Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

blackandblue4Avatar border
TS
blackandblue4
Calon - calon Generasi Emas Sepakbola Indonesia
Mereka2 ini masih muda dan kita harapkan akan jadi Generasi Emas Sepakbola Indonesia, memang terbukti bahwa kita tidak memerlukan pemain2 naturalisasi, Indonesia Jaya ! emoticon-I Love Indonesia

1. Ida Bagus "Kento Toyoda" Dwi Ambara, Talenta Asal Bali Di Jepang
Ida Bagus Dwi Ambara atau yang biasa kerap disapa Kento Toyoda merupakan pemain muda kelahiran Bali yang saat ini bermain di Japan Football League (JFL) Jepang.


(Courtesy: Yokogawa-Musashino.com)
Pemain kelahiran 3 Mei 1994 itu merupakan putra kedua dari pasangan Ida Bagus Putu Dirga dan Yuko Toyoda yang merupakan seorang wanita berwarga Negara Jepang.

Bakat dan talenta Kento di sepakbola telah terlihat sejak kecil, dimana untuk meningkatkan bakatnya itu ia kemudian berlatih di SSB Canggu, Bali Bintang, Udiyana Sanur, dan POR Sanur sebelum akhirnya terpilih dan bergabung dengan Perseden Denpasar U15 dan U18.

Pada awal tahun 2012, Kento kemudian memutuskan untuk meninggalkan Bali dan mencoba mengikuti seleksi di salah satu klub Jepang Yokogawa Musashino FC setelah dikabarkan oleh salah seorang rekannya.


(Kento Toyoda Saat Tengah Mengikuti Seleksi Di Jepang)
Lolos seleksi tahap pertama dimana dari 50 pemain yang ikut ambil bagian diambil 7 orang pemain termasuk dirinya, Kento kemudian kembali lolos di seleksi tahap kedua dimana pada saat itu dari total sebanyak 20 orang pemain, ia dan 9 orang pemain lainnya dinyatakan lolos seleksi.

Selain usaha keras yang ia perlihatkan selama seleksi, diakui Kento bahwa kemampuannya dalam berbahasa Jepang juga cukup mendukung usahanya dalam bermain di Jepang.

"Saya bersyukur bisa berbahasa Jepang," ujar pemain bertinggi 175 cm itu beberapa waktu lalu seperti dikutip di sebuah surat kabar lokal di Bali.


(Kento Saat Mengikuti Training Camp Bersama Yokogawa)
Setelah beberapa bulan mengikuti latihan bersama Yokogawa, Kento menyatakan ada beberapa perbedaan yang ia rasakan antara saat bermain sepakbola di Bali dan Jepang. Ia mengatakan bahwa latihan yang ia dapatkan di Jepang lebih berat dan disiplin.

Selain itu, ia juga senang bermain di Jepang dikarenakan lapangan yang digunakan merupakan rumput sintetis yang berbeda dibandingkan di Indonesia.

Saat ini Kento tengah menjalani masa recovery setelah menjalani operasi lutut akibat cedera yang ia dapatkan beberapa waktu lalu saat menjalani latihan bersama Yokogawa Musashino FC.

Profil Lengkap
Nama Lengkap : Ida Bagus Dwi Ambara
Tempat, Tanggal Lahir : Bali, 3 Mei 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Posisi : Pemain Tengah
Nomor Punggung : 30
Klub Saat Ini : Yokogawa Musashino FC (Jepang)
Klub Sebelumnya : Perseden Denpasar U18
Tinggi / Berat : 175 cm / 72 kg

@Jack_L_Howard
Posted by Indonesian Talent Crew at 6:00 AM
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook

Labels: Ida Bagus Dwi Ambara, Kento Toyoda, Tim Nasional Indonesia, Yokogawa Musashino FC


2.Yussa Nugraha
Yussa Nugraha, Bocah Indonesia Tumbuh di Den Haag Belanda


Sepakbolanda membaca namanya Yussa Nugraha setelah ditagged seorang teman di Facebook. Bocah berusia 11 tahun ini, berasal dari Surakarta dan sekarang bermain di tim junior klub V.V. Haagse Hout. Siapa bakat mungil ini?

Bek Kiri?
Sepakbolanda sendiri belum menyaksikan langsung penampilan putra Indonesia yang tinggal di ibukota pemerintahan Belanda itu. Tapi berdasarkan data yang berhasil dihimpun, Yussa bermain di tim junior D1 klub yang berbasis di Mariahoeve di Den Haag.


Yussa di nomor 7


Dari laporan pertandingan kejuaraan klub tahun 2011 lalu, ia menduduki posisi bek bersama rekannya Anton. Dan berbagai foto di Facebook mengindikasikan ia dipercayai mengawal pertahanan sebelah kiri.

