- Beranda
- The Lounge
Etika Antri VS Pandai Matematika (apa hubungannya coba?)
...
TS
andrefadila
Etika Antri VS Pandai Matematika (apa hubungannya coba?)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Spoiler for NO REPOST:
Setelah thread ini dibuat, ditinggal, ditelantarkan, dan dibangkitkan oleh para kaskuser akhirnya jadi HT #1 ane gan. Insya Allah komentar-komentar inspiratif bakal terus ane update di pejwan.
Terima kasih buat kaskuser, momod, dan mimin
Terima kasih buat kaskuser, momod, dan mimin
Spoiler for HT #1:
Quote:
Ane ingin sedikit sharing dengan agan dan sista sekalian tentang gaya didik anak-anak Indonesia saat ini . Buat judulnya, disini bukan bandingin mana yang lebih penting tapi alangkah lebih baik keduanya berjalan berbarengan. Nah, mungkin banyaknya generasi korup saat ini disebabkan oleh masa kecil koruptor yang kurang bahagia , bukan gan tapi kurangnya disiplin, nasionalisme, dan rasa malu. Berikut ada salah satu percakapan guru Australia dengan narasumber (bukan ane ) mengenai pendidikan disana, silakan disimak .
Quote:
Seorang guru di Australia pernah berkata:
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantre.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?”Karena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.
Inilah jawabannya:
Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantre dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantre.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dan sebagainya.
Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantre di sepanjang hidup mereka kelak.
”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”
Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
Anak belajar berdisiplin, teratur, dan kerapihan sehingga tidak menyerobot hak orang lain.
Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
Anak belajar tabah dan sabar dalam menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang (adanya sebuah proses dalam mencapai tujuan).
Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
Anak belajar memiliki rasa malu jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta. Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?
Ah sayang sekali... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?
Ah sayang sekali... jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.
Ah sayang sekali... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?
Ah sayang sekali... seperti apa kelak anak-anak yang suka menyerobot antrean sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?
Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantre adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. Mari kita ajari generasi muda kita untuk mengantre, untuk Indonesia yang lebih baik.
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantre.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?”Karena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.
Inilah jawabannya:
Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantre dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantre.
Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dan sebagainya.
Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantre di sepanjang hidup mereka kelak.
”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”
Spoiler for Manajemen Waktu:
Spoiler for Menghormati Orang Lain:
Spoiler for Disiplin:
Spoiler for Kreatif:
Spoiler for Sosialisasi:
Spoiler for Sabar:
Spoiler for Sebab Akibat:
Spoiler for Rasa Malu:
Spoiler for Kerja Sama:
Spoiler for Jujur:
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta. Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
- Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”
- Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
- Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
- Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.
dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?
Ah sayang sekali... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?
Ah sayang sekali... jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.
Ah sayang sekali... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?
Ah sayang sekali... seperti apa kelak anak-anak yang suka menyerobot antrean sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?
Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantre adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. Mari kita ajari generasi muda kita untuk mengantre, untuk Indonesia yang lebih baik.
Quote:
Tuh sebel kan gan kalo antrean ente diserobot orang, apalagi nyang korupsi, ya iyalah! Pengen ane getok dah kepalanya . Pengalaman ane selama bertahun-tahun mengantre, yang paling sebel adalah kalau yang nyerobot orang tua udah sepuh atau bapak-bapak/ibu-ibu sotoy, gedek dah kadang dikasih tau gak bisa .
Quote:
Nah, gimana gan? Sekarang waktunya agan dan sista yang baca thread ini serta adik-adik kita yang bisa mengubah bangsa ini mulai dari hal kecil, yakni menanamkan budaya antre sejak kecil. Siapa lagi yang mau melaksanakannya kalau bukan kita? Karena memang kitalah generasi penerus bangsa. Ditunggu komeng-komeng agan sekalian tentang pengalaman antri dan sharing gaya pendidikan di negeri kita ini atau ingin nambahin manfaat-manfaat dari budaya antre
Quote:
Semenjak ane kenal Kaskus, ane melihat bahwa sebagian besar Kaskuser sudah dewasa, bukan dewasa pada umurnya, tapi dewasa pola pikirnya. Pola pikir itu kaya virus gan, bisa nyebar gitu aja. Sebarkan pola pikir positif ente gan niscaya beberapa tahun lagi Indonesia akan menjadi negeri yang kita impikan, yang makmur dan sejahtera seluruh rakyatnya. Keep ngaskus.
Spoiler for TERIMA KASIH:
Spoiler for JANGAN LUPA:
Spoiler for TERIMA KASIH LAGI BUAT AGAN INI:
Sumber : Mien R. Uno Foundation (edit as needed)
0
166.6K
Kutip
2K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.2KThread•91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya