Tragedi cukrik maut kembali terjadi.  Tiga warga di jalan Menanggal, Surabaya tewas dan tiga lainnya kritis akibat menenggak miras atau yang biasa disebut cukrik, pada Rabu (8/1/2014) kemarin.

Data yang dihimpun menyebutkan, tiga warga yang tewas adalah Timun (35), warga Menanggal V, Rofik (32), warga Menanggal Gang Sawo dan Edi (40), warga Menanggal V Surabaya.

Sedangkan tiga korban yang kritis dan menjalani perawatan serius di RSUD DR Soetomo Surabaya masing-masing bernama Ketut, Agus dan satu lagi warga lain yang tidak diketahui namanya.

Said, pria 40 tahun warga jalan Menanggal V Surabaya mengatakan, peristiwa cukrik maut terjadi saat enam orang tersebut berpesta miras selama dua hari sejak Sabtu sore (4/1/2014) hingga Senin pagi (6/1/2014).

“Hari Selasa mereka mulai sakit, lalu dibawa ke RSUD Dr Soetomo, selanjutnya pada Selasa malam mereka meninggal dunia. Miras oplosan itu dibeli di kawasan Pagesangan,” katanya, Rabu (8/1/2014).

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol. Setija Junianta, mengaku sudah memberikan atensi pada tragedi cukrik maut tersebut.  ” Saya intruksikan Satreskrim dan Intelkam untuk menelusuri kasus ini. Termasuk mengetahui dari mana cukrik itu berasal, bila perlu dikejar hingga ke luar Surabaya untuk mengetahui produsennya,” katanya.

Setija menambahkan, saat ini Polrestabes Surabaya telah menurunkan tim untuk membantu Polsek Gayungan.  “Kita sudah turunkan tim bantuan. Segala upaya sudah kami kerahkan, berkali-kali kami sudah melakukan penangkapan terhadap penjual miras,” tambahnya.

Terkait peredaran cukrik, jelas Setija. Kota Surabaya sebagai wilayah terdampak dari peredaran miras.   “Surabaya jadi kota terdampak, karena produsennya mayoritas berasal dari luar daerah” jelasnya.   (Han)

http://radaronline.co.id/2014/01/09/...rga-menanggal/

Bandar Cukrik Maut Surabaya dan Mojokerto Diringkus

Surabaya - Setelah melakukan pemeriksaan selama dua hari, Polsek Gayungan akhirnya menetapkan dua tersangka baru kasus cukrik maut yang menewaskan empat warga Menanggal beberapa hari lalu.

Keduanya, yakni Atem Sutrisno (41) warga Kebraon Tegal dan Juyani (38) warga Mojokerto. Sehari sebelumnya, Polsek Gayungan menetapkan Khayati (40) yang menjual cukrik kepada para korban. Khayati merupakan pengecer yang biasa menjual cukrik di warungnya di kawasan Pagesangan.

"Jadi, sampai saat ini sudah kami tetapkan tiga tersangka," kata Kapolsek Gayungan, Kompol Herlina saat menggelar rilis di Mapolsek Gayungan, Jumat (10/1/2014).

Atem Sutrisno bertugas menyuplai cukrik ke warung Khayati. Minuman haram itu sendiri didapat Atem dari Juyani. Herlina menyebut kedua tersangka baru ini merupakan kawan lama yang sebelumnya pernah membuat vodka bersama.

"Mereka ini kawan lama, dulu pernah buat dan jualan vodka sekitar tahun 2006, tapi saat itu masih diberi tipiring oleh Polres Surabaya Selatan," imbuh Herlina.

Selama ini, Juyani membeli cukrik dari bandar besar di Tuban. Setiap transaksinya, Juyani menjual hingga 20 kardus ke Atem. Pelanggan Juyani sendiri paling besar berasal dari Surabaya.

"Dijual per kardusnya Rp 270 ribu ke Atem. Saya ambil dari bos saya Rp 230 ribu," ungkap Juyani saat ditanya wartawan.

Dari tangan tersangka Juyani, Polisi mendapatkan barang bukti yakni, 91 botol air mineral besar isi cukrik, 48 botol mansion, 36 botol paloma, 4 plastik 1,5 L isi cukrik, 720 botol air mineral kosong, 364 buah tutup botol air mineral, dan 43 dus kosong.

"Kemungkinan tersangka lain yang lebih besar masih kami kembangkan," tandas Herlina.

[url]http://m.detik..com/news/read/2014/01/10/185350/2464568/475/bandar-cukrik-maut-surabaya-dan-mojokerto-diringkus[/url]


bandar besar mana woe wereng coklat kok yang ecek2 doang sudah banyak korban