Kepada Sepakbolanda.com, Yussa mengatakan dirinya sudah sejak usia 8 tahun bermain sepak bola di Belanda. "Kami datang ke Belanda tahun 2008. Ketika usia 8 tahun."


Dari pantauan sepakbolanda, tampak pula bahwa Yussa bukan satu-satunya keturunan Indonesia yang bermain di klub amatir Den Haag ini. Di tim C1 usia 14 dan 15 tahun ada dua nama yang berlatar belakang Nusantara: Alonso Maniani dan Nunuai Matahelumual.


Alonso (3) dan Nunu (14)
Ayah Photographer
Selanjutnya, Yussa punya satu kakak perempuan dan kedua orang tuanya berasal dari Indonesia. Ayahnya Edi Indra Nugraha, adalah seorang photographer ulung, dengan berbagai jepretannya yang bagus yang meraih berbagai penghargaan. Keluarga yang sekarang tinggal di Den Haag ini kalau dibaca dari wallnya dan statusnya, mereka santun dan ramah. Selalu memberikan respon pada yang kasih jempol dan komentar.

Kemahiran membikin foto, bisa dilihat di Facebook Edi Nugraha. Dan sudah barang tentu, foto-foto putranya ketika sedang beraksi di lapangan diabadikannya pada gambar yang pas. Tentang bakat dan kemampuan olah bola dari Yussa sendiri masih harus ditunggu.

Visi Belanda
Siswa pindahan dari SD Nusukan 44 Surakarta itu sekarang duduk di kelas 8 atau semacam tahun terakhir SD menjelang sekolah menengah. "Saya sekolah di ToTaalschool de Vuurvlinder Mariahouve, di group 8 om."

Baik sekolah maupun budaya ia sedang melakukan adaptasi di Belanda. Dan yang paling penting dalam visi pelatihan sepak bola di Belanda adalah: MENIKMATI permainan itu sendiri. Karena kebebasan berpikir inilah yang akhirnya akan melahirkan kreativitas di lapangan.

Ingin Kenal
Dalam waktu dekat Sepakbolanda tentu saja akan mengantarkan tulisan yang lebih akrab tentang Yussa dan keluarganya di Den Haag. Tentang pengalaman belajar sepak bola di Belanda, porsi latihannya, tuntutan terhadap orang tua dan lainnya.

Nikmati
Dan utamanya semoga saja Yussa bisa menikmati sepak bola di lapangan rumput di Den Haag Belanda dan yang tidak kalah penting adalah dukungan dari kedua orang tua dalam memberikan porsi tepat antara sekolah dan sepak bola. Sisanya adalah bakat yang akan berbicara! Good luck en veel plezier Yussa!

Quote:

3. FC Jove Español Kontrak Sepuluh Pemain Muda Indonesia
FC Jove Español San Vicente, sebuah klub Divisi 3 Liga Spanyol, mengontrak sepuluh pemain muda Indonesia yang berusia antara 13 hingga 15 tahun.


(FC Jove Espanol San Vicente)

Tiba di Spanyol pada hari Kamis (20/9), kesepuluh pemain itu langsung menuju tempat tinggal yang akan mereka tempati selama berada di Spanyol.

Keesokan harinya, para pemain muda itu langsung mencoba lapangan latihan tim junior FC Jove untuk mengembalikan kondisi fisik setelah perjalanan panjang dari Indonesia ke Spanyol. Pada sesi latihan itu, turut bergabung dua pemain Tim Nasional U17 Mexico.

Kesepuluh pemain tersebut merupakan pemain terbaik yang sebelumnya berlatih dan bermain di beberapa sekolah sepak bola yang ada di Jakarta seperti Villa 2000, Two Touch, dan Jakarta Football Academy (JFA).

Sebanyak delapan pemain yang dikontrak klub asal kota Alicante itu berasal dari Jakarta Football Academy (JFA) sedangkan dua pemain lain sebelumnya berlatih dan bermain untuk Villa 2000 dan Two Touch Football Academy.

Para pemain muda Indonesia itu dikontrak selama dua tahun dan jika dalam kurun waktu dua tahun para pemain tersebut mampu menunjukan kemampuan mereka, opsi yang kemudian akan ditawarkan adalah perpanjangan kontrak ataupun ditransfer ke klub Spanyol atau Eropa lain.

Pemain - pemain itu akan berlatih serta dibagi ke dalam tim berdasarkan kelompok umur mereka masing - masing. Selain itu, mereka juga akan bermain dan berpartisipasi di Liga Junior Spanyol.

