Jakarta - Bagi para pengunjung Monas yang ingin buang air kecil, toilet portabel berwarna oranye menjadi satu-satunya pilihan untuk menuntaskan hajat. Tulisan "Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012" terpampang jelas di depannya. Tapi ternyata pengguna toilet tetap harus membayar. Loh kok?

Berdasarkan pantauan detikcom, Sabtu (21/12/2013), ada beberapa toilet portabel yang tersedia di Monas. Di antaranya terletak dekat gerbang timur silang Monas dan dekat patung kuda.




Di toilet yang ada di dekat patung kuda, seorang pemuda tanggung tak berseragam duduk menjaga di dekat pintu sambil asik memainkan smartphone Blackberry-nya. Ketika ada pengguna yang keluar dari toilet tanpa membayar, ia dengan setengah memaksa meminta biaya toilet.

"Bayar dulu, 2 ribu," kata pemuda tersebut sambil mengacungkan dua jarinya.

Ketika diminta bukti pembayaran, pemuda itu terlihat bingung lalu menggelengkan kepalanya.

"Nggak ada," jawabnya singkat.

Pemuda berbaju hitam itu lalu menyebutkan bahwa uang tersebut untuk setoran harian.

"Buat disetor ke dinas," katanya tanpa menyebut dinas apa yang dimaksud.

Kondisi toilet tersebut sendiri terkesan seadanya. Kloset duduk di salah satu bilik tidak bisa dibilas secara otomatis. Lantai toilet becek dan bau pesing pun tercium sangat kuat. Tidak ada tisu maupun sabun yang disediakan.

Belasan toilet portabel ini tersebar di semua penjuru Monas. Ironisnya, ketika fasilitas ini sudah dianggarkan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta, mengapa para pengunjung masih diwajibkan untuk membayar lagi?