- Beranda
- The Lounge
TERNYATA : Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah RI Bikin Dunia Panik
...
TS
nganggurinhidup
TERNYATA : Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah RI Bikin Dunia Panik
Sebelumnya maaf klo berantakan....
Ternyata gan, dunialah yang butuh Indonesia. Kalau kita mandiri, luar biasa makmurnya negara kita.
Langsung aja ya gan
Larangan Ekspor Bijih Mineral RI Bikin Dunia Panik
Liputan6.com, Pittsburg : Penerapan kebijakan ekspor larangan mineral mentah (ore) yang dikombinasikan dengan pengenaan bea keluar (BK) bagi ekspor beberapa bahan mineral mentah tanpa pemurnian (konsentrat) oleh Indonesia sejak 12 Januari 2014 membuat ketar-ketir pengusaha tambang dunia.
Sebab selama ini, produksi beberapa perusahaan bergantung pada pasokan bahan baku mineral dan batu bara mentah asal Indonesia.
Melansir Sydney Morning Herald, sejumlah analis Inggris menilai, larangan pengiriman mineral mentah seperti bijih nikel dan bauksit dari Indonesia merupakan ancaman risiko pasokan terbesar bagi negara-negara produsen alumunium dan nikel dalam jangka panjang.
"Dalam pandangan kami, para pemasok mineral alternatif di wilayah Pasifik tak akan mampu menutupi kemerosotan pasokan akibat larangan pengiriman mineral yang diterapkan Indonesia," ungkap sejumlah analis Macquarie dalam laporannya, Selasa (14/1/2014).
Produsen alumunium terbesar ketiga di dunia, Alcoa, bahkan diprediksi menutup salah satu smelternya di Australia, Point Henry Smelter.
Alcoa diperkirakan mengambil langkah tersebut dalam hitungan bulan karena rendahnya pasokan bauksit yang akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Bauksit yang biasa diperolehnya dari Indonesia merupakan bahan baku produksi alumunium yang dijalankannya.
Dilaporkan Fairfax Media pekan lalu, Alcoa tak akan meminta dukungan pemerintah lebih jauh. Pasalnya saat ini, Alcoa telah memperoleh bantuan dari pemerintah federal dan negara bagian untuk smelter yang berlokasi di Victoria, Australia tersebut.
Selama ini, produksi Point Henry Smelter dapat mencapai kapasitas 180 ribu ton alumunium per tahun. sementara itu, Alcoa juga mengoperasikan smelter terbarunya, Portland.
Pabrik pengolahan mineral mentah ini dapat memproduksi 358 ribu ton alumunium per tahun dengan biaya yang lebih rendah.
Meski demikian, CEO Alcoa Klaus Kleifeld menilai Australia masih memiliki cadangan bauksit yang cukup besar khususnya di wilayah Barat, Queensland dan Northern Territory. (Fik/Nrm)
Lagi gan...
RI Stop Ekspor Mineral, Produsen Stainless China Paling Merana
Liputan6.com, Jakarta : Analis memprediksi produsen stainless steel asal China merupakan 'korban' paling parah yang terkena dampak penerapan kebijakan ekspor larangan mineral mentah (ore) yang dikombinasikan dengan pengenaan Bea Keluar (BK) bagi ekspor beberapa bahan mineral mentah tanpa pemurnian (konsentrat) oleh Indonesia mulai 12 Januari 2014.
Analis Logam dan Pertambangan di Asia Maybank Kim Eng Securities, Alex Latzer mengatakan hal itu karena banyak perusahaan China yang sangat bergantung dengan pasokan mineral dan batu bara mentah asal Indonesia.
"China mengandalkan 70%-80% bijih nikel dari Indonesia, sehingga mereka harus mulai berebut dan mencari barang dari negara lain, seperti Filipina," cetus Latzer melansir laman CNBC, Selasa (14/1/2014).
Selain mengurangi pasokan bagi perusahaan-perusahaan dunia, para analis berpandangan bahwa larangan ekspor ore yang mulai berlaku pada 12 Januari 2014 seharusnya tidak memperlebar defisit neraca transaksi berjalan Indonesia.
