Ane mau share pengalaman nih gan kejadiannya baru aja tadi siang kira-kira pukul 1. Ane lagi numpang duduk-duduk di minimarket tujuh-sebelas daerah jalan Kapten Tendean (sebelahnya gedung televisi you know lah itu) sambil nungguin temen. Ane duduk di kursi yang ada di dalam ruangan sambil makan roti dan mainan hape di atas meja bentuk lingkaran warna cokelat (yang sering kesana pasti tahu bentuk kursi sama mejanya).

Tiba-tiba datang sekitar empat orang bapak-bapak, ya mungkin umurnya sekitar 40-50 an dengan pakaian casual dan mereka duduk di meja sebelah ane. Pertama-tamanya, ane cuek-cuek aja sama mereka dan mikir, “aah palingan cuma numpang duduk, ngobrol, dan minum-minum soft drink.” Lama-lama, ane mendengar suatu hal yang menarik dari obrolan mereka itu.

Dari empat bapak-bapak tersebut, ada satu orang bapak (sebut saja dia Mr. X) yang paling sering nyerocos diantara yang lain dan suaranya pun bahkan terdengar cukup keras. Mr. X berkoar-koar tentang harta yang ia miliki, yaitu tanah yang ada dimana-mana, sedangkan teman-temannya cuma dengerin dan sesekali menanggapinya. Dari suaranya yang ane denger, si Mr. X ini semangat banget ceritain tentang tanah-tanahnya itu (ane ga berani tengok kanan-kiri jadi nunduk aja mainan hape).

Ternyata eh ternyataaa….. obrolan Mr. X ini menjurus ke kasus sengketa tanah! Ane sendiri kurang memahami persoalan si Mr. X tapi dari yang ane denger dia sedang mengurus tanah agar jatuh ke tangannya dan menuntut lawannya dengan harga fantastis! Kayak misalnya, “Saya mau tuntut 300 milyar!” atau “Kalo saya bisa jual kan lumayan dapet 10 milyar” ane sendiri kurang ngerti dengan masalah si Mr. X ini, yang jelas dia ingin tanah itu kembali dan menjual tanah-tanah tersebut.

Singkat cerita, setelah dia berkoar-koar mengenai tanahnya dan kedekatan teman-temannya dengan pejabat –pejabat negara (maksudnya untuk membantu si Mr X). Tiba-tiba si Mr X itu bercerita kalo dia ini “udah” atau “ingin” bayar ke beberapa media nasional untuk meliput tentang sengketa tanahnya itu! “Ahhh biarinlah habis hampir 1M buat bayar-bayar (menyebutkan beberapa media), ga apa-apalaaah,” katanya. Ane yang ada disitu langsung kaget!!! Dan bengong sebentar sambil memikirkan gedung tv yang ada di sebelah bangunan tujuh-sebelas ini.

JANGAN JANGAAAN dia udah “doing something” ke gedung sebelah. Pas di saat ane memikirkan itu, si Mr. X menyebutkan stasiun tv itu. Ane bukannya mau fitnah atau gimana ya ini hanya asumsi ane saja… Kalau itu benar-benar dilakukan oleh Mr. X, maka “kemungkinan” banyak orang-orang seperti dia yang melakukan hal serupa ke media-media lainnya untuk tujuan tertentu ini.

Ane sebagai anak yang kuliah dari jurusan broadcast memang udah denger dari dosen-dosen pengajar ane tentang praktek oknum-oknum “yang punya tujuan” tersebut kepada media-media nasional. Selama ini ane sih cuma cuek-cuek aja, tapi HARI INI ane melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga sendiri praktek tersebut!

The point is, sebagai orang yang mengkonsumsi televisi dan berita-beritanya kita ga boleh langsung percaya aja! Ingat! Tayangan televisi itu merekonstruksi pikirian masyarakat dan mempengaruhinya, sampai kita ga tau mana yang bener dan mana yang salah. Lebih parahnya lagi ada unsur “money talks” di berita-berita yang kita tonton (ya, ga semuanya juga sih…).

PERLU DICATAT! Ane sendiri ga tau apakah si Mr. X ini salah atau benar dengan kasus tanahnya itu, dan ane juga ga mau bikin fitnah kepada media manapun (termasuk yang di jalan tendean itu), karena ane sendiri ga tau apakah ia memang “membayar” dengan sejumlah uang atau tidak. Yang terpenting itu adalah bagaimana kita sebagai penonton jangan sampe ketipu sama berita-berita! karena dibalik itu “mungkin” ada tangan-tangan kotor yang menguasai “isi” dari apa yang kita tonton selama ini.