Jakarta - Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok tetap memakai mobil dinas untuk berangkat ke Balaikota hari ini. Padahal bersama Jokowi, Ahok sudah ikut menandatangani Instruksi Gubernur (Ingub) tentang pelarangan PNS naik mobil ke kantor tiap Jumat awal bulan seperti hari ini. Bagaimana reaksi Gubernur DKI Joko Widodo?

"Ya ini penyesuaian semuanya. Penyesuaianlah, tidak melihat semuanya," kata Jokowi di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2013).

Jokowi sendiri mengendarai sepeda dari rumah dinas di kawasan Taman Suropati, Menteng, menuju kantornya di Balaikota. Sementara Ahok lebih memilih menggunakan mobil dinas karena rumahnya di Pluit, Jakarta Utara, dinilainya kelewat jauh dan tak ada angkot. Lalu apa sanksi bagi pelanggar Ingub ini?

"Penyesuaian, nanti diatur," kata Jokowi.

Jokowi menyatakan tak tahu menahu perkara sanksi dengan mendetail. Jika itu berkenaan dengan PNS, maka masalah sanksi itu merupakan kewenangan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

"Ya nggak tahu, nanti tanya BKD. Nggak ngurusin sampai sedetail itu," ucap Gubernur yang terkenal dengan metode blusukannya ini.

Dia menjelaskan bahwa pelaksanaan Ingub ini merupakan proses yang bertahap dan tak bisa terlaksana sempurna dalam satu hari. Pelaksanaan Ingub ini akan seiring dengan pengembangan transportasi massal di DKI.

"Dan negara yang lain butuh waktu tujuh tahun untuk mengubah transportasi pribadi menuju transportasi umum," tandas Jokowi.

Larangan PNS membawa kendaraan pribadi tertuang dalam Ingub 150/2013 yang berbunyi: Mewajibkan kepada seluruh pejabat dan pegawai agar dalam melaksanakan tugas ke tempat kerja menggunakan kendaraan umum dan dilarang menggunakan kendaraan bermotor pribadi baik beroda empat maupun dua.

Hari ini Ahok tiba di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, sekitar pukul 07.30 WIB. Dia menggunakan kendaraan dinasnya Land Cruiser hitam bernopol B 1966 RFR.

"Saya ikut paraf instruksinya. Dan di situ tidak disebutkan untuk wagub," ujar Ahok saat ditanya wartawan mengapa masih naik mobil dinas.

Ahok menjelaskan, tidak ada pilihan baginya kecuali tetap menggunakan mobil dinas. Sebab selain jarak rumahnya di Pluit, Jakarta Utara yang jauh dengan Balai Kota, juga tidak adanya transportasi umum yang masuk ke dalam perumahannya.

"Dari rumah di sini pakai mobil hanya 20 menit. Saya tinggal di perumahan yang tidak ada bus. Kalau saya naik bus atau naik ojek lalu ada mobil pengawal di belakangnya kan tidak efisien juga," imbuhnya yang mengenakan busana betawi.

"Saya akan coba, kalau ada masukin deh ke Pantai Indah Kapuk. Kopami kan sekarang sudah ada di Kelapa Gading. Saya bilang seperti di kawasan elite seperti tempat kami tinggal, harus ada bus sedang. Kalau saya harus naik sepeda juga, repot juga protapnya, nanti ada dua mobil di belakang saya, pengawal bikin macet juga," ujar Ahok.

Terkait kritik sejumlah PNS terhadap Ahok yang tidak naik transportasi umum, Ahok menjawab,"Coba kamu tanya, mau nggak mereka masuk kerja ikut saya. Kerja tanpa off lho."

Ahok bercerita bahwa dirinya setiap hari selalu tiba di kantor pukul 07.30 WIB. Setelahnya, agendanya penuh dengan rapat non stop hingga malam.

"Rapat dari pagi, sampai makan siang saya rapat, sampai malam. Saya pulang paling malam. Coba tanya mereka, mau nggak ikut kerja kayak saya? Nggak ada," lanjutnya.

[url]http://news.detik..com/read/2014/01/03/100731/2457335/10/3/ahok-tetap-pakai-mobil-ke-kantor-ini-reaksi-jokowi[/url]

Ahok: Jokowi Tak Setuju Saya Naik Bus, Rakyat Ingin Saya Kerja Cepat
[url]http://news.detik..com/read/2014/01/03/134121/2457583/10/ahok-jokowi-tak-setuju-saya-naik-bus-rakyat-ingin-saya-kerja-cepat?9922022[/url]

Jakarta - Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok memilih menggunakan mobil dinas untuk berangkat ke Balaikota hari ini. Padahal sudah ada Instruksi Gubernur (Ingub) DKI yang mewajibkan pejabat dan pegawai agar menggunakan kendaraan umum. Namun ternyata Ahok sudah mendapat persetujuan Gubernur DKI untuk tak melaksanakan Ingub ini.

"Pak Gubernur (Joko Widodo) juga nggak setuju jika saya naik bus, menghabiskan dua jam. Karena kalau saya datang pagi-pagi, setengah delapan sudah bikin tiga putusan," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (3/1/2014).

Ahok menyatakan pilihannya untuk tidak menggunakan kendaraan umum karena didasari alasan efisiensi waktu. Dirinya menyatakan rakyat Jakarta-lah yang menuntut dirinya untuk kerja lebih cepat.

"Orang Jakarta pengin saya kerja memutuskan lebih cepat daripada menghabiskan waktu sejam dua jam di bus. Nggak ada gunanya melihat saya dua jam naik bus macet-macet," ujar Ahok.

Jika dipaksakan untuk naik bus, maka Ahok memperkirakan dirinya harus bangun tidur pada dini hari. Ini tidak mungkin dilakukannya, karena dirinya perlu beristirahat maksimal usai bekerja hingga malam hari.

"Dan saya terlalu padat sampai malam. Kalau saya bangun bukan 04.30 WIB, tapi jam 03.00 WIB, nggak sanggup saya. Saya tiap hari sudah bangun jam 04.30 WIB," kata Ahok.

"Saya akan coba, kalau ada masukin deh ke Pantai Indah Kapuk. Kopami kan sekarang sudah ada di Kelapa Gading. Saya bilang seperti di kawasan elite seperti tempat kami tinggal, harus ada bus sedang. Kalau saya harus naik sepeda juga, repot juga protapnya, nanti ada dua mobil di belakang saya, pengawal bikin macet juga," ujar Ahok.