Alasannya, dalam pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kebijakan ini dibuat guna meningkatkan keuntungan dari sektor mineral karena memaksa perusahaan pertambangan memproses dan mengolah ore sebelum dilempar ke pasar luar negeri.
Sayangnya, peraturan ini seolah memberi ruang kepada penambang raksasa PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara yang memproduksi 97% dari tembaga di Indonesia untuk tetap bisa mengekspor konsentrat meskipun dengan pengenaan BK tinggi hingga 60%.
Upaya tersebut datang saat kepercayaan investor asing di Tanah Air mulai rapuh paska dampak dari spekulasi terkait pengurangan stimulus (tapering off) oleh The Fed awal tahun ini.
Sebab kebijakan Bank Sentral AS itu bisa memperburuk defisit transaksi berjalan, seperti catatan defisit yang mencapai 3,8% dari PDB pada kuartal III 2013 dan terjunnya kurs rupiah ke posisi terendah dalam sejarah.
Namun Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang Sulistyo mengakui larangan ekspor ore justru akan bermanfaat bagi transaksi berjalan negara ini dalam jangka panjang.
"Memang akan ada penurunan pendapatan ekspor, tapi pasti menjadi lebih baik bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor dan menciptakan lapangan kerja secara jangka panjang," terang dia.
Berbanding terbalik, menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri, pemberlakuan BK ekspor konsentrat kategori tertentu dapat mengimbangi dampak tekanan penerimaan pada neraca perdagangan Indonesia.
"Karena masih tetap bisa ekspor dalam beberapa waktu, dampak ke neraca perdagangan akan jauh di bawah US$ 5 miliar. Sebelumnya saya pernah bilang kalau dilarang ekspor penuh maka penerimaan bisa ilang sekitar US$ 5 miliar," ungkap dia di Jakarta.
Chatib memperkirakan, pasar sangat merespon positif kombinasi kebijakan apik ini. Pasalnya, lanjut dia, pasar terkonsentrasi pada imbas larangan ekspor ini terhadap neraca perdagangan.
"Pasar melihat neraca perdagangan kita tidak akan kena terlalu signifikan. Lihat saja stock market naik, nilai tukar rupiah NDF sudah di bawah Rp 12 ribu per dolar AS, surat utang (bond) balik lagi yang berarti inflow terjadi," jelas dia. (Fik/Nrm)
Seandainya semua bahan mineral mentah dilarang apa jadinya ya?? Seandainya perusahaan asing yang bergerak dibidang pertambangan dinasionalisasi apa jadinya ya??
Dan seandainya semua barang tambang kita sendiri yang menggali, apa jadinya ya....
Itu baru barang tambang gan. Coba deh seandainya, kita ambil di bidang pangan deh. Seandainya kita ga mengimpor komoditas pangan, apa jadinya ya. Nih datanya (sebelumnya maaf, ini data tahun kemaren)
Daftar Lengkap 28 Komoditas Pangan yang Diimpor RI
Liputan6.com, Jakarta : Hingga saat ini, Indonesia tercatat masih mengimpor sejumlah komoditas pangan dari luar negeri, tak terkecuali kedelai, yang belakangan harganya naik secara signifikan. Pemerintah RI tercatat telah mengimpor 1,09 miliar kilogram (kg) kedelai sejak Januari sampai Juli lalu.
Sementara itu, pasokan beras, kentang, bahkan ubi kayu dalam negeri ternyata belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah tercatat masih mengimpor beras dari sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Thailand juga turut memasok ubi kayu ke dalam negeri sebanyak 107.798 kg selama dua kuartal terakhir.
Masih banyak lagi deretan pangan pokok yang diimpor Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), berikut 28 komoditas pangan yang biasa dikonsumsi sehari-hari yang masih dimpor dari negara lain untuk kurun Januari sampai Juli 2013, Selasa (3/9/2013):
1. Beras
Nilai impor sampai Juli : US$ 137,19 juta
Volume impor sampai Juli : 266,88 juta kg
Negara asal : Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar, dan lainnya.
