Quote:
RMOL.
Musibah banjir yang intens terjadi belakangan di Ibukota terjadi bukan karena hujan dan rob seperti apa yang diutarakan oleh Gubernur DKI, Joko Widodo alias Jokowi belum lama ini.
Begitu dikatakan Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Achmad Zukri dalam keterangannya, Minggu (18/1).
Bukan tanpa sebab Zukri mengatakan itu. Pasalnya,
BMKG mencatat bahwa curah hujan di kawasan Ibukota pada 2014 lebih rendah dibanding 2013 ketika terjadi banjir lebih besar.
"Tahun 2013, distribusi hujannya lebih banyak di Jakarta, sementara daerah penyangganya lebih kecil. Sedangkan tahun 2014, distribusi hujannya tidak seluruhnya Jakarta, hanya Jakarta Barat, Timur, Selatan," terang dia.
Selain itu, Zukri bilang, hujan yang turun awal tahun ini tidak selebat 2013. Hujan sudah dicicil sejak malam tahun baru. Sedangkan tahun lalu, hujan terjadi sekaligus selama beberapa hari berturut-turut dengan intensitas lebat.
Achmad Zukri membandingkan pantauan curah hujan oleh BMKG dari 18 titik tahun lalu dengan tahun ini pada hari banjir terparah.
Titik pantauan yang menunjukkan penurunan adalah Tanjung Priok, Kemayoran, Pakubuwono, Halim Perdana Kusuma, Cengkareng, Kedoya, Pasar Minggu, Lebak Bulus. Di luar Ibu Kota, titik pantauan Gunung Mas dan Citeko yang mencakup pantauan kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat sebagai penyumbang banjir, curah hujan menurun. Di Gunung Mas turun dari 76 dan 118,5 milimeter per hari pada 16 dan 17 Januari 2013 menjadi 25 milimeter per hari pada 11 dan 12 Januari 2014.
Sedangkan, wilayah tetangga Jakarta yang curah hujannya meningkat adalah Depok, Dramaga, dan Citeko. Curah hujan di Depok naik dari 63,5 dan 64,5 menjadi 65 dan 147 milimeter per hari pada 11 dan 12 Januari 2014. Di Dramaga, naik tajam dari 26 dan 27 menjadi 85 dan 102 milimeter per hari.
Kemarin, LSM penggiat Lingkungan Walhi melalui Manager Penanganan Bencananya, Mukri Friatna juga menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Jokowi. Menurutnya, pernyataan Jokowi yang menyebutkan penyebab banjir belakangan lantaran hujan dan rob nantinya dapat dinilai sebagai musyrik. Padahal, masih banyak alasan logis ketimbang mengeluarkan pernyataan yang terkesan menyalahkan takdir Tuhan.
Sebelumnya, saat meninjau lokasi banjir di Kelapa Gading Gubernur DKI Jokowi menjelaskan alasan terjadinya banjir di kawasan perumahan elite tersebut. Salah satunya intensitas hujan yang tak kunjung berhenti dan banjir rob. "Memang terjadi hujan deras di sekitar Pulogadung dan robnya naik. Problemnya ada di situ," kata Jokowi. [rus]
http://jakartabagus.rmol.co/read/201...yataan-Jokowi-
sebaiknya Jokowi kalo mengeluarkan pernyataan itu yg akurat, jangan sampe keterangan yg disampaikan tidak ada dasar yg jelas, dewa bacot ngawur itu sudah jadi keahlian koh ahok, jokowi gak boleh ikut2an
Jokowi sebaiknya urus jakarta sampai masa jabatannya selesai, panastak jangan ganggu jokowi dengan isu2 capres