BANDUNG, (KC) -

Galeri buku terbesar di Indonesia yang rencananya dibangun di atas lahan bekas mall Palaguna, Kota Bandung, sepertinya tinggal wacana. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memilih hotel dan mall sebagai gantinya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, bekas mall Palaguna akan segera dibongkar. Di atas lahan tersebut, nantinya akan berdiri bangunan mall dan hotel.

Namun, Deddy tetap meminta Perusahaan Daerah (PD) Jasa Kepariwisataan (Jawi) sebagai pengelola gedung bekas mall Palaguna tetap menyediakan area perbukuan di dalamnya. "Segera dibongkar, nantinya ada mall, hotel, bioskop. Tapi, saya sudah minta PD Jawi agar tetap ada bookstore juga," ujar Deddy saat ditemui usai rapat pimpinan di Gedung Sate, Bandung, Kamis (2/1).

Kepastian pembongkaran bekas mall Palaguna diperkuat dengan penjelasan Deddy Mizwar tentang renovasi dan rencana pemindahan pedagang yang masih berjualan di bangunan mall Palaguna ke gedung bekas Biokop Dian. Padahal, sebelumnya rencana itu sempat diprotes Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) dan ahli waris gedung bekas bioskop Dian karena renovasi gedung heritage itu dinilai menyalahi aturan.

Deddy menjelaskan, gedung bekas Bioskop Dian tercatat sebagai heritage tipe B. Heritage tipe B bisa diubah atau direnovasi bagian dalamnya saja.

"Lagian sifatnya pun sementara dan tidak mengubah apapun, hanya disekat-sekat. Tipe B kan dalamnya bisa diubah, tipe A nggak bisa," jelasnya.

Deddy pun menjelaskan, PD Jawi terpaksa menjadikan gedung bekas bioskop Dian yang juga sama-sama dikelola PD Jawi sebagai tempat penampungan sementara pedagang di bekas mall Palaguna. Namun, menurutnya PD Jawi pun memahami perlakuan terhadap bangunan heritage itu.

"Mungkin karena belum dibayar ganti rugi dan sebagainya, jadi ditampung dulu. Tapi, PD Jawi juga mengerti hukum dan undang-undang," tuturnya.

Gagasan pembangunan galeri buku terbesar di Indonesia sebenarnya datang dari wakil gubernur itu sendiri. Deddy mengakui gagasannya itu terinspirasi dari hasil kunjungannya ke galeri buku raksaksa di Guang Zhou China, 2005 lalu.

"Di galeri buku tersebut terdapat ribuan ragam buku. Besarnya kira-kira tiga kali Gedung Sate. Buku apa saja ada di situ, termasuk buku asli dari luar negeri sekaligus terjemahannnya," kata Deddy, beberapa waktu lalu.

Gagasan Deddy soal galeri buku di eks mall Palaguna itupun didasari pada kondisi minat baca masyarakat Jawa Barat dan Indonesia yang masih rendah. Deddy menganggap pembangunan galeri buku sebagai bentuk investasi sumber daya manusia yang tidak ternilai harganya.

"Dibandingkan dipakai untuk investasi yang tidak jelas, kan lebih baik galeri buku. Ini investasi luar biasa," katanya waktu itu. KC-002