2. Jagung
Nilai impor sampai Juli: US$ 275,8 juta
Volume impor sampai Juli : 897,35 juta kg
Negara asal : India, Argentina, Brasil, Thailand, Paraguay, dan lainnya
3. Kedelai
Nilai impor sampai Juli: US$ 670,46 juta
Volume impor sampai Juli : 1,09 miliar kg
Negara asal : Amerika Serikat, Malaysia, Argentina, Kanada, Paraguay dan lainnya
4. Biji Gandum dan Meslin
Nilai impor sampai Juli : US$ 1,46 miliar
Volume impor sampai Juli : 3,9 miliar kg
Negara asal : Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya.
5. Tepung Terigu
Nilai impor sampai Juli : US$ 40,89 juta
Volume impor sampai Juli : 92,75 juta kg
Negara asal : Srilangka, India, Ukraina, Turki, Jepang dan lainnya.
6. Gula Pasir
Nilai impor sampai Juli : US$ 30,42 juta
Volume impor sampai Juli : 51,31 juta kg
Negara asal : Thailand, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan lainnya.
7. Gula Tebu
Nilai impor sampai Juli : US$ 1,04 miliar
Volume impor sampai Juli : 1,98 miliar kg
Negara asal : Thailand, Brasil, Australia, El Salvador, dan Guatemala.
8. Daging sejenis Lembu
Nilai impor sampai Juli : US$ 110,4 juta
Volume impor sampai Juli : 22,7 juta kg
Negara asal : Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Singapura
9. Jenis lembu
Nilai impor sampai Juli : US$ 151,69 juta
Volume impor sampai Juli : 55,13 juta kg
Negara asal : Australia
10. Daging Ayam
Nilai impor sampai Juli: US$ 34.876
Volume impor sampai Juli : 11.105 kg
Negara asal : Malaysia dan Belgia
11. Garam
Nilai impor sampai Juli: US$ 55,9 juta
Volume impor sampai Juli: 1,2 miliar kg
Negara asal: Australia, India, Selandia Baru, Jerman, Denmark dan lainnya
12. Mentega
Nilai impor sampai Juli : US$ 51,91 juta
Volume impor sampai Juli : 11,94 juta kg
Negara asal : Selandia Baru, Belgia, Australia, Perancis, Belanda dan lainnya
13. Minyak Goreng
Nilai impor sampai Juli : US$ 36,9 juta
Volume impor sampai Juli : 37,64 juta kg
Negara asal : India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan lainnya
14. Susu
Nilai impor sampai Juli: US$ 459,36 juta
Volume impor sampai Juli: 123,25 juta kg
Negara asal : Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Jerman dan lainnya
15. Bawang Merah
Nilai impor sampai Juli: US$ 30,29 juta
Volume impor sampai Juli : 67,32 juta kg
Negara asal : Vietnam, Thailand, India, Filipina, China dan lainnya
16. Bawang Putih
Nilai impor sampai Juli : US$ 236,06 juta
Volume impor sampai Juli : 291,45 juta kg
Negara asal : China, Vietnam dan India
17. Kelapa
Nilai impor sampai Juli: US$ 651.583
Volume impor sampai Juli : 630.337 kg
Negara asal : Thailand, Singapura, Filipina dan Vietnam
18. Kelapa Sawit
Nilai impor sampai Juli: US$ 1,86 juta
Volume impor sampai Juli: 3,24 juta kg
Negara asal : Malaysia, Papua Nugini dan Kepulauan Virgin
19. Lada
Nilai impor sampai Juli: US$ 2,04 juta
Volume impor sampai Juli: 177.559 kg
Negara asal : Vietnam, Malaysia, Belanda, Amerika Serikat, dan lainnya
20. Teh
Nilai impor sampai Juli: US$ 18,56 juta
Volume impor sampai Juli: 13,24 juta kg
Negara asal : Vietnam, India, Kenya, Iran, Srilangka, dan lainnya
21. Kopi
Nilai impor sampai Juli: US$ 33,5 juta
Volume impor sampai Juli: 13,9 miliar kg
Negara asal: Vietnam, Brasil, Italia, Amerika Serikat dan lainnya
22. Cengkeh
Nilai impor sampai Juli: US$ 2,35 juta
Volume impor sampai Juli: 218.304 kg
Negara asal : Madagaskar, Mauritius, Singapura, dan Comoros
23. Kakao
Nilai impor sampai Juli: US$ 40,7 juta
Volume impor sampai Juli: 16,32 juta kg
Negara asal : Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Malaysia, Kamerun dan lainnya.
