- Beranda
- The Lounge
Saatnya Kita Ubah Permainan Politik Di Indonesia
...
TS
adb21
Saatnya Kita Ubah Permainan Politik Di Indonesia
Quote:
Jadi intinya thread ini ane ambil dari blognya Pandji Pragiwaksono yang isinya udah saatnya nih kita ubah permainan politik kita. Dan kenapa saya mendukung Anies Baswedan, karena menurut saya salah satu cara yg ampuh untuk merubah negri ini menjadi lebih baik adalah dengan pendidikan. Dan beliau sudah tidak di ragukan lagi track record dalam dunia pendidikan. Langsung aja ya gan, bingung mau basa-basi apa lagi..maaf sebelumnya kalo repost, tapi ane belom liat ada yang bikin thread ini.
Kelihatannya, saya belum sepenuhnya jujur kepada anda.
Kepada anda yang mendukung Anies Baswedan, karena teryakini oleh saya.
Saya mau mengatakan dengan jujur, mengapa saya mendukung Anies Baswedan.
Bukannya saya tidak mau langsung mengatakan, tapi alasan itu begitu terkubur dalam bawah sadar saya sehingga tidak menempel di atap otak saya untuk bisa langsung saya utarakan.
Saya memilih untuk mendukung Anies Baswedan, karena saya suka nonton film “Money Ball”[/SPOILER]
Quote:
Tadi sore, sepulang dari liburan bersama keluarga besar ke Bandung, saya masuk ke ruang TV dan berkata kepada diri saya sendiri
“Mau nonton sesuatu yang berbau politik ah…”
Lalu di tangan saya, ada “Ides Of March”, “Lincoln”, “Barack Obama: By The People”, dan “Frost vs Nixon”, film film politik koleksi saya yang jadi andalan kalau lagi bosan.
Lalu mata saya menemukan film lain di rak. Semua yang tadi saya kembalikan di rak, dan saya ambil film “Money Ball”
Film “Money Ball” adalah tentang GM sebuah klub Baseball Oakland Athletics bernama Billy Beane yang diambil dari buku berjudul “Money Ball: The Art Of Winning An Unfair Game”
Billy, dituntut untuk jadi juara dengan bujet jauh di bawah tim tim besar. Ibaratnya, pelatih dengan budget Cardiff diminta untuk jadi juara EPL di antara tim tim seperti ManUtd, Chelsea, ManCity, Arsenal, dll.
Billy kemudian menggunakan Sabermetric untuk menilai dan menganalisa pemain pemain yang dia punya dan dia butuhkan. Pendekatannya sangat tidak konvensional dan diremehkan banyak orang, bahkan dilecehkan orang di dalam organisasinya sendiri. Hingga ternyata, pendekatan kontroversial yang dia gunakan berhasil membawa Oakland A jadi tim pertama dalam 100 tahun lebih sejarah American League Baseball yang bisa menang 20 kali berturut turut.
Di akhir film, diceritakan Billy Beane ditawari Boston Red Sox untuk jadi GM mereka. Bayaran Beane, akan menjadikannya GM termahal dalam sejarah industri olahraga. Beane menolak.
“I made 1 decision in my life based on money and i swore i’ll never do it again”
Oakland A sampai sekarang tidak pernah juara. Tapi Billy Beane telah mengubah permainan. Kini New York Mets, New York Yankees, San Diego Padres, St. Louis Cardinals, Boston Red Sox, Washington Nationals, Arizona Diamondbacks, Cleveland Indians, dan Toronto Blue Jays memiliki analis sabermetrics.
Spoiler for buka:
Kemarin, ada sebuah akun pseudonym (akun dengan nama palsu/ alias) ngetweet dan bertanya
“Dibayar berapa sih Pandji sampai segitunya membela Anies Baswedan?”
Saya tersenyum.
Tersenyum kasihan.
Si mimin hidupnya selalu dipatok uang sehingga dia tidak bisa percaya ada seseorang seperti saya yang mau mengeluarkan usaha sebesar ini secara gratis.
Hanya karena, saya percaya.
Saya percaya Anies Baswedan.
Beliau tidak ada bukti mampu memimpin di dalam dunia politik. Saya juga setuju. Alasan saya pilih Anies Baswedan bukan karena saya punya bukti bahwa beliau mampu memimpin dalam dunia politik.
Saya pilih Anies Baswedan karena saya percaya beliau adalah orang yang tepat untuk mengubah permainan politik Indonesia.
Ya. Saya percaya Anies Baswedan adalah orang yang tepat untuk mengubah permainan dan bukan (hanya) untuk menang.
Anies Baswedan ini, sejak September hingga sekarang berhasil menjaring lebih dari 8000 simpatisan yang tersebar di seluruh Indonesia. dalam sekejap akun akun @turuntanganlahir di kota kota yang tersebar ke berbagai penjuru. Dari Jakarta, ke Pontianak, ke Lampung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Rembang, Jember, Pemalang, Palembang, Makassar, Ketapang (Kalimantan Barat untuk kamu yang ga tau hehe) bahkan sampai ke Timika (@turuntanganTMK)
Orang orang ini, aktivitasnya bukan di twitter.Tapi di lapangan. Mereka melakukan sejumlah kegiatan sosial. Salah satu kota bahkan pagi tanggal 1 januari bikin kegiatan bersih bersih kota yang kotor setelah usai pesta Tahun Baru. Ini bukan hanya tentang kampanye, ini tentang melakukan hal yang benar karena kita semua percaya bahwa perubahan datang dari orang orang yang bersedia untuk berbuat kebaikan dan kebenaran.
Mereka merancang program sendiri, mendesain kegiatan sendiri, mengeksekusi dengan mandiri.
Tanpa dibayar sepeserpun.
Perjalanan 3000 km keliling Jawa menyalakan harapan yang dilakukan Anies Baswedan dan rombongan membawa pulang reaksi luar biasa dari setiap titik, setiap simpul, setiap tokoh yang didatangi,
Video video yang saya buat, menuai reaksi luar biasa. Positif dan negatif. Kuatirkah kami? Tidak sama sekali. Bahkan kami rilis lebih banyak lagi.
Reaksi reaksi tadi, adalah sebuah kewajaran. Dunia politik Indonesia belum pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya.
Begitu menggemparkannya, video video ini memulai langkahnya dari youtube dan twitter, kemudian masuk majalah Tempo, masuk pemberitaan TV, dan bahkan dibahas oleh para petinggi petinggi negara ini. Mengapa saya tahu? Karena saya sendiri yang ditanya dan dihubungi orang orang. Saya sendiri yang diminta berhati hati. Saya sendiri yang dihardik. Saya sendiri yang merasakan dampaknya.
Saya saksinya.
Orang orang, bereaksi keras.
Jelas.
Videonya bisa di liat di bawah.
Karena kami para relawan @turuntangan, melakukan sesuatu yang Indonesia tidak pernah lihat sejak 1955.
Kami turun tangan karena percaya. Bukan karena diimingi jadi kaya.
Para bandit, panik.
Mereka takut, kalau semakin banyak orang bergerak bukan karena uang, semua uang mereka jadi tidak ada gunanya.
Mereka takut, permainan politik uang sebagai satu satunya strategi politik yang mereka kuasai, jadi percuma.
Mereka takut, karena belakangan semakin banyak yang menolak ketika ditawari uang untuk mendukung seseorang. Dan bukan sembarang orang, tapi mereka yang punya pengaruh.
Mereka takut, rakyat Indonesia jadi semakin cerdas.
Mereka takut, rakyat Indonesia jadi bersatu karena sebuah impian dan terlebih lagi, berani untuk turun tangan dan mewujudkan impian itu.
Mereka takut, bahwa mereka, akan kalah.
Karenanya, mereka melawan.
Lihat reaksi reaksi panik mereka. Suara mereka keras menggonggong, sementara buntut mereka tergulung di antara dua kaki belakang.
Spoiler for buka:
Menang?
Bagi saya, menang itu seperti uang.
Menang dan uang adalah hasil dan bukan tujuan.
Menang itu…. jangka pendek.
Saya kurang terbiasa menaruh cita cita setinggi tiang listrik. Cita cita saya ada di antara bintang bintang.
Kalau hanya setinggi tiang listrik mah tinggal naik tangga. Beres.
Kalau mau sekadar menang, mah tinggal pake uang. Beres.
Tapi menaruh cita cita di antara bintang bintang, membayangkan perjalanan ke sananya saja sudah melukiskan senyum di wajah saya.
Saya ingin mengubah permainan.
Saya ingin menghentikan praktek politik yang terbelakang. Yang seakan akan menertawakan kapasitas otak kita. Melecehkan integritas kita.
Itulah mengapa, sebelum saya memutuskan untuk mendukung Bang Faisal Basri di pilgub DKI Jakarta kemarin, saya berkata kepada diri saya sendiri
“Dengan ini, saya berjanji untuk mulai mendukung orang orang baik dan benar yang maju ke kancah politik, saya akan dukung dengan terbuka dan sepenuh hati”
Mendukung Anies Baswedan, adalah kelanjutan dari janji tersebut. Menang, adalah hasil. Tapi tujuannya, untuk mengembalikan kekuatan rakyat di hati rakyat. Bukan lagi di kantong celana.
Kalau saya peduli uang, saya akan ambil job job ngemsi, ngerap dan stand-up dari perusahaan rokok.
Kalau saya peduli uang, saya tidak akan ngerap. Saya akan dangdutan atau bikin boyband.
Kalau saya peduli uang, saya akan tetap seperti saya di tahun 2006. Bawain acara “Kena Deh” tanpa beropini. Tetap netral. Tundukkan kepala terhadap segala kecurangan dan kejahatan. Tidak berdiri di hadapan ribuan orang, menghibur mereka dengan opini dan fakta seraya mengubah dunia komedi Indonesia dalam perjalanannya bersama teman teman.
