JAKARTA – Berbeda dengan Jusuf Kalla yang menilai masalah banjir di ibu kota tidak sulit dicarikan solusinya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menilai urusan ini sangat pelik.

“Sulit sulit enggak juga sih sebetulnya. Yang penting pusat bantu. Makanya kita minta bantu sodetan ke Cisadane, bagaimana menurunkan volume sungai air Ciliwung dan memaksimalkan semua sungai yang ada,” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Ahok menjelaskan, sebetulnya semua sungai sudah memiliki penghubung, namun tidak dimaksimalkan sistem penggunaannya.

“Kalau sungai Pesanggrahan kering lempar ke situ. Kayak kemarin Manggarai kan siaga dua kita minta lepas, karena kemarin pengalaman siaga satu kan tanggul Latuharhari jebol. Apalagi ini dalam tahap perbaikan. Kita lebih baik buka,” ujar Ahok.

Menurutnya, jika pompa air yang berada di Gunung Sahari macet, Jakarta masih memiliki Waduk Pluit yang mampu menampung 20 persen. “Kayak pasar ikan sudah oke. Makanya ancaman di utara ini udah kita bilang lebih aman. Semua digali enggak ada sampah,” terang Ahok.

Disampaikan Ahok, permasalahan utama banjir ada pada warga yang dengan sengaja menempati lahan di mana seharusnya untuk daerah tampungan air.

“Kalau enggak hujan kan kering, mereka buang sampah, Jakarta kan gitu. Habis buang sampah. Yang ngerasa busuk bau, dia buang puing, habis itu buat rumah. Itu yang masalah. Jadi kita lagi cari semua saluran itu kita bongkar. Jadi mohon maaf. Ini mohon maafnya. Terpaksa kita bongkar,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengatakan bahwa mengatasi banjir di Ibu Kota bukan suatu hal yang rumit.

“Yang dimaksud banjr itu sederhana, yaitu air yang masuk ke DKI lebih besar daripada yang keluar. Artinya, bagaimana air yang masuk tidak sebanyak ini dengan dibuatnya banyak resapan-resapan air,” kata JK.

http://usum.co/news/read/2014/01/16/bagi-ahok-tangani-banjir-sebetulnya-mudah/

tukang tepu emang ini.