24. Cabe segar dan kering
Nilai impor sampai Juli: US$ 13,52 juta
Volume impor sampai Juli: 10,93 juta kg
Negara asal : India, China, Thailand, Korea Selatan dan Spanyol
25. Cabe awetan
Nilai impor sampai Juli: US$ 1,27 juta
Volume impor sampai Juli: 1,32 juta kg
Negara asal : Thailand, China, Malaysia dan lainnya
26.Tembakau
Nilai impor sampai Juli: US$ 331,1 juta
Volume impor sampai Juli: 64,74 juta kg
Negara asal : China, Turki, Brasil, Amerika Serikat, Philipina dan lainnya.
27. Ubi Kayu
Nilai impor sampai Juli: US$ 38.380
Volume impor sampai Juli: 107.798 kg
Negara asal : Thailand
28. Kentang
Nilai impor sampai Juli: US$ 14,9 juta
Volume impor sampai Juli: 22,28 juta kg
Negara asal : Australia, Kanada, China, Singapura dan Inggris. (Sis/Nur)
Sekian dari ane gan, mohon maaf klo ada kekurangan disana-sini. Semoga Indonesia trus berjaya
Ane ga bakal Nolak
Jangan timpuk sama ginian ya gan
sumber:
sumber 1
sumber 2
sumber 3
Ternyata gan, dunialah yang butuh Indonesia. Kalau kita mandiri, luar biasa makmurnya negara kita.
Langsung aja ya gan
Spoiler for "Larangan Expor":
Larangan Ekspor Bijih Mineral RI Bikin Dunia Panik
Liputan6.com, Pittsburg : Penerapan kebijakan ekspor larangan mineral mentah (ore) yang dikombinasikan dengan pengenaan bea keluar (BK) bagi ekspor beberapa bahan mineral mentah tanpa pemurnian (konsentrat) oleh Indonesia sejak 12 Januari 2014 membuat ketar-ketir pengusaha tambang dunia.
Sebab selama ini, produksi beberapa perusahaan bergantung pada pasokan bahan baku mineral dan batu bara mentah asal Indonesia.
Melansir Sydney Morning Herald, sejumlah analis Inggris menilai, larangan pengiriman mineral mentah seperti bijih nikel dan bauksit dari Indonesia merupakan ancaman risiko pasokan terbesar bagi negara-negara produsen alumunium dan nikel dalam jangka panjang.
"Dalam pandangan kami, para pemasok mineral alternatif di wilayah Pasifik tak akan mampu menutupi kemerosotan pasokan akibat larangan pengiriman mineral yang diterapkan Indonesia," ungkap sejumlah analis Macquarie dalam laporannya, Selasa (14/1/2014).
Produsen alumunium terbesar ketiga di dunia, Alcoa, bahkan diprediksi menutup salah satu smelternya di Australia, Point Henry Smelter.
Alcoa diperkirakan mengambil langkah tersebut dalam hitungan bulan karena rendahnya pasokan bauksit yang akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Bauksit yang biasa diperolehnya dari Indonesia merupakan bahan baku produksi alumunium yang dijalankannya.
Dilaporkan Fairfax Media pekan lalu, Alcoa tak akan meminta dukungan pemerintah lebih jauh. Pasalnya saat ini, Alcoa telah memperoleh bantuan dari pemerintah federal dan negara bagian untuk smelter yang berlokasi di Victoria, Australia tersebut.
