Seorang pekerja sedang membersihkan tepi jalan yang tertutup salju di Muskegon Heights, Michigan, (8/1). Sebagian wilayah Amerika Serikat mengalami musim dingin yang sangat ekstrem. AP/The Muskegon Chronicle, Ken Stevens
Quote:
Dinginnya cuaca akibat fenomena babi kutub membuat sejumlah warga Amerika khawatir. Meski tidak sedahsyat badai topan atau tornado, babi kutub juga bisa menyebabkan kematian. Bahkan, hingga hari Selasa, 7 Januari 2014, tercatat sudah 21 orang yang tewas akibat fenomena ini.
Risiko kesehatan dari paparan dingin ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dilansir dari Live Science, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, masalah kesehatan yang umum terjadi akibat cuaca dingin adalah hipotermia dan radang dingin.
Serangan dingin akan mulai menggigit saat tubuh mulai membeku dan menyebabkan tubuh hilang rasa. Perubahan warna kulit juga akan terlihat. Pertama kali, kondisi ini akan menyerang bagian tubuh yang paling rentan, yakni jari tangan, jari kaki, ujung hidung, dan juga telinga.
Lamanya waktu sebelum dingin akhirnya mengganggu kesehatan bervariasi, bergantung pada suhu dan kecepatan angin. Misalnya, dengan suhu minus 15 derajat Celsius dan suhu angin mencapai minus 28 derajat Celsius, tubuh bisa terserang radang dingin dalam waktu 30 menit.
Selain radang dingin, hipotermia juga bisa menyerang tubuh. Ketika hipotermia merasuk, tubuh akan kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat diproduksi. Hal ini akan menyebabkan suhu inti turun. Normalnya, suhu tubuh manusia adalah 37 derajat Celsius. Namun, hipotermia bisa membuat suhu turun menjadi 35 derajat Celsius.
Ketika suhu mulai menurun, hal-hal buruk akan terjadi. Orang bisa menderita amnesia, kehilangan kesadaran, hipotermia akut, hingga akhirnya kematian. Jadi, kematian akan menyerang jauh sebelum tubuh membeku, tidak akan tiba-tiba terjadi. Oleh sebab itu, seseorang harus segera mengantisipasinya bila gejala hipotermia sudah mulai terasa.
sumber:
TEMPO
Quote:
Cuaca Dingin AS Picu Keracunan Karbon Monoksida
Fenomena polar vortex atau babi kutub yang melanda sebagian besar wilayah Amerika tidak hanya membuat jutaan warga AS dihantui dingin yang mematikan, tetapi juga bahaya dari keracunan karbon monoksida sebagai dampak dari dingin tersebut.
Untuk menghalau suhu dingin yang menggigit tulang, tentunya seseorang akan lebih banyak menggunakan tungku api atau menyalakan penghangat, baik di kendaraan, di kantor, maupun di rumah. Dengan begitu, tubuh akan mampu bertahan menghadapi babi kutub yang melanda AS sejak Minggu, 5 Januari 2014, itu.
Namun, hal itu justru membuat warga AS berisiko keracunan karbon monoksida. Hal ini sempat terjadi pada tahun lalu. Seperti dilaporkan Atlanta Journal, seorang ayah berusia 40 tahun dan anaknya yang berusia 11 tahun meninggal lantaran keracunan karbon monoksida yang disebabkan oleh gas buang dari generator yang digunakan untuk memanaskan ruang bawah tanah rumah mereka.
Menurut sebuah laporan dari Komisi Keamanan Produk Konsumen, generator pemanas lebih sering menjadi pemicu keracunan karbon monoksida dibandingkan dengan kematian non-api lainnya antara tahun 1999 hingga 2012. Jumlah ini mencapai 800 dari 931 kasus, atau sekitar 85 persen.
sumber:
TEMPO
seram ya disana, alhamdulilah disini ga seperti disana, kasihan kalau misalnya yang jadi korban itu anak kecil dan orangtua
![Frown emoticon-Frown](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/06.gif)