Kaskus

Hobby

IndonesialobaltechAvatar border
TS
Indonesialobaltech
Ruwatan Sukerta
Sukerta (dalam pandangan masyarakat Jawa) adalah orang yang dianggap memiliki aib/cacat spiritual. Sehingga untuk menjadikannya normal makla harus di ruwat.

Ruwatan Sukerta

Dalam tradisi jawa orang yang keberadaannya dianggap mengalami nandang sukerta/berada dalam permasalahan, maka untuk mensucikan kembali, perlu mengadakan ritual tersebut. Menurut ceriteranya, orang yang menandang sukerta ini, diyakini akan menjadi mangsanya Batara Kala. Tokoh ini adalah anak Batara Guru (dalam cerita wayang) yang lahir karena nafsu yang tidak bisa dikendalikannya atas diri Dewi Uma, yang kemudian sepermanya jatuh ketengah laut, akhirnya menjelma menjadi raksasa, yang dalam tradisi pewayangan disebut “Kama salah kendang gumulung”. Ketika raksasa ini menghadap ayahnya (Batara guru) untuk meminta makan, oleh Batara guru diberitahukan agar memakan manusia yang berdosa atau sukerta.

Siapa saja yang memerlukan ruwatan?

Mereka yang masih memegang kepercayaan pentingnya tradisi ruwatan meyakini, orang yang diruwat akan terhindar dari bala sepanjang hidupnya. Berapa banyak orang yang dimasukkan di dalam kelompok sukerta? Pujangga Ronggowarsito dalam kitab Pustaka Raja Purwa menyebutkan orang sukerta ada 136 macam. Kitab Centini (Sri Paku Buwana V) hanya menyebutkan 19 macam. Serat Murwakala menyebutkan sebanyak 147 macam. Dan Kitab Manik Maya dan Pakem Pengruwatan Murwakala sama-sama menyebutkan orang sukerta ada 60 macam antara lain:

Quote:


Demikainlah 60 jenis dari berbagai macam ” Sukerta ” menurut Kitab Manik Maya dan Pakem Pengruwatan Murwakala yaitu jenis-jenis manusia yang telah dijanjikan oleh Sang Hyang Betara Guru kepada Batara Kala untuk menjadi santapan atau makananya. Menurut meraka yang percaya, orang-orang yang tergolong di dalam kriteria tersebut di atas dapat menghindarkan diri dari malapetaka ( menjadi makanan Betara Kala ) tersebut, jika ia mempergelarkan wayangan atau ruwatan dengan cerita Murwakala.

Selain Sukerta, terdapat juga ” Ruwat Sengkala atau Sang Kala ” yang artinya menjadi mangsa Sangkala yaitu jalan kehidupannya sudah terbelenggu serta penuh kesulitan, tidak bisa sejalan dengan alur hukum alam ( ruang dan waktu ) ini disebabkan oleh kesalahan-kesalahan perbuatan atau tingkah lakunya pada masa lalu. Atas dasar inilah yang kemudian dicarikan solusi ,agar tak termakan Sang Batara Kala ini diperlukan ritual ruwatan. Kata Murwakala/ purwakala berasal dari kata purwa (asal muasal manusia) ,dan pada lakon ini, yang menjadi titik pandangnya adalah kesadaran : atas ketidak sempurnanya diri manusia, yang selalu terlibat dalam kesalahan serta bisa berdampak timbulnya bencana (salah kedaden).

INFO TAMBAHAN:
Biasanya ditiap kota diadakan dalam setahun sekali pada bulan Suro. Rata-rata yang mengadakan ruwatan massal adalah instansi pemerintah, RRI, dan Jawa Pos
0
7.7K
7
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Budaya
Budaya
KASKUS Official
2.4KThread1.2KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.