Kalau saya peduli uang, saya akan ambil jalan jalan curang.
Tapi itu bukan saya.
Rival saya pun tahu itu.
Itulah mengapa, saya berbahaya. Itulah mengapa, kita berbahaya.
Berbahaya untuk melakukan hal yang benar ketika kita berjalan di antara kerumunan orang jahat.
Mereka akan menghardik kita, kawan kawan.
Mereka akan mencaci maki kita.
Mereka akan menertawakan.
Mereka akan bilang:
“Alaaah paling dibayar”
“Halaah paling juga cuma pengen jadi mentri”
“Yaelah mana mungkin menang?”
“Jagoan lo cuma jago teori”
“Si Anies itu cuma pinter ngomong”
Apa yang mereka akan ucapkan, sudah ketebak.
Tapi apa yang akan kita lakukan selanjutnya, tidak akan mampu mereka perkirakan. Karena usaha kita, tak akan mampu diuangkan.
Bagi saya, menang itu seperti uang.
Menang dan uang adalah hasil dan bukan tujuan.
Menang itu…. jangka pendek.
Saya kurang terbiasa menaruh cita cita setinggi tiang listrik. Cita cita saya ada di antara bintang bintang.
Kalau hanya setinggi tiang listrik mah tinggal naik tangga. Beres.
Kalau mau sekadar menang, mah tinggal pake uang. Beres.
Tapi menaruh cita cita di antara bintang bintang, membayangkan perjalanan ke sananya saja sudah melukiskan senyum di wajah saya.
Saya ingin mengubah permainan.
Saya ingin menghentikan praktek politik yang terbelakang. Yang seakan akan menertawakan kapasitas otak kita. Melecehkan integritas kita.
Itulah mengapa, sebelum saya memutuskan untuk mendukung Bang Faisal Basri di pilgub DKI Jakarta kemarin, saya berkata kepada diri saya sendiri
“Dengan ini, saya berjanji untuk mulai mendukung orang orang baik dan benar yang maju ke kancah politik, saya akan dukung dengan terbuka dan sepenuh hati”
Mendukung Anies Baswedan, adalah kelanjutan dari janji tersebut. Menang, adalah hasil. Tapi tujuannya, untuk mengembalikan kekuatan rakyat di hati rakyat. Bukan lagi di kantong celana.
Kalau saya peduli uang, saya akan ambil job job ngemsi, ngerap dan stand-up dari perusahaan rokok.
Kalau saya peduli uang, saya tidak akan ngerap. Saya akan dangdutan atau bikin boyband.
Kalau saya peduli uang, saya akan tetap seperti saya di tahun 2006. Bawain acara “Kena Deh” tanpa beropini. Tetap netral. Tundukkan kepala terhadap segala kecurangan dan kejahatan. Tidak berdiri di hadapan ribuan orang, menghibur mereka dengan opini dan fakta seraya mengubah dunia komedi Indonesia dalam perjalanannya bersama teman teman.
Kalau saya peduli uang, saya akan ambil jalan jalan curang.
Tapi itu bukan saya.
Rival saya pun tahu itu.
Itulah mengapa, saya berbahaya. Itulah mengapa, kita berbahaya.
Berbahaya untuk melakukan hal yang benar ketika kita berjalan di antara kerumunan orang jahat.
Mereka akan menghardik kita, kawan kawan.
Mereka akan mencaci maki kita.
Mereka akan menertawakan.
Mereka akan bilang:
“Alaaah paling dibayar”
“Halaah paling juga cuma pengen jadi mentri”
“Yaelah mana mungkin menang?”
“Jagoan lo cuma jago teori”
“Si Anies itu cuma pinter ngomong”
Apa yang mereka akan ucapkan, sudah ketebak.
Tapi apa yang akan kita lakukan selanjutnya, tidak akan mampu mereka perkirakan. Karena usaha kita, tak akan mampu diuangkan.
Quote:
Ingat,
“Lions never lose sleep over the opinions of sheeps”
Kalau anda tertarik untuk ikut bersama saya dan 8000 teman teman saya, silakan bergabung di sini
Ketika anda membaca ini, mungkin anda sedang di rumah, mungkin di jalan, mungkin masih ditengah tengah aktivitas.
Tapi bayangkan saya sedang menjulurkan tangan kanan saya.
Kalau anda ingin turun tangan dan mengubah wajah Indonesia, jabat tangan saya.
Dan saya akan tangkup tangan anda dengan tangan kiri saya.
“Mari, kita ubah permainan”
Spoiler for ini Videonya gan cuman 3menitan::
Spoiler for 1:
[YOUTUBE]
[SPOILER=2]
[SPOILER=2]
Spoiler for 3:
Spoiler for sumber::
Diubah oleh adb21 19-01-2014 09:50
0
3.3K
Kutip
12
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.4KThread•88.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya