Di tengah rumor jam tangan pintar dari Apple iWatch dan menjelang rilisnya jam tangan pintar (smart watch) dari Samsung, Galaxy Gear, produsen jam tangan asal Jepang, Casio mengagetkan pasar. Mereka ikut terjun ke pasar smart watch.
CEO Casio Kazuo Kashio menyatakan, sebagai produsen jam tangan yang sudah dikenal lama, mereka siap berkompetisi dengan Motorola, Sony, Pebble Watch dan Samsung. "Mendadak, semua pada bikin jam tangan. Kami siap (menghadapi mereka)," ujar Kashio dalam wawancara di Tokyo, Selasa pekan lalu.
Menurut analis Credit Suisse, Casio jelas terancam dengan terjunnya pemain-pemain baru. Maklum, 85 persen laba perusahaan ini berasal dari penjualan jam tangan. Tahun lalu, dengan pendapatan US$ 3,06 miliar, Casio mengantongi laba US$ 206 juta. Laporan Credit Suisse menyatakan, perangkat wearble akan berkembang pesat, baik jam tangan, sepatu, headphone, gelang dan lainnya. Dalam rentang dua-tiga tahun ke depan, pasar wearble gadget akan berkembang 10 kali lipat jadi US$ 50 miliar.
Pasar smart watch memang menarik. Para produsen perangkat keras kini mulai ikut terjun ke sana. Bahkan, Google diam-diam mengakuisisi produsen smart watch WIMM. Microsoft sempat menggandeng produsen jam tangan Swatch. Mereka memperkenalkan Spot Watch. Jam tangan ini bisa menampilkan berita, cuaca dan harga saham. Sayang, jam tangan ini gagal.
Ide jam tangan pintar sebenarnya bukan ide baru. Pada era 1970-an film mata-mata Inggris James Bond memperkenalkan jam tangan yang dilengkapi scrolling lampu LED, perangkat pelacak, mikrofon, monitor video dan printer kecil untuk mencetak pesan rahasia.
Casio pernah merilis jam tangan digital dilengkapi kamus, sensor tekanan darah, layar sentuh dan kontrol gerakan dengan akhir 1980-an. Sayang penjualannya lesu. Casio akhirnya beralih ke jam tangan olahraga yang dikenal tahan cuaca dan anti pecah, G Shock.
SUMBER