler Mati di Indonesia "Bohong"
Ini adalah sekuel dari tri ane sebelumnya tentang 'Foto-Foto "Manusiawi" Seorang Hitler Yang Coba Dihapus Sejarah'

http://www.kaskus.co.id/thread/52db6...ihapus-sejarah

Ada beberapa dari agan agan yg bilang kalo Hitler meninggal di Indonesia, tapi kenyataannya soerang itu bukanlah hitler cuma mirip saja.
yaudah langsung saja kita simak pembuktiannya emoticon-Big Grin

Spoiler for pict:


Hitler tewas pada tanggal 30 April 1945 di sebuah bunker di Jerman. Begitulah kisah resmi yang dipercayai oleh para sejarawan. Namun di Indonesia beredar sebuah rumor yang menyatakan bahwa Hitler tidak tewas pada tahun 1945. Ia berhasil melarikan diri ke Indonesia, menjadi dokter di Sumbawa dan meninggal di Surabaya pada tahun 1970. Benarkah demikian adanya?

Spoiler for pict:


Mungkin sebagian besar dari kalian sudah pernah membaca kisah bagaimana Dr. Sosrohusodo berjumpa dengan seorang dokter bernama Poch yang kemudian diyakininya sebagai Hitler. Namun bagi yang belum pernah mendengarnya, berikut adalah kutipan dari Vivanews:

Spoiler for kutipan dari vivanews:


Pada saat itu, teori Dr.Sosrohusodo mendapat perhatian cukup luas di media lokal. Bahkan beberapa media asing turut menayangkan pemberitaan ini.

Ketika saya menjelajah internet untuk mencari publikasi media mengenai hal ini, agak mengherankan karena kebanyakan media tidak mencoba untuk mengelaborasinya lebih mendalam. Inilah salah satu sebab yang membuat saya memutuskan untuk memposting berita yang sudah cukup basi ini.

Baiklah, pertama, saya tahu, akan sangat sia-sia jika saya mencoba untuk mendebat argumen Dr.Sosrohusodo karena hal itu hanya akan menjadi debat teoritis yang jelas tidak akan ada ujungnya. Saya sendiri tidak pernah mewawancarai Dr.Sosrohusodo, jadi saya juga tidak bisa memahami lebih dalam dasar yang digunakannya untuk menarik kesimpulan. Namun, jika saya menggunakan reportase media saja, maka bukti yang diajukan Dr. Sosrohusodo saya anggap sangat lemah. Misalnya kutipan mengenai argumen Dr.Sosrohusodo.

"Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal --- Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul. Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya -- yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun."

(Notes: Hitler lahir tahun 1889 sehingga pada tahun 1960, ia memang berusia 71 tahun).

Bayangkan, kita bertemu dengan seorang Jerman tua, pincang, tangan lemah, memiliki kumis seperti Charlie Chaplin, kepala gundul dan memiliki umur yang sama dengan Hitler. Lalu kita mengambil kesimpulan kalau orang ini pastilah Hitler. Jelas cara pengambilan kesimpulan seperti ini adalah sebuah fallacy.

Tetapi anggaplah kalau reportase media tidak secara lengkap menayangkan argumen Dr Sosrohusodo dan ternyata memang ia mengambil kesimpulan berdasar pengakuan Dr.Poch beserta bukti-bukti lainnya, maka dengan demikian, kita boleh beranggapan bahwa argumen Dr Sosrohusodo sudah tepat. Kalau begitu bagaimana kita bisa menilai kebenaran klaim ini?

Well, kita memiliki foto Dr.Poch. Cara yang paling gampang adalah membandingkan foto Hitler dengan foto Dr.Poch. Dan jika kita beruntung, kita bisa mematahkan atau membenarkan klaim Dr.Sosrohusodo.

Untuk awalnya, ini dia foto Dr.Poch yang diklaim sebagai Hitler bersama Istrinya yang berasal dari Indonesia.

Spoiler for pict:


Sedangkan foto berikut adalah Hitler sendiri.