Selain berlatih sepakbola, pendidikan formal juga menjadi bagian yang tidak dilupakan oleh pihak klub dimana para pemain tersebut tetap akan tetap memperoleh pendidikan formal di sekolah.

Hari ini, mereka dijadwalkan untuk menjalani ujicoba dengan tim U13, U14, dan U15 dari klub Hercules.

Best of Luck, Lads!!

@Jack_L_Howard
Posted by Indonesian Talent Crew at 8:22 AM
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook

Labels: FC Jove Espanol San Vicente, Indonesia, Liga Spanyol, Pemain Muda Indonesia, Tim Nasional Indonesia

4.Gavin Kwan Adsit, Mantan Pemain Timnas U16 Coba Tapaki Karir Profesional Di Eropa
Satu lagi pemain asal Indonesia yang mencoba untuk memulai karir sepakbola profesional di Eropa. Dia adalah Gavin Kwan Adsit, mantan pemain Tim Nasional Indonesia U16 yang saat ini bergabung dengan Genova International School of Soccer (GISS) di Italia.




(Courtesy: Genova International School of Soccer)
Gavin Kwan Adsit lahir pada tanggal 5 April 1996 di Bali. Tumbuh dan besar di Bali, Gavin memulai bermain sepakbola sejak berusia 3 tahun dan bergabung dengan klub lokal setempat pada usia 7 tahun. Kegemaran Gavin pada sepakbola didukung penuh oleh seluruh anggota keluarganya yang juga penggila olah raga kulit bundar itu. Sang ayah bahkan sempat aktif bermain sepakbola semasa masih tinggal di Amerika Serikat.

Klub pertama pemain yang memiliki ibu asal Mojokerto serta ayah asal Amerika Serikat itu bernama Bali Bulldogs dimana mayoritas para pemainnya terdiri dari anak - anak keturunan Indonesia. Di klub itu, Gavin dilatih oleh Kenny Latham, mantan pemain Livepool pada awal 1990-an.

Pada usia 9 tahun, ia kemudian bergabung dengan Canggu Club All Stars yang dibentuk dan dilatih oleh pelatih asal Austria yang juga mantan asisten pelatih Tim Nasional Indonesia, Wolfgang Pikal. Di klub tersebut, Gavin serta beberapa anak lain diberikan beasiswa oleh Wolfgang yang pada saat itu belum menjadi bagian staff kepelatihan Tim Nasional Indonesia untuk dapat terus bermain dan berlatih di Canggu Club.

Di klub itu, Gavin serta pemain lain berlatih sebanyak empat kali dalam seminggu dan bertanding dalam sebuah kejuaraan mini setiap bulannya dimana ia kerap tampil sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik kejuaraan. Pada usia 12 tahun, Gavin kemudian dilatih oleh Musa Kallon yang menggantikan Wolfgang Pikal yang memutuskan untuk bergabung dengan Tim Nasional Indonesia. Selama empat tahun, ia dilatih oleh saudara kandung mantan pemain Internazionale Milano FC, Mohammed Kallon itu.

Gavin mulai mengikuti kejuaaran di luar negeri setelah terpilih menjadi bagian Tim Nasional U13 yang bertanding di Yamaha Cup. Di Tim Nasional U13, ia menjadi satu - satunya pemain asal Bali yang terpilih dan kemudian mengikuti Training Camp (TC) di Jakarta dan Bogor.

Saat berusia 14 tahun, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang atau sayap kanan itu mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh Lee Hakwins, mantan pemain Southampton FC yang juga menjabat sebagai direktur Asian Soccer Academy di kawasan Asia. Pada kejuaraan itu, Gavin memperoleh dua gelar pemain terbaik secara berturut - turut.

Dengan pencapaiannya tersebut, Lee Hawkins kemudian mengirim Gavin untuk bermain dan berlatih dengan klub Preston North End di Inggris selama satu bulan. Bersama klub itu, ia bermain menghadapi Manchester United di Carrington serta Everton di Finch Farm, markas klub asal kota Liverpool itu. Setelah satu bulan berada di Inggris, ia kemudian kembali ke Indonesia dan bermain untuk Persekaba Badung dan Perseden Denpasar.

Di klub asal Bali itu, ia mendapatkan kontak dengan Ganesha Putra, direktur akademi sepakbola Villa 2000. Setelahnya, sulung dari tiga bersaudara ini kemudian bermain di Garuda Cup serta Manchester United Premier Cup bersama Villa 2000.

