WELCOME AGAN SEMUA
Langsung aja gan, gk usah cang ceng cong...
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) Jakarta menilai terdapat beberapa kejanggalan dalam penggerebekan teroris di Ciputat pada malam tahun baru 2014 lalu. Tim Detasemen Khusus Antiteror, kata Ketua JAT Jakarta, Nanang Ainur Rofiq, seharusnya tidak perlu membunuh para terduga teroris yang telah dikepung sekitar 10 jam itu.
»Densus 88 adalah pasukan yang terlatih mengatasi teror. Seharusnya ia bisa melumpuhkan teroris tanpa membunuh,” ujar Nanang saat dihubungi Jumat, 3 Januari 2014.
Menurut Nanang, seolah ada sebuah kesengajaan untuk menghabisi orang-orang yang baru diduga sebagai teroris tersebut. »Ini kejanggalan nyata yang pertama. Mereka baru terduga, tapi sudah dibunuh.Kejadian seperti ini terus diulang-ulang,” katanya.
Kejanggalan kedua, ujar juru bicara Ba'asyir ini, Densus 88 tidak pernah diturunkan untuk menumpas Operasi Papua Merdeka. Padahal, mereka juga membidik aparat kepolisian atau pun TNI menjadi sasaran tembak.
Kejanggalan ketiga, kata Nanang, menjadikan buku jihad dan bahan-bahan peledak sebagai barang bukti adalah alasan yang tidak mendasar. Sebab, tak mungkin teroris menaruh bahan peledak di tempat tinggalnya.
»Kemungkinan para pelaku ini sudah diikuti intelijen. Jadi, mereka tahu dan tidak akan pernah bahan-bahan diletakkan di tempat yang bersangkutan tinggal,” ujar dia.
Sebelumnya, tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan milik Zaenab yang dihuni teroris pimpinan Dayat kacamata dari jaringan Abu Omar di Gang Haji Hasan RT 04/RW 07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, sejak Selasa malam, 31 Desember 2013. Setelah baku tembak sekitar 10 jam, akhirnya enam orang teroris tewas. Jenazah mereka sekarang berada di Rumah Sakit Raden Said Sukanto atau RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mereka yang tewas adalah Daeng alias Dayat, Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril. Kelompok ini diduga terlibat sejumlah aksi penembakan terhadap anggota kepolisian, bom Vihara Ekayana, dan perampokan kantor cabang Bank BRI di Tangerang pada 24 Desember 2013 lalu.
1.
Mereka baru terduga, tapi sudah dibunuh.
Kalo memang cuman terduga, ngapain harus terjadi baku tembak. kalo memenag nggak salah, kenapa gk keluar dengan baik-baik. gimana menurut agan semua.
2.
Densus 88 tidak pernah diturunkan untuk menumpas Operasi Papua Merdeka.
Lah densus 88 kan khusus dibuat untuk melawan dan memberantas teroris, bukannya melawan separatis.
3.
menjadikan buku jihad dan bahan-bahan peledak sebagai barang bukti adalah alasan yang tidak mendasar. Sebab, tak mungkin teroris menaruh bahan peledak di tempat tinggalnya.
Wah pak Nanang ini kok tahu bener pemikiran teroris ya, jangan jangan.......
ok gan itu saja dari ane, jangan kasih ane bata gan.
cukup cendol aja
SUMBER