Spoiler for pict:


Setelah melihat foto tersebut, mungkin kalian akan segera yakin kalau Dr.Poch bukanlah Hitler karena postur dan wajah yang tidak mirip. Satu-satunya kesamaan mungkin hanya kumisnya. Tapi tunggu dulu.. postur tubuh dan wajah seseorang bisa berubah seiring pertambahan usia atau seiring berkurang dan bertambahnya berat badan. Argumen seperti itu tidak bisa dipakai.

Kalau begitu argumen apa yang akan kita pakai?

Seperti yang saya katakan di atas, jika kita beruntung, maka kita bisa mengambil kesimpulan yang konkrit dari perbandingan foto ini. Dan saya rasa, kita beruntung kali ini.

Pada awalnya, saya begitu takjub dengan kesamaan wajah antara Dr.Poch dengan Hitler sehingga saya hampir yakin kalau keduanya adalah orang yang sama. Jika kalian tidak percaya, lihatlah foto Hitler berikut ketika ia masih muda dan kurus, lalu bandingkan dengan foto Dr.Poch.

Spoiler for pict:


Hitler adalah pria di sebelah kanan yang berkumis tebal. Bukankah wajahnya sangat mirip dengan Dr.Poch?

Namun kemudian, saya menyadari satu hal. Ada perbedaan mendasar yang kemudian membuat saya meragukan kalau keduanya adalah orang yang sama.

Bentuk tubuh dan bahkan bentuk wajah bisa berubah jika kita bertambah tua, bertambah kurus atau bertambah gemuk, Tapi ada satu yang tidak akan berubah.Yaitu Lobule telinga atau Earlobe.

Spoiler for pict:


Dr.Poch dan Hitler memiliki Earlobe yang berbeda.

Walaupun manusia memiliki banyak rupa daun telinga, namun untuk Earlobe, biasanya para ahli anatomi hanya membaginya menjadi dua bagian besar. Yaitu Free Earlobe dan Attached Earlobe.

Spoiler for pict:


Hitler memiliki Free Earlobe sedangkan Dr.Poch memiliki Attached Earlobe. Attached Earlobe artinya ujung daun telinga langsung menyatu dengan sisi wajah kita. Sedangkan Free Earlobe, ujung daun telinga terlihat seperti melengkung, menyisakan satu bagian yang "bebas".

Sekarang bandingkan Earlobe Hitler dan Dr.Poch.

Spoiler for pict:


Ini perbandingan satu lagi yang lebih jelas karena Dr.Poch terpotret dari samping.

Spoiler for pict:


Apakah kalian bisa melihat perbedaannya sekarang?

Bahkan kalian bisa melihat kalau bentuk daun telinga kedua orang tersebut berbeda. Hal ini pun terlihat jelas ketika kita membandingkan foto Poch dengan Hitler yang masih kurus.

Spoiler for pict:


Artinya cuma satu. Dr.Poch bukan Hitler.

Lalu, mungkin di antara kalian ada yang bertanya: "Apakah earlobe dapat berubah seiring bertambahnya usia?"

Jawabannya bisa. Namun justru dalam kasus Hitler Poch ini malah memperkuat dugaan kalau keduanya adalah orang berbeda.

Perubahan pada earlobe terjadi ketika kita bertambah tua. Ketika usia kita bertambah, terjadi pengurangan produksi kolagen di dalam tubuh sehingga elastisitas kulit berkurang. Akibatnya earlobe manusia akan menjadi bertambah kendur. Namun tidak pernah ada kasus Earlobe seseorang berubah dari Attached menjadi Free atau sebaliknya.

Jika Hitler bertambah tua, maka Free Earlobe yang dimilikinya JUSTRU akan bertambah kendur sehingga lengkungannya terlihat semakin jelas. Hal ini tidak bisa kita temukan pada telinga Dr.Poch.

Jadi, dengan metode yang sederhana ini, kita bisa menemukan sebuah lubang besar dalam klaim Dr.Sosrohusodo.

Spoiler for buka:


Spoiler for sumber:
0
7.4K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.