Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

3apfiaAvatar border
TS
3apfia
CINTA BEDA AGAMA "Hmmm Cinta Terlarang" (No Sara)
Antara cinta dan perbedaan keyakinan. Sebenarnya sudah lama terpikir untuk posting tentang hal ini, namun selalu bingung dari mana harus memulainya. Sebelumnya ane minta maaf jika sebagian pihak mungkin menganggap ini nyerempet SARA, tetapi ane tidak bermaksud seperti itu.
Ane hanya ingin memandang secara global tentang hal yang sudah lazim terjadi, bahkan mungkin salah satu atau beberapa Agan-agan yang kebetulan mampir dan membaca thread ini sedang atau setidaknya pernah mengalaminya.

Seperti yang kita tahu, tujuan dari hubungan sepasang kekasih adalah hidup bersama dalam ikatan pernikahan. Mengenai pernikahan beda agama, ane ingin memandang secara global, tidak dari sudut pandang suatu agama saja. Menurut suatu artikel yang pernah ane baca, ada empat cara yang populer ditempuh pasangan beda agama agar pernikahannya dapat dilangsungkan, yaitu meminta penetapan pengadilan, perkimpoian dilakukan menurut agama masing-masing, penundukan sementara pada salah satu hukum agama dan menikah di luar negeri.

Jadi sebenarnya cinta dalam perbedaan keyakinan memiliki prospek. Banyak cara yang bisa ditempuh. Banyak pasangan beda agama yang menikah dan sampai sekarang rumah tangga mereka baik-baik saja. Ada yang memilih untuk tetap pada agama dan keyakinan masing-masing, ada pula yang memilih untuk salah satu berpindah ke keyakinan pasangannya. Toh negara juga sebenarnya tak secara tegas melarang pernikahan beda agama. Larangan tersebut tidak datang dari negara melainkan dari agama. Sepanjang ada pengesahan agama, catatan sipil mencatat sebuah perkimpoian akan mencatat sebuah pernikahan. Sepanjang tidak ada pengesahan agama, tidak mungkin catatan sipil mencatat sebuah perkimpoian.
Oleh karenanya cara yang paling populer dilakukan adalah menikah menurut agama masing-masing dan penundukan sementara pada satu agama. Pastinya tak ada (atau mungkin sangat jarang) seseorang mau berpindah dari agama yang telah sekian lama dianutnya . Jika tak ada yang mau mengalah, maka jalan satu-satunya adalah menikah menurut agama masing-masing, menurut agama mempelai pria terlebih dulu, baru kemudian menurut agama mempelai wanita. Atau kalau tak ingin repot menikah 2 kali, jalan yang ditempuh adalah penundukan sementara pada satu agama. Mengapa sementara? Karena biasanya setelah menikah dengan tatacara satu agama, mereka kembali ke keyakinan semula. Yang penting sudah mendapat pengakuan negara, habis perkara.

Menurut ane tak sesederhana itu. Dari awal caranya saja, bukankan sadar atau tidak cara seperti itu adalah salah satu bentuk permainan terhadap agama. Sementara saja menganut ajaran suatu agama hanya demi pengakuan negara, lalu kembali ke keyakinan asal. Bukankah terlihat seperti kurang menghargai kesucian suatu agama, baik yang dianut maupun agama pasangannya. Lalu bagaimana nanti dalam kehidupan selanjutnya, dimana dituntut harus selalu bertoleransi menghargai keyakinan yang dianut pasangannya, setiap detik seumur hidupnya. Belum lagi tentang anak, yang dibingungkan dengan perbedaan diantara kedua orangtuanya, yang membuat anak juga bingung mengenai keyakinan yang harus dianutnya.
Kalau akhirnya salah satu ada yang mengalah, lalu mengikuti keyakinan pasangan, biasanya mengakibatkan adanya kerenggangan hubungan dengan keluarga. Belum lagi menyangkut hubungan dengan Tuhannya. Suatu dilema memang, benar juga di satu sisi kalau dikatakan “Namanya juga sudah jodoh, jadi memang itu jalan yang harus ditempuh, kan jodoh Tuhan yang atur”. Betul memang, jodoh Tuhan yang atur. Tetapi apakah harus dengan mengorbankan agama dan kepercayaan yang selama ini dianut? Apakah dengan meninggalkan ajaran Tuhan yang selama ini amat dicintai, yang dipercayai telah memberikan jodohnya?

Jadi menurut ane, hubungan berbeda agama bukannya tidak memiliki prospek, hanya terlalu rumit. Mengenai prospek, semua kemungkinan pasti ada, tinggal bagaimana cara yang ditempuh untuk mengupayakannya. Tetapi, terlalu besar pengorbanan yang harus diberikan demi cinta kepada manusia jika harus merelakan hilangnya cinta kepada Tuhan. Jadi lebih baik dari awal hubungan itu dihindari saja. Selagi belum terlanjur, apalagi kata orang cinta itu buta. Wihhh, susah deh. Jadi lebih baik semakin menambah cinta pada Tuhan, jadi takkan mudah kehilangan cinta pada Nya. Bagaimana menurut Agan?
0
3.6K
41
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.