Selama ini, produksi Point Henry Smelter dapat mencapai kapasitas 180 ribu ton alumunium per tahun. sementara itu, Alcoa juga mengoperasikan smelter terbarunya, Portland.
Pabrik pengolahan mineral mentah ini dapat memproduksi 358 ribu ton alumunium per tahun dengan biaya yang lebih rendah.
Meski demikian, CEO Alcoa Klaus Kleifeld menilai Australia masih memiliki cadangan bauksit yang cukup besar khususnya di wilayah Barat, Queensland dan Northern Territory. (Fik/Nrm)
Lagi gan...
Spoiler for "Larangan Expor":
RI Stop Ekspor Mineral, Produsen Stainless China Paling Merana
Liputan6.com, Jakarta : Analis memprediksi produsen stainless steel asal China merupakan 'korban' paling parah yang terkena dampak penerapan kebijakan ekspor larangan mineral mentah (ore) yang dikombinasikan dengan pengenaan Bea Keluar (BK) bagi ekspor beberapa bahan mineral mentah tanpa pemurnian (konsentrat) oleh Indonesia mulai 12 Januari 2014.
Analis Logam dan Pertambangan di Asia Maybank Kim Eng Securities, Alex Latzer mengatakan hal itu karena banyak perusahaan China yang sangat bergantung dengan pasokan mineral dan batu bara mentah asal Indonesia.
"China mengandalkan 70%-80% bijih nikel dari Indonesia, sehingga mereka harus mulai berebut dan mencari barang dari negara lain, seperti Filipina," cetus Latzer melansir laman CNBC, Selasa (14/1/2014).
Selain mengurangi pasokan bagi perusahaan-perusahaan dunia, para analis berpandangan bahwa larangan ekspor ore yang mulai berlaku pada 12 Januari 2014 seharusnya tidak memperlebar defisit neraca transaksi berjalan Indonesia.
Alasannya, dalam pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kebijakan ini dibuat guna meningkatkan keuntungan dari sektor mineral karena memaksa perusahaan pertambangan memproses dan mengolah ore sebelum dilempar ke pasar luar negeri.
Sayangnya, peraturan ini seolah memberi ruang kepada penambang raksasa PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara yang memproduksi 97% dari tembaga di Indonesia untuk tetap bisa mengekspor konsentrat meskipun dengan pengenaan BK tinggi hingga 60%.
Upaya tersebut datang saat kepercayaan investor asing di Tanah Air mulai rapuh paska dampak dari spekulasi terkait pengurangan stimulus (tapering off) oleh The Fed awal tahun ini.
Sebab kebijakan Bank Sentral AS itu bisa memperburuk defisit transaksi berjalan, seperti catatan defisit yang mencapai 3,8% dari PDB pada kuartal III 2013 dan terjunnya kurs rupiah ke posisi terendah dalam sejarah.
Namun Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang Sulistyo mengakui larangan ekspor ore justru akan bermanfaat bagi transaksi berjalan negara ini dalam jangka panjang.
"Memang akan ada penurunan pendapatan ekspor, tapi pasti menjadi lebih baik bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor dan menciptakan lapangan kerja secara jangka panjang," terang dia.
Berbanding terbalik, menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri, pemberlakuan BK ekspor konsentrat kategori tertentu dapat mengimbangi dampak tekanan penerimaan pada neraca perdagangan Indonesia.
"Karena masih tetap bisa ekspor dalam beberapa waktu, dampak ke neraca perdagangan akan jauh di bawah US$ 5 miliar. Sebelumnya saya pernah bilang kalau dilarang ekspor penuh maka penerimaan bisa ilang sekitar US$ 5 miliar," ungkap dia di Jakarta.
Chatib memperkirakan, pasar sangat merespon positif kombinasi kebijakan apik ini. Pasalnya, lanjut dia, pasar terkonsentrasi pada imbas larangan ekspor ini terhadap neraca perdagangan.