Pada usia 15 tahun, Gavin mengikuti seleksi Milan Junior Camp di Bali dimana ia terpilih dalam 18 pemain yang berangkat untuk bertanding mengikuti kejuaraaan di Milan setelah melalui proses seleksi yang diikuti oleh sekitar 900 pemain. Setelah mengikuti beberapa kejuaraan baik nasional ataupun internasional, kualitasnya kemudian mulai dikenal dan dipantau oleh beberapa pelatih yang membuatnya terpilih untuk membela Tim Nasional U16 dan bertanding dalam kualifikasi Piala Asia yang digelar di Thailand.


(Courtesy: Mizaki)
Yang menonjol dari kualitas Gavin adalah tendangan keras serta kecerdasanya dalam menguasai bola sekaligus pergerakan tanpa bolanya. Ia juga merupakan seorang pemain dengan tipikal permainan sepakbola modern yang tidak terlalu lama menguasai bola dan rajin bergerak.


(Courtesy: Mizaki)
Pada awal tahun ini, ia kembali dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional U17 yang turun bertanding di Hongkong International Youth Football Invitation Tournament, sayangnya pada saat itu ia tidak dapat bergabung dikarenakan tengah menghadapi ujian sekolah. Beberapa bulan berikutnya, ia bergabung dengan Timnas U17 yang melakukan ujicoba di Gorontalo dan Malaysia. Di Malaysia, ia menjadi salah satu pemain yang turut membawa Indonesia menumbangkan Tim Nasional Arab Saudi U17 dengan skor 2-1.

Beberapa minggu kemudian, Gavin kemudian memutuskan untuk terbang ke Milan dan bergabung dengan Genova International School of Soccer (GISS) yang bermarkas di Ovada. Bersama GISS, Gavin akan bergabung selama 3 bulan dan mengikuti beberapa trial dengan sejumlah klub yang ada di Eropa.


(Gavin Adsit Bersama Tim GISS)
"Saya akan tinggal disini hingga 15 Desember mendatang, pemain muda yang ada disini mendapatkan kontrak dari seluruh Eropa, GISS akan mengirim pemain untuk mengikuti sejumlah trial dengan beberapa klub yang dipertimbangkan akan cocok dengan gaya bermain kamu serta kewarganegaraan pemain bersangkutan juga menjadi salah satu pertimbangan mereka," jelas Gavin.

"Karena saya tidak memiliki paspor Eropa sehingga saya tidak bisa bermain untuk klub asal Italia, Inggris atau sebagainya, akan tetapi saya dapat bermain di Hungaria, Romania dan negara - negara yang tidak termasuk dalam negara Uni Eropa. Bermain disana selama 12 bulan dan setelah memperoleh visa kerja, saya akan dapat bermain untuk tim manapun di Eropa," lanjutnya.

Di GISS, ia berlatih setiap hari selama dua kali atau terkadang tiga kali dan bertanding dalam sebuah ujicoba setiap minggunya. Salah satu pertandingan ujicoba yang telah ia jalani adalah saat ia bertanding menghadapi Juventus Academy dimana pada pertandingan ujicoba yang digelar di markas klub Juventus itu dimenangkan oleh GISS dengan skor 3-1.


(Gavin Adsit / GISS vs Juventus Academy)
"Pertandingan menghadapi Juventus adalah pengalaman bagus, kami menghadapi tim Juventus yang satu tahun lebih muda daripada kami, akan tetapi hal tersebut adalah tetap sebuah ujian. Pada hari Sabtu, kami akan bermain menghadapi tim Primavera Juventus, itu akan jadi pertandingan yang sulit. Tapi tidak terlalu penting nama atau logo klubnya, terkadang klub asal Serie B jauh lebih kuat dan lebih baik dari klub Serie A," ungkap Gavin.

Di Italia, ia juga menceritakan bagaimana ia dilatih sebagaimana layaknya seorang professional. Berat badan ditimbang setiap minggunya, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang berasal dari luar, dan sebagainya.

Selain cita - citanya untuk dapat bermain secara profesional di Eropa, bermain untuk Tim Nasional Indonesia merupakan salah satu impian yang juga ingin ia raih.

"Itu akan jadi lebih dari sebuah kebanggaan untuk dapat mewakili Indonesia di level senior, secara khususnya saat saya melihat Indonesia memiliki peluang tampil di Piala Dunia nantinya. Saya mencintai Indonesia lebih dari negara manapun. Saya ingin melihat Indonesia tampil di Piala Dunia," pungkasnya.

Highlight Penampilan Gavin Kwan Adsit:


@Jack_L_Howard

Sumber : http://www.indonesiantalent.net

Mudah2an pemain2 ini bisa berkembang dan menjadi Generasi Emas Sepakbola kita bersama pemain2 berbakat yang punya mimpi sama, yaitu mengantarkan Indonesia ke Piala Dunia emoticon-Matabelo
Diubah oleh blackandblue4 28-12-2013 11:29
0
5.6K
25
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.