Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kyoabeAvatar border
TS
kyoabe
Pilih mana, Ketahuan Poligami atau Selingkuh ?
Pilih mana, Ketahuan Poligami atau Selingkuh ?

Kalau Aa Gym bisa bernyanyi : Jagalah hati jangan kau nodai, Jagalah hati cahaya Illahi, maka lagu itu bisa di ubah sedikit menjadi : Jagalah istri jangan kau sakiti, Jagalah istri amanah Illahi… emoticon-Smilie

Mungkin kita semua sering mendengar jargon “Lebih baik poligami daripada selingkuh”. Tidak sedikit yang memaknai kalimat itu sebagai pembenaran dari para pelaku poligami dan yang ingin berpoligami. Tetapi saya pribadi kurang sreg dengan untaian kalimat tersebut. Terlalu hina jika poligami dibandingkan dengan perselingkuhan. Poligami ada syariatnya dalam Islam dan hukumnya hanya diperbolehkan (jaiz atau mubah), bukan sunnah, tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sedangkan perselingkuhan itu dilarang dari segi apapun. Kita boleh membenci perselingkuhan, tapi sebagai umat muslim kita tidak boleh membenci poligami. Walaupun antara keduanya ada persamaan, yaitu ‘permainan hati’. Jadi, apapun alasannya, poligami tidak bisa dibandingkan dengan selingkuh. Sedangkan bagi sebagian orang yang tetap berbicara “lebih baik poligami daripada selingkuh”, itu terlalu naif, bodoh.

Tentang poligami ini ada dalam Alquran di Surah An-Nisa yang artinya “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kimpoiilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kimpoiilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” [An-Nisa : 3]. Tetapi yang perlu ditekankan disini bukan hanya dua-tiga atau empat istri saja, ada yang jauh lebih bermakna, penegasan kalimat setelahnya “Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kimpoiilah) seorang saja …. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya ”.

Beberapa kali saya menemui seorang laki-laki yang berpoligami secara diam-diam tanpa sepengetahuan istri pertama. Begitu ketahuan istri pertama (dan anak-anaknya), si pelaku (suami) pusing setengah mati karena istri pertama menuntut ‘pilih aku atau dia’. Kebanyakan keluarganya berantakan, keluarga pertama di ambang kehancuran. Kalau sudah seperti ini bukan kebaikan yang diperolehnya. Oleh karena itu, bagi para suami yang mau berpoligami akan lebih baik jika dia meminta izin terlebih dahulu kepada istri pertama, dan apabila mempunyai anak yang sudah dewasa maka mintalah keridhoannya juga atas mereka agar suatu hari tiada suatu yang bersifat aniaya antara yang satu dengan yang lain.

Banyak diantara pelaku poligami yang tergesa-gesa dan bersegera melakukan poligami tanpa pertimbangan dan pemikiran, sehingga ia menghancurkan kebahagiaan keluarganya dan memutus ikatan tali (pernikahannya) dan menjadi seperti orang yang dikatakan oleh seorang A’rabi (dalam bait syairnya):

Aku menikahi dua wanita karena kebodohanku yang sangat

Dengan apa yang justru mendatangkan sengsara

Tadinya aku berkata, ku kan menjadi seekor domba jantan di antara keduanya

Merasakan kenikmatan di antara dua biri-biri betina pilihan

Namun kenyataannya, aku laksana seekor biri-biri betina yang berputar di pagi dan sore hari diantara dua serigala

Membuat ridla istri yang satu ternyata mengobarkan amarah istri yang lain

Hingga aku tak pernah selamat dari satu diantara dua kemurkaan

Aku terperosok ke dalam kehidupan nan penuh kemudlaratan

Demikianlah mudlarat yang ditimbulkan di antara dua madu

Malam ini untuk istri yang satu, malam berikutnya untuk istri yang lain, selalu sarat dengan cercaan dalam dua malam

Maka bila engkau suka untuk tetap mulia dari kebaikan

yang memenuhi kedua tanganmu hiduplah membujang

namun bila kau tak mampu, cukup satu wanita, hingga mencukupimu dari beroleh kejelekan dua madu

Bait syairnya yang dikatakan A’rabi ini tidak benar secara mutlak, tetapi barangsiapa yang takalluf (memberat-beratkan dirinya) melakukan poligami tanpa disertai kemampuan memberikan nafkah, pendidikan dan penjagaan yang baik, maka dimungkinkan akan menimpanya apa yang dikisahkan oleh A’rabi itu yaitu berupa kesulitan dan kepayahan.

Jadi bukan “lebih baik poligami daripada selingkuh”, yang benar adalah “lebih baik tidak poligami dan tidak selingkuh” (^_^).

Polling
0 suara
Dipilih-dipilih ...
tenarsyndrome
tenarsyndrome memberi reputasi
1
3.5K
26
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.