"Pasar melihat neraca perdagangan kita tidak akan kena terlalu signifikan. Lihat saja stock market naik, nilai tukar rupiah NDF sudah di bawah Rp 12 ribu per dolar AS, surat utang (bond) balik lagi yang berarti inflow terjadi," jelas dia. (Fik/Nrm)
Seandainya semua bahan mineral mentah dilarang apa jadinya ya?? Seandainya perusahaan asing yang bergerak dibidang pertambangan dinasionalisasi apa jadinya ya??
Dan seandainya semua barang tambang kita sendiri yang menggali, apa jadinya ya....
Itu baru barang tambang gan. Coba deh seandainya, kita ambil di bidang pangan deh. Seandainya kita ga mengimpor komoditas pangan, apa jadinya ya. Nih datanya (sebelumnya maaf, ini data tahun kemaren)
Spoiler for "Komditas Pangan yang Diimpor RI":
Daftar Lengkap 28 Komoditas Pangan yang Diimpor RI
Liputan6.com, Jakarta : Hingga saat ini, Indonesia tercatat masih mengimpor sejumlah komoditas pangan dari luar negeri, tak terkecuali kedelai, yang belakangan harganya naik secara signifikan. Pemerintah RI tercatat telah mengimpor 1,09 miliar kilogram (kg) kedelai sejak Januari sampai Juli lalu.
Sementara itu, pasokan beras, kentang, bahkan ubi kayu dalam negeri ternyata belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah tercatat masih mengimpor beras dari sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Thailand juga turut memasok ubi kayu ke dalam negeri sebanyak 107.798 kg selama dua kuartal terakhir.
Masih banyak lagi deretan pangan pokok yang diimpor Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), berikut 28 komoditas pangan yang biasa dikonsumsi sehari-hari yang masih dimpor dari negara lain untuk kurun Januari sampai Juli 2013, Selasa (3/9/2013):
1. Beras
Nilai impor sampai Juli : US$ 137,19 juta
Volume impor sampai Juli : 266,88 juta kg
Negara asal : Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar, dan lainnya.
2. Jagung
Nilai impor sampai Juli: US$ 275,8 juta
Volume impor sampai Juli : 897,35 juta kg
Negara asal : India, Argentina, Brasil, Thailand, Paraguay, dan lainnya
3. Kedelai
Nilai impor sampai Juli: US$ 670,46 juta
Volume impor sampai Juli : 1,09 miliar kg
Negara asal : Amerika Serikat, Malaysia, Argentina, Kanada, Paraguay dan lainnya
4. Biji Gandum dan Meslin
Nilai impor sampai Juli : US$ 1,46 miliar
Volume impor sampai Juli : 3,9 miliar kg
Negara asal : Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya.
5. Tepung Terigu
Nilai impor sampai Juli : US$ 40,89 juta
Volume impor sampai Juli : 92,75 juta kg
Negara asal : Srilangka, India, Ukraina, Turki, Jepang dan lainnya.
6. Gula Pasir
Nilai impor sampai Juli : US$ 30,42 juta
Volume impor sampai Juli : 51,31 juta kg
Negara asal : Thailand, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan lainnya.
7. Gula Tebu
Nilai impor sampai Juli : US$ 1,04 miliar
Volume impor sampai Juli : 1,98 miliar kg
Negara asal : Thailand, Brasil, Australia, El Salvador, dan Guatemala.
8. Daging sejenis Lembu
Nilai impor sampai Juli : US$ 110,4 juta
Volume impor sampai Juli : 22,7 juta kg
Negara asal : Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Singapura
9. Jenis lembu
Nilai impor sampai Juli : US$ 151,69 juta
Volume impor sampai Juli : 55,13 juta kg
Negara asal : Australia
10. Daging Ayam
Nilai impor sampai Juli: US$ 34.876
Volume impor sampai Juli : 11.105 kg
Negara asal : Malaysia dan Belgia
11. Garam
Nilai impor sampai Juli: US$ 55,9 juta
Volume impor sampai Juli: 1,2 miliar kg
Negara asal: Australia, India, Selandia Baru, Jerman, Denmark dan lainnya
12. Mentega
Nilai impor sampai Juli : US$ 51,91 juta
Volume impor sampai Juli : 11,94 juta kg
Negara asal : Selandia Baru, Belgia, Australia, Perancis, Belanda dan lainnya
13. Minyak Goreng
Nilai impor sampai Juli : US$ 36,9 juta
Volume impor sampai Juli : 37,64 juta kg
Negara asal : India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan lainnya
14. Susu
Nilai impor sampai Juli: US$ 459,36 juta
Volume impor sampai Juli: 123,25 juta kg
Negara asal : Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Jerman dan lainnya
15. Bawang Merah
Nilai impor sampai Juli: US$ 30,29 juta
Volume impor sampai Juli : 67,32 juta kg
Negara asal : Vietnam, Thailand, India, Filipina, China dan lainnya
16. Bawang Putih
Nilai impor sampai Juli : US$ 236,06 juta
Volume impor sampai Juli : 291,45 juta kg
Negara asal : China, Vietnam dan India
17. Kelapa
Nilai impor sampai Juli: US$ 651.583
Volume impor sampai Juli : 630.337 kg
Negara asal : Thailand, Singapura, Filipina dan Vietnam
18. Kelapa Sawit
Nilai impor sampai Juli: US$ 1,86 juta
Volume impor sampai Juli: 3,24 juta kg
Negara asal : Malaysia, Papua Nugini dan Kepulauan Virgin
19. Lada
Nilai impor sampai Juli: US$ 2,04 juta
Volume impor sampai Juli: 177.559 kg
Negara asal : Vietnam, Malaysia, Belanda, Amerika Serikat, dan lainnya
20. Teh
Nilai impor sampai Juli: US$ 18,56 juta
Volume impor sampai Juli: 13,24 juta kg
Negara asal : Vietnam, India, Kenya, Iran, Srilangka, dan lainnya
21. Kopi
Nilai impor sampai Juli: US$ 33,5 juta
Volume impor sampai Juli: 13,9 miliar kg
Negara asal: Vietnam, Brasil, Italia, Amerika Serikat dan lainnya
22. Cengkeh
Nilai impor sampai Juli: US$ 2,35 juta
Volume impor sampai Juli: 218.304 kg
Negara asal : Madagaskar, Mauritius, Singapura, dan Comoros
23. Kakao
Nilai impor sampai Juli: US$ 40,7 juta
Volume impor sampai Juli: 16,32 juta kg
Negara asal : Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Malaysia, Kamerun dan lainnya.
24. Cabe segar dan kering
Nilai impor sampai Juli: US$ 13,52 juta
Volume impor sampai Juli: 10,93 juta kg
Negara asal : India, China, Thailand, Korea Selatan dan Spanyol
25. Cabe awetan
Nilai impor sampai Juli: US$ 1,27 juta
Volume impor sampai Juli: 1,32 juta kg
Negara asal : Thailand, China, Malaysia dan lainnya
26.Tembakau
Nilai impor sampai Juli: US$ 331,1 juta
Volume impor sampai Juli: 64,74 juta kg
Negara asal : China, Turki, Brasil, Amerika Serikat, Philipina dan lainnya.
27. Ubi Kayu
Nilai impor sampai Juli: US$ 38.380
Volume impor sampai Juli: 107.798 kg
Negara asal : Thailand
28. Kentang
Nilai impor sampai Juli: US$ 14,9 juta
Volume impor sampai Juli: 22,28 juta kg
Negara asal : Australia, Kanada, China, Singapura dan Inggris. (Sis/Nur)
Sekian dari ane gan, mohon maaf klo ada kekurangan disana-sini. Semoga Indonesia trus berjaya
Ane ga bakal Nolak
Spoiler for "Ginian":
Jangan timpuk sama ginian ya gan
Spoiler for "Ginian":
sumber:
sumber 1
sumber 2
sumber 3
Diubah oleh nganggurinhidup 18-01-2014 09:03
0
3.3K
Kutip
16
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru